Posts

Showing posts from September, 2014

FROM YOUR VALENTINE

Kehidupan manusia dewasa ini tanpa terasa telah kian bergerak menuju tepian humanisme. Perbedaan mendasar antara inti humanisme dan pergeseran perihidup yang kerap ditampilkan nyata dalam fenomena kehilangan rasa solidaritas,  tergerusnya sikap altruistik dari dalam bahtera kedirian, perhatian yang kian berkurang terhadap penderitaan dan kesengsaraan sesama, melemahnya ikatan kekeluargaan yang membangun sebuah tatanan kehidupan yang penuh dengan rasa kasih , apatisme terhadap  lingkungan hidup  serta tendensi yang kuat ke arah pembentukan orientasi kehidupan yang mekanistis. Pemandangan khaos tersebut  nampak secara kasat mata dalam rupa kekerasan antar sesama manusia, pemberangusan dan pengganyangan ata harga diri dan hak hidup serta pembentukan karakter yang bermental instant dan berdaya juang lemah ( easy going ). Singkatnya menjamurnya praktik-praktik  hidup  yang destruktif semisal pembunuhan, KKN, pemerkosaan, pembalakan hutan dan perusakan ekosistem hidup dan sebagainya. Keny

Marginalisasi Perempuan (Catatan pinggir Sinetron Indonesia)

Oleh Yohanes Efraim Moore Meto* TUBUH dan bagian-bagiannya merupakan bagian dari peradaban manusia dan sering kali diperdebatkan dari aspek filosofis, moral, politik dan religius keagamaan.  Dalam wacana kontemporer, tubuh manusia sering menjadi wacana popular, baik sebagai reperesentasi peradaban manusia (budaya), ataupun sebagai inspirator politik demi meningkatkan komoditas ekonomi. Hal ini nampak dalam produk-produk kecantikan, kebugaran, dan klinik-klinik kesehatan. Bagaimana reperesentase tubuh perempuan dalam sinetron? Prinsip dasar sinetron sebagai sistem dasar yang merayu pemirsa (penonton) adalah simulasi atas realitas manusia yang telah, sedang dan akan terjadi dalam setting historis kehidupan manusia. Dengan demikian, sinetron ditampilkan secara amat menarik, bersahaja, selaras zaman, dan ’merangsang’ minat. Menelusuri hal ini, maka tidak heran bila  ’rekam ulang’ historisitas peradaban manusia dalam sinetron tampak wajah-wajah cantik dan ganteng yang digunakan

Mitos-mitos Tentang Matematika dan Filosofi Vallentino Rossi

Oleh: Kamilus Seran *                           What if I had never tried it ? (Apa yang terjadi kalau saya dulu tidak pernah mencobanya?). Rossi menulis dengan tajam mengenai pengalamannya di dunia balap motor. Rossi memaparkan dengan jelas soal kepindahannya dari tim juara Honda ke tim Yamaha tiga tahun lalu. Hal ini menjadi alasan utama bagi Rossi untuk menyatakan bahwa dia sudah mengubah mitos di dunia balap motor.             Ketika pada tahun 2003 Rossi memutuskan untuk pindah dari tim Honda ke tim Yamaha, hampir semua yag berkecimpung di dunia balap motor tercengang. Perpindahan itu boleh dibilang tidak mengikuti pemikiran logis.             Pada awalnya Rossi tidak betul-betul serius berpikir untuk pindah ke Yamaha. Alasannya karena dalam dua tahun (2002-2003) balap MotoGP, Honda betul-betul mendominasi dan mereka yang berkecimpung di Honda (baik bos perusahaan maupun tim mekanik) beranggapan bahwa kemenangan di setiap balapan sudah menjadi sebuah keharusan, b

Arogansi Rasionalitas Ekonomis dan Krisis Spiritualitas

Oleh Luis Aman* Konfrensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di Nusa Dua, Bali, 3-14 Desember 2007 lalu tentu sangat relevan dengan wajah NTT tahun-tahun terakhir. Aneka bencana tak henti mendera kita dalam selang waktu yang tak terpaut jauh. Mulai dari longsor besar di Manggarai awal maret 2007 yang mengorbankan banyak nyawa dan melenyapkan kampung halaman. Kemudian banjir di kota Kupang. Kekeringan dan rawan pangan yang terjadi di mana-mana, yang diikuti berbagai kasus gizi kurang, gizi buruk dan busung lapar ( marasmus kwarsiorkor ) yang mengerikan, yang membunuh masa depan banyak anak NTT. Lalu angin puting beliung yang ‘merata-tanahkan’ rumah-rumah para petani sederhana di TTU, kabupaten Kupang dan Ngada. Begitu pula badai yang menenggelamkan kapal motor layar Surya Jaya di perairan Flores, amukan ombak di Pantai Nangamese (Ende) yang merenggut jiwa dua pemuda dan di Oetune (Soe) yang menelan nyawa dua gadis belia. Berikut gelombang laut yang menghempas habis rumah-ruma

Menjawab Gugatan Para Misionaris (Catatan pada Peringatan St. Yosef Freinademetz - 29 Januari)

oleh Luis Aman*             Dorongan religius untuk melayani orang-orang kecil dan mengangkat kemanusiaan mereka ke taraf yang layak adalah apa yang menjadi pegangan seorang Yosef Freinademetz dalam seluruh perjalanan hidupnya. Menjadikan kemanusiaan orang-orang kecil itu sebagai sesuatu yang ditampakkan ke tengah konteks perendahan martabat kemanusiaan adalah jiwa seluruh karya Sang misionaris sulung Serikat Sabda Allah ( Societas Verbi Divini /SVD) ini. Menggugat kemapanan peradaban yang senantiasa meniscayakan penjubelan kaum-kaum terpinggirkan adalah nada dasar simponi segala karya perutusannya di tengah masyarakat Cina akhir abad XIX hingga awal abad XX. Yosef lahir di Oies/Abtey (Tyrol selatan), sebuah kampung terpencil di pedalaman pegunungan Alpen, dalam wilayah kekaisaran Austria-Hungaria (sekarang masuk wilayah Italia) pada 18 April 1852. Ia anak petani sederhana. Ditabiskan menjadi imam praja pada Agustus 1875. Pada tanggal 27 Agustus 1878, ia masuk Seminari misi

ENAK DIBACA DAN PERLU (Mempertimbangkan Urgensitas Jurnalisme Sastra)

Oleh: Silvester Ule             Hari pers kita peringati setiap tanggal 9 Februari. Dalam rentang panjang perjalanan sejarahnya, pers telah memainkan beragam peran dan menghadirkan beragam makna. Sejak manusia memakai tulisan pada tahun 350 SM di wilayah Sumeria (5 abad kemudian di Mesir dan India, dan 15 abad kemudian di China), dunia tulisan sebagai pemberi dan pemelihara informasi telah berkembang dengan cepat, dengan berbagai varian dan perannya. Pers (dalam bentuk majalah dan surat kabar) adalah varian perkembangan tulisan yang memiliki makna dan kekuatannya sendiri dalam mempengaruhi berbagai aspek kemanusiaan. Adapun gagasan pelayanan publik tertanam secara mendalam dalam ajaran dan praktek jurnalistik. Demikian pula gagasan bahwa pers merupakan salah satu sarana hiburan. Selain itu kesadaran bahwa pers juga merupakan sarana transformasi sosial, dan sebagai sebentuk kekuatan tanpa pemerintahan (governance without government ), semacam kekuatan keempat dalam trias politica

G-30-S, ORDE BARU DAN KEWASPADAAN SEJARAH

Oleh: Silvester Ule             Tanggal 30 September bermakna ganda bagi bangsa Indoensia. Di satu sisi, ia bisa dihayati secara biasa dan banal, seperti hari-hari lainnya dalam perjalanan waktu di tahun ini (sebagai tanggal 30 September 2007), dan di sisi lain ia bisa dihayati secara khusus, sebagai kenangan akan sebentuk sejarah yang pernah dikeramatkan Orde Baru (sebagai tanggal 30 September 1965). Di antara keduanya terbentang jarak waktu yang jauh, dan terkandung segudang ceritera yang berbeda. Pada masa Orde Baru, tanggal ini diperingati sebagai hari pemberontakan G-30-S/PKI dna peringatan kematian para pahlawan revolusi. Orde Baru memperingatinya sebagai hari gerakan pemberontakan berupa pembunuhan para Jenderal yang dituduh didalangi PKI, pada tanggal 30 September 1965 . Tanggal 30 September 1965 sekaligus merupakan cikal bakal lahirnya Orde Baru dan hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober. Dapat dikatakan bahwa sejarah panjang Orde Baru dimulai pada tanggal 30