Posts

Showing posts from October, 2018

Sudah Berapa Pohon yang Kau Tanam dan Pelihara, Kawan?

Image
Foto Agung Han Sudah berapa pohon yang kita tanam dan pelihara? Masing-masing orang tentu punya pengalaman beragam dengan pepohonan. Ada yang gemar menanam dan rajin memelihara. Ada juga yang bertolak berlakang, Mereka sama sekali tak pernah berurusan dengan pepohonan dengan beragam alasan. Saya beruntung pernah memiliki pengalaman sangat intens dengan pepohonan. Saat masih kuliah strata satu saya sempat berkenalan dengan seorang aktivis lingkungan. Namanya Baba Akong, sapaan manis untuk Victor Emanuel Rayon. Sosok yang satu ini sudah tak asing lagi di dunia lingkungan, terutama mangrove. Ia merupakan salah satu sosok penting di balik keberadaan hutan mangrove seluas puluhan hektar di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Ketekunan dan kedekatan Baba Akong selama lebih dari 20 tahun telah mengubah wajah pesisir pantai di daerah tesebut. Juga secara langsung maupun tidak langsung memberikan pengaruh kepada banyak orang. Kini di daera

Sedang Mencari Rumah dan Mobil Impian? Kunjungi “Drive Home Expo 2018”!

Image
Ilustrasi dari www.bernas.id Tidak dapat dipungkiri tingkat kebutuhan terhadap rumah dan mobil semakin meningkat. Tidak pernah ada kata cukup dalam grafik permintaan terhadap dua barang tersebut. Tentu, populasi penduduk yang terus bertambah dari waktu ke waktu menjadi salah satu sebab. Di sisi lain, keinginan manusia yang kadang tak bisa dikendalikan termasuk untuk mendapat hunian yang lebih baik dan kendaraan idaman. Hal yang disebutkan kedua tentu lebih terkait preferensi pribadi. Tidak ada yang berhak melarang apalagi mencegah seseorang untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sah-sah saja memenuhi keinginan, alih-alih kebutuhan, selama memiliki sumber daya pendukung. Karena hal ini lebih bersifat personal, tidak ada alasan bagi saya untuk membicarakannya lebih lanjut. Nah, bagaimana bila anda benar-benar sedang membutuhkan rumah atau mobil untuk menunjang aktivitas? Saya termasuk salah satu yang berada di kelompok tersebut. Terus terang, tidak mudah untuk mendapat ru

Tentang Sapi dan Kotorannya di Kaki Merapi

Image
Sapi-sapi yang dikelola  Koperasi Sapi Merapi Sejahtera (SAMESTA)/ Danone Saya sudah beberapa kali ke Yogyakarta. Namun Solo dan Klaten adalah pengecualian. Karena itu kunjungan lapangan para peserta Danone Blogger Academy bagi saya tak ubahnya bonus jalan-jalan gratis. Setelah tiga hari penuh berkutat di ruang tertutup dengan seabrek informasi, saatnya ke-20 peserta beranjangsana ke lapangan. Kesempatan indah itu terjadi pada 12 hingga 14 Oktober 2018 lalu. Kami mendapat kesempatan melihat dari dekat sejumlah unit usaha grup Danone berikut kegiatan CSR yang telah dan sedang dikembangkan. Patut diakui jadwal kegiatan tiga hari itu cukup padat. Tak heran kami harus berkejaran dengan waktu agar tak ada bagian yang terlewat. Meski demikian semangat para peserta tak juga padam. Dini hari tanggal 12 Oktober kami sudah berkumpul di Bandara Soekarno Hatta. Kami memburu penerbangan pukul 06.50 menuju Yogyakarta. Itulah awal petualang kami. Di hari pertama kami mensambangi Pab

Arbain Rambey: Menolong Tidak Harus dengan Tangan

Image
Arbain Rambey Jujur saya tak pandai soal fotografi. Begitu juga urusan video. Tak heran ketika bergabung dengan teman-teman yang sudah terbiasa dengan dua hal itu, saya merasa sedikit kikuk. Bila dua hal itu dikompetisikan, sudah pasti saya akan menyerah sebelum bertarung. Beruntung tidak ada kompetisi di sana. Kami saling belajar dan berbagi meski sebenarnya ada banyak perbedaan. Dari 20 orang kami bisa dibedakan dalam banyak kategori. Tua dan muda; pria dan wanita; berambut keriting dan lurus; bersuku Sunda, Jawa, hingga Flores. Dan masih banyak anasir dikotomis lainnya. Aneka perbedaan itu ternyata hanya simbol dan membeku dalam identitas. Semua itu melebur, nyaris tanpa sekat. Kami sama-sama berguru pada yang lebih mahir dan berpengalaman. Ibarat gelas kosong, kepada kami ditumpahkan hal-hal baru. Kami pun dengan semangat dan senang hati membuka pikiran untuk diisi dengan wawasan baru. Itulah kesan saya terhadap aktivitas selama tiga hari di kelas yang berna

Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2018, Solusi Pengetahuan Satu Atap yang Layak Diburu

Image
Dari Kiri ke Kanan: Setiaji, Onno W.Purbo, Lena Setiawati dan Cyrillus Harinowo. PT Bank Centra Asia Tbk tidak hanya menunjukkan diri sebagai salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Ruang gerak perusahaan yang berdiri pada 21 Februari 1957 itu semakin meluas, tidak semata-mata berkutat pada urusan finansial. Buktinya, perusahaan yang didirikan oleh Sudono Salim ini juga menaruh perhatian pada ilmu pengetahuan dan inovasi. Kehadiran Indonesia Knowledge Forum (IKF) menandai keberpihakan BCA pada dunia pengetahuan. Event akbar ini sudah berusia tujuh tahun. Artinya, tahun ini BCA kembali menyelenggarakan kegiatan serupa untuk edisi ketujuh. Mengambil tema berbeda, IKF VII tahun ini bersumbu pada tajuk “Fostering Innovation and Creating Value through Digital Transformation.” Persiapan demi persiapan pun telah dilakukan menuju dua hari penyelenggaraan sejak Selasa, 9 Oktober hingga Rabu, 10 Oktober 2018 nanti. Kegiatan selama dua hari ini akan mengambil tempat di Ri