Posts

Showing posts from January, 2018

Anthony Ginting, Harapan Baru Tunggal Putra Indonesia

Image
Anthony Ginting juara #IndonesiaMasters 2018/@INABadminton Setelah menanti cukup lama, bulu tangkis Indonesia akhirnya mulai mendapat harapan baru dari nomor tunggal putra. Anthony Sinisuka Ginting, pemain berusia 21 tahun mulai matang dan membuktikan sebagai tumpuan baru di sektor ini. Pemain kelahiran Cimahi ini baru saja meraih gelar pertama di tahun ini dengan menjuarai Indonesia Masters Super 500. Kemenangan di turnamen selevel super series ini diperoleh dengan melewati rintangan para pemain senior dan berpengalaman. Menyingkirkan juara Olimpiade 2016 asal China di babak perempat final, berlanjut dengan menghentikan pemain nomor tujuh dunia dari Taiwan, Chou Tien Chen. Anthony akhirnya mencapai klimaks di hadapan para pendukung Indonesia yang memadati Istora, Senayan, Jakarta dengan kemenangan atas Kazumasa Sakai. Berpostur lebih pendek, Anthony mampu mengeluarkan senjata mematikan yakni netting yang akurat dan smash tajam. Pemain yang berulangtahun saban 20 Oktob

Menanti Klimaks 4 Jagoan Indonesia di Final Indonesia Masters 2018

Image
Pintu masuk menuju Istora/dokpri Sejak pertama kali dihelat pada 2010 di Samarinda, Indonesia tidak pernah kehilangan muka di tanah air sendiri dalam ajang Indonesia Masters. Sebagai tuan rumah Indonesia minimal meraih satu gelar. Pada edisi terakhir dua tahun silam, lantaran tahun lalu batal digelar, Indonesia mampu meraih dua gelar masing-masing dari ganda putra oleh Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya serta ganda campuran Ronald Alexander dan Melati Daeva Oktavianti. Tahun ini tuan rumah berpeluang meraih lebih banyak gelar setelah mengirim empat wakil ke partai final. Pencapaian ini patut diapresiasi. Bukan karena faktor tuan rumah yang membuat para pemain Indonesia lebih diuntungkan melainkan semata-mata karena perjuangan dan kualitas permainan yang ditunjukkan. Berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya, tahun ini tingkat persaingan semakin tinggi mengingat semua pemain terbaik dunia turut serta. Meningkatnya level Indonesia Masters menjadi Super 500 atau menjanjikan poin s

Mengapa Harus Tonton Indonesia Masters 2018?

Image
Wajah baru Istora Senayan, Jakarta setelah direnovasi/foto PBSI Selama sepekan sejak Selasa, 23 Januari hingga Minggu, 28 Januari 2018 pencinta bulu tangkis tanah air disuguhkan tontonan menarik bertajuk Daihatsu Indonesia Masters 2018. Bukan hanya karena event ini berlangsung di tanah air yang membuat kita merasa perlu menyaksikannya. Melainkan ada banyak alasan yang membuat kesempatan ini sayang bila dilewatkan. Berdasarkan format baru yang dirilis BWF tahun lalu, level turnamen ini naik dari Grand Prix Gold menjadi Super 500 atau level 2 grade 4. Dengan kata lain setingkat “super series” bila masih menggunakan penamaan sebelumnya. Dengan demikian para pemain top yang sebelumnya menahan diri di beberapa kejuaraan di awal tahun, hampir pasti turun gunung.  Para pemain terbaik Indonesia sudah pasti ambil bagian.  Ganda terbaik sekaligus nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon, berikut pasangan ganda campuran peraih emas Olimpiade Rio de Jane

Gelar Juara Fajar Alfian dan Rian Ardianto di Tengah Anomali Malaysia Masters 2018

Image
Fajar dan Rian raih gelar Malaysia Masters 2018/@Antoagustian Ada yang berbeda, bila tidak ingin disebut aneh, pada Malaysia Masters 2018. Event yang tahun ini naik level menjadi BWF World Tour Super 500 (SS) itu baru saja berakhir di Axiata Arena di Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Minggu (21/01/2018) sore WIB. Indonesia yang dalam dua tahun terakhir tidak pernah pulang dengan tangan hampa terus menjaga tren positit tersebut. Tahun lalu, Berry Angriawan dan Hardianto menyelamatkan wajah Indonesia setelah merebut gelar ganda putra. Di partai final, Berry dan Hardi menumbangkan Goh Sze Fei/Nur Izzudin 21-19, 21-12. Indonesia, Thailand, India dan Hong Kong berbagi gelar dengan tuan rumah. Tahun ini giliran wakil semata wayang Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto. Pasangan muda itu mampu mengimbangi pasangan senior tuan rumah Goh V Shem dan Tan Wee Kiong. Kematangan pasangan peraih perak Olimpiade Rio 2016 itu mampu dijinakkan dengan aresivitas pasangan muda Indonesia.

Allianz Sweat Challenge, Tantangan Hidup Sehat di Allianz Ecopark Ancol

Image
Dok: Allianz Sweat Challenge “Kesehatan selalu tampak berharga setelah kita kehilangannya.” – Jonathan Swift Kata-kata bijak di atas sekiranya tidak sulit dicerna. Tidak ada yang lebih berharga selain kesehatan. Namun kesehatan, entah sadar atau tidak, kadang disepelehkan. Tak heran saat kita kehilangan kesehatan, barulah pada saat itu kita merasa betapa sangat berharga. Banyak cara mudah dan sederhana untuk menjaga kesehatan. Selain makan dan istirahat secara teratur, olahraga pun menjadi faktor penting. Terkait hal yang disebutkan terakhir itu, menurut sejumlah penelitian, tidak hanya membuat tubuh bebas dari berbagai penyakit, tetapi juga mampu menurunkan risiko terserang berbagai penyakit berbahaya seperti osteoporosis dan jantung. Olahraga tidak harus mewah dan mahal. Banyak jenis olahraga yang bisa dilakukan dengan mudah. Bahkan tanpa dipungut biaya sepeser pun. Bagi anda penyuka yoga, Body Weight Training, dan Zumba bisa memanfaatkan acara Allianz Sweat Chall

Tommy Sugiarto Sumbang Gelar Pertama Bagi Indonesia di 2018

Image
Tommy Sugiarto/@antoagustian Tommy Sugiarto membuka perolehan gelar bagi Indonesia di tahun 2018. Pebulutangkis 29 tahun itu meraih gelar tunggal putra di turnamen Thailand Masters yang baru saja berakhir di Nimibutr Stadium, Bangkok, Minggu (14/1/2018). Hasil ini sekaligus mengulangi pencapaian tahun lalu. Saat itu putra mantan pemain bulu tangkis Indonesia era 1980-an, Icuk Sugiarto menang dua game langsung atas wakil tuan rumah Kantaphon Wangcharoen, 21-17, 21-11. Tahun ini pria yang berulang tahun saban 31 Mei itu ditantang pemain muda Malaysia, Leong Jun Hao. Tommy menunjukkan kelasnya. Akurasi dan bobot pukulan peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 2014 itu belum mampu ditandingi pemain 18 tahun itu. Tommy ditempatkan sebagai unggulan kedua butuh 43 menit untuk meraih kemenangan straight set 21-16 dan 21-15. Tommy membuktikan bahwa sepak terjangnya di dunia bulu tangkis belum berakhir. Tak lagi bermarkas di pelatnas, tidak menjadi alasan bagi peraih emas SEA Games

Mengapa Susy Susanti Menunjuk Minarti Timur?

Image
Minarti Timur dan para pemain tunggal putri Indonesia/juara.net Penantian selama setahun untuk pos pelatih utama tunggal putri utama PBSI terjawab sudah. Bukan pelatih asing sebagaimana prediksi yang sempat mengemuka, melainkan mantan pemain spesialis ganda campuran era 1990-an hingga 2000-an. Minarti Timur. Di jagad kepelatihan PBSI, wanita yang karib disapa Meme ini bukan orang baru, meski juga bukan sosok legendaris seperti Herry IP di ganda putra. Saat Susy Susanti mengambil tempat Rexy Mainaky sebagai Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Meme pun diajak serta. Tidak seperti sektor lain, Susy membiarkan posisi kepala pelatih tunggal putri lowong. Meme mengambil tempat sebagai asisten pelatih. Tanpa pelatih kepala praktis wanita kelahiran Surabaya itu mengambil semua peran yang sebelumnya dimainkan oleh Bambang Supriyanto. Ia dibantu oleh Jeffer Rosobin dan Herli Djaenudin yang ditempatkan di jenjang pratama. Selama setahun Meme menanggung beban d