Posts

Showing posts from November, 2016

Membicarakan Rosberg, Teringat (Lagi) Rio Haryanto

Image
Rio Haryanto/Kompas.com Musim Formula 1 (F1) 2016 resmi berakhir pasca seri pamungkas di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (27/11) lalu. Drama persaingan antara duo Mercedes, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg pun mereda. Meski finis di posisi pertama, di atas podium Hamilton dengan besar hati memeluk dan memberi salam kepada kompatriotnya yang akhirnya keluar sebagai juara dunia. Sepanjang musim ini Hamilton dan Rosberg bersaing ketat, seakan seri balapan hanya diikuti dua pebalap saja. Sejak seri pertama di Sirkuit Melbourne, Australia  pada pertengahan Maret keduanya hanya kehilangan satu seri. Dari 20 seri, Hamilton 12 kali merebut pole dan 10 kali naik podium utama. Sementara Rosberg meraih sembilan kemenangan dan delapan kali mengawali balapan dari posisi terdepan. Jarak lima angka yang memisahkan Rosberg dari Hamilton yang mengemas total 380 poin, menunjukkan bahwa persaingan begitu ketat. Meski takdir berkata lain, dalam hati kecil tentu Hamilto

Alarm Owi/Butet dari Podium Juara Hong Kong Open 2016

Image
Owi/Butet-kanan dan Praveen/Debby di podium juara Hong Kong Open 2016/badmintonindonesia.org Sebelumnya tidak ada yang menyangka Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir akan seperti ini. Sempat diterpa isu pensiun, dan tergerus euforia medali emas Olimpiade Rio 2016, pasangan yang karib disapa Owi/Butet itu malah melesat di dua turnamen terakhir. Keduanya seperti terlahir kembali dengan membawa pulang dua gelar juara dalam dua pekan. Pekan lalu naik podium utama di China Open Super Series Premier, giliran mahkota ganda campuran Hong Kong Open mereka rengkuh, Minggu (27/11) kemarin. Menariknya gelar tersebut diperoleh setelah terlibat perang saudara dengan juniornya Praveen Jordan/Debby Susanto. Alih-alih menyajikan pertarungan yang dramatis, melelahkan dan menguras banyak tenaga, Owi/Butet tampil apik baik secara individu maupun pasangan sehingga membuat Praveen/Debby yang lebih diunggulkan tak bisa berbuat banyak. Sebelum laga ini Praveen/Debby diprediksi bakal menyulit

Ahsan/Rian Antiklimaks, Praveen/Debby dan Owi/Butet “Saling Bunuh” di Final

Image
Tontowi dan Liliyana/Badmintonindonesia.org Indonesia sejatinya memiliki tiga wakil dengan dua peluang gelar juara di Hong Kong Open Super Series 2016. Sayang peluang terakhir dari nomor ganda putra gagal diperoleh di partai terakhir babak semi final, Sabtu (26/11) malam WIB lantaran Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro tampil antiklimaks saat menghadapi Mathias Boe/Carsten Mogensen dari Denmark. Berbeda dengan Ahsan/Rian, dua pasang ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto sukses melewati rintangan di babak semi final untuk saling sikut di laga pamungkas. Satu gelar, sekaligus satu-satunya, sudah pasti diboyong ke tanah air. Berbanding terbalik dengan penampilan di babak perempatfinal, Ahsan/Rian yang baru ditandemkan di dua turnamen terakhir tampil jauh dari harapan dan tidak seperti saat menumbangkan unggulan pertama dari Malaysia, Goh V Shem/Tan Wee Kiong, 21-11, 17-21 dan 21-17. Saat menghadapi Goh/Tan, Ahsan/Rian bisa bertahan

Ahsan/Rian Makin Padu dan Peluang Gelar di Hong Kong Open 2016

Image
Ahsan/Rian/badmintonindonesia.org Judul di atas tampak tidak terlalu berlebihan. Menginjakkan kaki di babak semi final Hong Kong Open Super Series 2016 adalah pencapaian gemilang untuk ukuran pasangan baru. Meski secara invidual sudah cukup teruji, sungguh tidak mudah “meleburkan” dua orang yang berbeda untuk seiring sejalan dalam satu tarikan perjuangan. Apalagi bila dua pribadi itu memiliki riwayat prestasi berbeda dan usia yang sedikit berjarak. Hong Kong Open adalah batu ujian kedua bagi Mohammad Ahsan dan Rian Agung Saputro setelah debut pertama mereka di Denmark Open Super Series Premier pekan lalu. Setelah “bercerai” dari Hendra Setiawan usai Kore Open Super Series pada awal Oktober lalu, Ahsan dianggap masih memiliki masa depan. Pria 29 tahun itu akhirnya diikhtiarkan untuk mendampingi dan memacu Rian yang tiga tahun lebih muda sama seperti yang dilakukan Hendra Setiawan kepadanya. Setelah gagal di percobaan pertama, hasil berbeda ditorehkan di turnamen mereka yan

Teka-teki Klimaks Formula One 2016

Image
Hamilton (kiri) vs Rosberg/BBC.com Apa yang dikatakan Lewis Hamilton di podium utama Grand Prix Brasil pertengahan November lalu? Separuh menahan nafas, pebalap Mercedes itu berujar, “Tidak terlalu buruk, ya?” Tanpa perlu pengetahuan dan wawasan khusus membaca ekpresi seseorang, patah kata dari  pebalap asal Inggris itu tak lebih dari pernyataan retoris untuk menghibur diri. Betapa tidak. Kemenangan fenomenal di Sao Paulo itu belum cukup mengamankan posisinya sebagai kandidat utama juara dunia musim ini. Balapan dalam suasana alam yang ekstrem karena lintasan yang basah dengan jarak pandang yang tak maksimal, Hamilton benar-benar menunjukkan tajinya. Bahkan sejak sesi kualifikasi driver 31 tahun itu selalu menjadi yang terdepan. Namun GP Brasil itu adalah satu anak tangga sebelum puncak balapan di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (27/11) besok. Meski meraih poin sempurna di Brasil, Hamilton masih berjarak 12 poin dari rekan setim, Nico Rosberg y

Kevin/Marcus Menatap Dunia, Asal...

Image
Marcus/Kevin/badmintonindonesia.org Tidak ada pasangan ganda putra Indonesia yang paling sukses sepanjang tahun ini selain Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Pasangan muda ini sudah merengkuh empat gelar. Satu gelar Grand Prix Gold di Malaysia Masters, dua gelar super series masing-masing di India dan Australia, plus satu gelar super series premier yang baru saja direngkuh di China Open pada Minggu, 20 November lalu. Hasil tersebut pun mendaulatkan mereka sebagai ganda putra Indonesia terbaik saat ini yang akan berada di rangking empat dunia dalam hitungan hari ke depan. Setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan “bercerai” dan kini masing-masing mencari jalan sendiri-sendiri, pasangan nomor tujuh dunia itu diprediksi akan mengambil peran yang ditinggalkan Hendra/Ahsan. Mencuatnya Kevin/Marcus sedikit mengejutkan. Lantaran sebelum keduanya mencuri perhatian, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi lebih dulu disebut sebagai penerus estafet Hendra/Ahsan. Namun ekpekt

Leicester City, Tajam ke Atas Tapi Ompong ke Bawah

Image
Euforia dan gol Leicester ke gawang Brugge/Dailymail.co.uk Hari ini, tepat delapan tahun silam, lesatan Andy King  di Scunthorpe's Glanford Park memastikan kemenangan  Leicester 2-1 atas Scunthorpe United di pentas Ligue One. Itulah bagian permulaan dari kisah dongen kawanan Rubah yang seperti tak kan terulang lagi. Namun hari ini roda waktu seperti berputar kembali, menghadirkan cerita keajaiban dalam versi berbeda. Di hadapan pendukung sendiri di King Power Stadium, The Foxes menorehkan sejarah baru yakni memastikan tiket knock out Liga Champions usai menggasak wakil Belgia, Club Brugge. Keunggulan tipis 2-1 sudah lebih dari cukup membuat wajah Claudio Ranieri cerah ceria dan hati para pendukung riang gembira. Mengemas total 13 poin hasil empat kemenangan dan satu hasil seri membuat perolehan poin Leicester tak bisa dikejar apalagi disalip oleh FC Porto (8 poin) dan FC Kobenhavn (6) yang masing-masing berada di tempat kedua dan ketiga dengan satu laga tersisa. Suda

Membangun Cerita Bersama dari Lantai 22

Image
Para pembicara dari kiri ke kanan, Andreas Aditya S (Penggagas Komunitas Nebengers.com), Gandhy Inderayana Sastratenaya (Digital & Online Communication Marketing Head Danamon), Iskandar Zulkarnaen, Assistant Manager Kompasiana dan moderator Liviana Cherlisa/@Danamon Tempora mutantur et nos mutamur in illis (Waktu berubah dan kita pun berubah seiring dengannya)  *** Hari masih pagi. Mentari yang biasa langsung menyergap tak lama setelah ditinggal malam, masih enggan menyapa. Malas bertandang seperti arus manusia yang ingin menuntaskan dendam setelah lima hari bergulat sejak subuh. Jakarta pagi itu, di hari pertama bulan Oktober, tampak lengang. Tak susah melaju di jalanan yang biasanya ramai kendaraan, apalagi menggunakan kendaraan roda dua. Dari arah Palmerah menuju Kuningan hanya butuh waktu separuh jam. Tiba di tujuan pun lebih cepat dari perkiraan. “Selamat pagi Pak, saya mau ke acara nangkring Kompasiana bareng Bank Danamon,”saya mantap menyapa petugas kea

Salut! Kevin/Marcus dan Owi/Butet Berjaya di Tiongkok

Image
Kevin/Marcus dan trofi China Open SSP 2016/badmintonindonesia.org Kabar baik bagi dunia bulu tangkis tanah air datang dari Fuzhou, Tiongkok. Dua wakil Indonesia sukses merebut gelar China Open Super Series Premier 2016, Minggu (20/11). Ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sekaligus meruntuhkan tembok besar Tiongkok. Ditempatkan sebagai unggulan ketujuh, Kevin/Marcus sukses menumbangkan unggulan empat dari Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen, Denmark dengan straight set 21-18 dan 22-20.  Penampilan jawara India Open Super Series 2016 dan Australia Open Super Series 2016 benar-benar mencapai klimaks setelah tanda-tanda tersebut terlihat jelas di babak semifinal dengan mengalahkan unggulan pertama sekaligus andalan tuan rumah Chai Biao/Hong Wei 16-21, 26-24, 21-19. Kevin/Marcus mengawali pertandingan dengan baik. Keduanya langsung mencuri dua poin pertama, lantas terus menjaga jarak dalam