Pemain Muda Indonesia Vs Jepang: Lawan!



Tim Indonesia di ATMC2017/badmintonindonesia.org

Indonesia akhirnya keluar sebagai juara grup B Asia Mixed Team Championships 2017 setelah di pertandingan terakhir fase penyisihan sukses menggulung Malaysia, 3-2. Pertandingan yang berlangsung di ibu kota Vietnam, Kamis (16/2) siang, berlangsung menarik dan ketat seperti prediksi sebelumnya.

Sama-sama mengandalkan pemain pelapis dengan sebagian besar berusia muda, kedua tim berusaha mencuri poin sejak partai pertama. Berbeda dengan Malaysia, Indonesia menurunkan formasi berbeda dengan saat tampil di laga perdana menghadapi Sri Lanka. Sejumlah pemain yang tidak tampil sebelumnya mendapat kesempatan. 

Di tunggal putra giliran Firman Abdul Kholik mengisi tempat Muhammad Bayu Pangisthu. Begitu juga di tunggal putri, Gregoria Mariska diberi kepercayaan menggantikan Hanna Ramadhini.  Ade Yusuf/Wahyu Nayaka tampil di partai pertama ganda putra yang sebelumnya diisi Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi.


Ni Ketut Mahadewi Istarani yang tampil di laga pertama bersama Anggia Shitta Awanda harus memberikan tempatnya kepada Tiara Rosalia Nuraidah. Hanya di partai terakhir nomor ganda campuran tidak mengalami perubahan, tetap mengandalkan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja.

Ade/Wayu membuka kemenangan Indonesia setelah mengalahkan Teo Ee Yi/Ong Yew Sin, 21-11, 17-21 dan 22-20. Pertandingan berdurasi 55 menit ini berlangsung sengit setelah Ade/Wayu mengunci kemenangan di set pertama. Serangan bertubi-tubi dan penempatan bola akurat menjadi senjata andalan pasangan berperingkat 244 dunia itu.

Situasi berbeda terjadi di game kedua. Teo/Ong yang lebih diunggulkan berusaha bangkit dan giliran mendikte Ade/Wahyu hingga pasangan rangking 27 dunia itu berhasil menyamakan kedudukan. Di set penentuan Ade/Wahyu sempat berada dalam tekanan setelah pasangan Negeri Jiran itu berhasil menginjak game poin terlebih dulu.

Dalam kedudukan tertinggal 18-20, Ade/Wahyu berhasil bangkit untuk merebut empat poin secara beruntun hingga memastikan kemenangan. Kemenangan ini menjadi catatan positif bagi pasangan yang sempat berpisah selama setahun terakhir. Rupanya sisa-sisa kekompakan masa lalu masih terlihat meski harus melewati pertandingan yang menegangkan. 
Ade/Wahyu membuka keunggulan Indonesia atas Malaysia/badmintonindonesia.org
“Di game kedua lawan merubah pola permainan. Kami telat mengantisipasi perubahannya. Sejauh ini kami merasa belum puas dengan permainan kami. Satu-satunya yang bikin puas adalah, karena bisa menyumbang poin buat tim,” beber Ade usai laga kepada badmintonindonesia.org.

Kemenangan ini tidak hanya membuka jalan bagi Indonesia, juga menyamakan skor pertemuan menjadi 1-1. Pada pertemuan pertama di Macau Open 2015, Ade/Wahyu menyerah 21-16 19-21 21-10.

Laga tak kalah membuat jantung pentonton berdegup kencang terjadi antara Gregoria menghadapi Lee Ying Ying. Menang mudah di game pertama, Jorji, sapaan akrab Gregoria gagal mempertahankan tren positif di game kedua. Lee berhasil menyamakan kedudukan, meski sebelumnya Jorji sempat menyamakan skor 14-14.

Di game penentuan, remaja kelahiran Wonogiri, 17 tahun lalu itu lebih dulu tertinggal di interval pertama dengan skor 8-11. Berkat keuletan dan kesabaran pemain rangking 86 dunia itu berhasil mengejar ketertinggalan dan balik unggul hingga menutup pertandingan selama 50 menit dengan skor 8-21 21-16 15-21. Hanna berhasil menjawab kepercayaan itu dengan kemenangan seperti yang diukir pada pertemuan pertamanya menghadapi Yi Ying di India International Challenge 2016. Kala itu Jorji mengalahkan Yi yang kini berperingkat 62 dunia dengan skor 11-7 7-11 3-11 11-7 6-11.

Hasil berbeda terjadi di partai ketiga. Firman Abdul Kholik gagal melewati hadangan Chi Wing Lim.  Terlalu terburu-buru dan berhasrat mendapat poin justru menjadi bumerang bagi pemain kelahiran Kota Banjar, Jawa Barat itu. Pemain berusia 19 tahun akhirnya kalah dua game langsung dengan skor 21-19 dan 21-15.

Seusai laga pemain berperingkat 81 menyesali kekalahanya atas Chi yang berada di rangking 172 dunia. “Saya tadi banyak terlambat mengambil keputusan di lapangan. Harusnya saya bisa lebih berani di lapangan.”

Nomor ganda putri berhasil membalikan keadaan untuk memastikan kemenangan Indonesia. Anggia /Tiara memastikan Indonesia juara grup setelah  membekuk Lee Meng Yean/Chow Mei Kuan, straight set 21-19 dan 21-18.
Anggia /Tiara menjadi penentu kemenangan Indonesia atas Malaysia/badmintonindonesia.org
Tiara sendiri pernah menghadapi pasangan Malaysia tersebut. Hanya saja saat itu wanita berusia 23 tahun ini berpasangan dengan Rizki Andini. Bisa jadi pengalaman pertemuan ini membuat ofisial tim Indonesia sengaja menurunkannya berpasangan dengan Anggia. 

“Sementara sekarang, dengan Anggi juga bukan pasangan tetap. Jadi sempat tegang dan takut-takut di lapangan. Untungnya kami bisa menang,” aku Tiara usai laga.

Edi/Gloria gagal menutup laga pamungkas dengan hasil positif. Pasangan berperingkat 61 dunia menyerah di tangan Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai yang berperingkat 48 dunia. Edi/Gloria kalah dalam laga berdurasi 36 menit itu dengan skor 21-16 21-16.

Lawan!

Indonesia yang lolos sebagai juara grup masih harus diundi untuk mendapatkan lawan di delapan besar. Dua tim teratas dari setiap grup yang lolos sama-sama akan diundi. Para juara grup akan ditempatkan pada posisi undian 1,3,6 dan 8. Sementara runner up dari setiap grup akan diundi untuk bertemu juara grup. 

Indonesia dipastikan tidak akan bertemu kembali dengan Malaysia. Pasalnya berlaku ketentuan juara dan runner up dari grup yang sama tidak akan dipertemukan lagi. 

Tiongkok berstatus juara grup A. Di partai terakhir Negeri Tirai Bambu itu melumat Taiwan dengan skor telak 5-0. Meski demikian Taiwan tetap menyisihkan Hong Kong untuk mendampingi Tiongkok ke babak hidup-mati.

Dua tiket grup D menjadi milik Korea Selatan dan India. Pada pertandingan penentuan juara grup, Negeri Ginseng Korea mengalahkan India 4-1, dengan kejutan terjadi di partai ketiga saat tunggal nomor empat dunia Son Wan Ho menyerah dua game langsung dari pemain India berperingkat 23 dunia, H.S Prannoy.
Diluar dugaan Thailand tampil perkasa menaklukkan tim kuat Jepang di perebutan juara grup C.  Jepang hanya mampu mendulang poin di nomor ganda putra dan putri, sementara tiga nomor lainnya dimenangkan para pemain muda Negeri Gajah Putih.

Dari hasil undian setelah menyelesaikan seluruh pertandingan penyisihan, Indonesia akhirnya dipertemukan dengan Jepang.  Unggulan teratas, Tiongkok berjumpa Malaysia. Thailand akan berebut tiket semi final dengan India, sementara unggulan kedua Korea Selatan ditantang Taiwan. 
Hasil undian babak perempatfinal/@INABadminton
Perjuangan para pemain Indonesia tentu berat di delapan besar. Jepang bukan lawan mudah. Dari komposisi pemain harus diakui Jepang jauh lebih baik. Laga ini ibarat pertarungan Daud vs Goliath. Negeri Matahari Terbit  datang ke Vietnam dengan amunisi terbaik. Ada ganda putra nomor tiga dunia Takeshi Kamura/ Keigo Sonoda, ganda  putri nomor satu dunia Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, dan tunggal putri nomor enam dunia, Akane Yamaguchi.

Indonesia bisa mencuri angka dari nomor tunggal putra dan ganda campuran. Di tunggal putra Jepang mengandalkan pemain 22 tahun Kenta Nishimoto sementara pasangan rangking 23 duna Yuta Watanabe/Arisa Higashino di nomor ganda campuran. 

Di nomor ganda putra, bila menurunkan Angga Pratama/Ricky Karanda diharapkan bisa menyaingi Takeshi/Keigo yang terkenal ulet dan rapat dalam bertahan.  Pada pertemuan terakhir di turnamen penutup tahun Super Series Finals, Angga /Ricky kalah, semoga laga ini menjadi momen balas dendam.  Sementara itu di sektor putri benar-benar butuh perjuangan ekstra dari para pemain muda kita. 

Publik Indonesia paham dengan situasi ini, seperti halnya ofisial berpikir keras untuk menyiapkan strategi perang terbaik. Mengiringii langkah para pemain muda, selain doa, juga harapan. Meminjam kata penyair almarhum Wiji Thukul, tiada kata lain, selain lawan!

N.B
Kompas TV akan menyiarkan secara langsung pertandingan perempat final, Jumat (17/2) mulai pukul 13.00 WIB.
Hasil pertandingan dan klasemen akhir grup A:
 
Screenshot dari toournamentsoftware


 Tulisan ini pertama kali tertbit di Kompasiana, 17 Februari 2017.

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing

Menulis Terus Sampai Jauh...