Posts

Showing posts from April, 2016

Greysia/Nitya Kandas, Owi/Butet Tantang Musuh Bebuyutan di Final BAC 2016

Image
Owi/Butet (badmintonindonesia.org) Indonesia akhirnya hanya menyisahkan satu wakil di partai final Badminton Asia Championships 2016. Dua wakil yang tampil di Wuhan Sports Center Gymnasium, Sabtu (30/04), hanya ganda campuran Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir yang meraih kemenangan. Jejak positif ganda campuran itu gagal diikuti ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Tontowi/Liliyana lolos ke partai puncak setelah mengandaskan wakil Korea Selatan Shin Baek Cheol/Chae Yoo Jung dua game langsung 21-16 dan 21-13. Menghadapi pasangan yang baru pertama kali bertemu di lapangan, andalah Merah Putih itu tampil sangat percaya diri. Selain berstatus unggulan, performa Owi/Butet sedang membaik setelah sebelumnya terjerembab. Tak heran keduanya hanya membutuhkan 35 menit untuk menuntaskan pasangan non unggulan itu.  “Di game pertama kami tetap fokus dengan permainan kami, sambil tetap mencari ya, karena ini pertama kalinya ketemu mereka di lapangan,” ungkap Liliyana

Tommy Gagal Move On, Indonesia Sisahkan 2 Wakil di Semifinal

Image
Owi/Butet (badmintonindonesia.org) Dua dari empat wakil Indonesia gugur di babak perempat final Badminton Asia Championships 2016. Tampil di Wuhan Sports Center Gymnasium, Jumat (29/04/16), tunggal putra Tommy Sugiarto dan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon tak bisa berbuat banyak. Tommy belum bisa move on dari unggulan teratas, Chen Long.  Jagoan Tiongkok itu masih terlalu tangguh bagi Tommy. Kekalahan ini menambah panjang rekor kekalahan Tommy dalam 10 pertemuan dengan Chen Long.  Tommy baru sekali menang yakni di Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013. Menghadapi Chen Long, Tommy sempat unggul di awal-awal pertnadingan. Tommy unggul 3-0 dan 4-2 di set pertama, serta 4-0 dan 6-2 di game kedua. Namun keunggulan tersebut hanya sesaat. Tommy gagal mempertahankan konsistensi. Setelah tampil selama 50 menit, Tommy menyerah kalah.  “Saya berusaha untuk tampil yang terbaik. Tapi dia lebih siap untuk pertandingan kali ini. saya sudah coba m

GP Rusia, Rio Haryanto dan Harapan Tak Kunjung Padam

Image
Foto Rio Haryanto Jason Reed/Reuters “ Dimanapun saya bertanding, Merah Putih selalu di hati. Balapan adalah salah satu cara saya untuk mengabdi kepada negara ,” (Instagram Rio Haryanto) Terhitung mulai hari ini, Jumat (29/4) pebalap asal Indonesia, Rio Haryanto akan memulai kiprahnya di seri keempat Formula One (F1) musim ini. Pebalap Manor Racing itu akan mengaspal di  Sirkuit Sochi Autodrom, Rusia sejak sesi latihan bebas pertama hingga sesi balapan Minggu (01/05) nanti. Pertanyaan publik Indonesia tetap sama. Apakah Rio akan meraih hasil baik? Tentu, pertanyaan ini akan terus menggelayut di benak publik Tanah Air sepanjang satu-satunya pebalap Asia itu berkiprah di ajang jet darat itu. Lebih lagi, saat ini Rio masih berbenturan dengan dua kendala mendasar yang saling terkait satu sama lain. Di satu sisi, prestasi Rio masih jauh dari memuaskan. Di sisi lain, tunggakan sebesar 7 juta Euro masih menjadi Pekerjaan Rumah berat yang harus segera diselesaikan. Ke

Hendra Ahsan dan Praveen/Debby Keok, Indonesia Sisahkan 4 Wakil di Perempat Final

Image
Hendra/Ahsan (badmintonindonesia.org) Kekalahan ganda putra andalan, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan serta juara ganda campuran All England 2016, Praveen Jordan/Debby Susanto melengkapi rentetan hasil buruk Indonesia di babak dua Badminton Asia Championships 2016 . Dari 12 wakil, Merah Putih akhirnya hanya mengutus empat wakil ke babak delapan besar. Setiap sektor, kecuali tunggal putri, masing-masing mengutus satu wakil. Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari menjadi satu-satunya wakil ganda putri. Walau demikian pasangan nomor dua dunia itu harus melewatkan pertarungan sengit menghadapi wakil Malaysia  Melawan Vivian Ka Mun Hoo/Wei Woon Khe . Bermain selama 78 menit , Greysia/Nitya baru bisa menutup kemenangan dengan skor 18-21, 22-20 dan 21-11 . Greysia/Nitya sempat kehilangan game pertama. Namun mereka berhasil bangkit di dua set berikutnya. “Kami nggak bisa memungkiri, kondisi kebugaran cukup terkuras karena beberapa pertandingan beruntun untuk mengejar po

Lonceng Kematian Asian Games Terdengar di Jakarta?

Image
Salah satu sisi Stadion GBK/Gambar Kompas.com Pertanyaan seperti judul di atas terdengar menyakitkan. Memang. Seperti itulah yang kita rasakan bila mendengarnya pertama kali pada 1962 silam. Saat itu, harian Singapura, Strait Times menurunkan tulisan dengan judul serupa ( Kompas, 19 April 2016). Namun, bukan dalam nada sanksi, tapi afirmatif. Bukan bertanya, melainkan memastikan. Tanpa tanda tanya di judul. Memang saat itu, tak hanya Singapura,  negara-negara di kawasan Asia lainnya begitu pesimis saat Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Asian Games 1962. Bersaing dengan Pakistan dan Taiwan, Indonesia dianggap terlalu berani. Bukan tanpa alasan Singapura dan negara-negara anggota Federasi Asian Games (AGF) ragu. Tak hanya ekonomi yang terpuruk, sumber daya pun setali tiga uang. Belum lagi fasilitas dan sarana prasarana yang nihil untuk menggelar multievent tingkat Asia itu. Namun, keraguan tersebut, justru berubah jadi semangat dan ambisi di mata Soekarno. S

Tunggal Putri Tak Tersisa, 12 Wakil Indonesia Bertempur di Putaran Dua

Image
Ilustrasi dari Badmintonindonesia.org Sektor tunggal putri masih memiliki pekerjaan berat untuk memperbaiki penampilan. Serangkaian hasil buruk sebelumnya kembali berlanjut di gelaran Badminton Asia Championships 2016. Dari 12 wakil di babak kedua, tak satu pun dari sektor tunggal putri. Tampil di Wuhan Sports Center Gymnasium, Tiongkok itu para srikandi Merah Putih belum mampu menandingi lawan-lawannya. Firiani, Linda Wenifanetri, Maria Febe Kusumastuti dan Hana Ramadini kompak angkat kaki di ronde awal. Pemain muda Fitriani menyerah di tangan jagoan India Saina Nehwal. Fitri kalah 16-21 dan 17-21. Kekalahan ini patut dimaklumi mengingat jarak rangking dunia yang sangat jauh. Sania berada di posisi delapan, sementara Fitriani di urutan 49 dunia. Walau demikian pertandingan menghadai Saina menjadi pengalaman berarti untuk terus mengasah diri. Fitri pun mengaku puas dengan hasil tersebut. Selain harus merangkak dari babak kualifikasi, dalam pertandingan itu, pebulutan

Tentang Kabin Menyusui di Stasiun (Jakarta Kota)

Image
Ilustrasi Kabin Menyusui/Foto Dokpri Patut diakui, saya merupakan pelanggan baru Commuter Line atau KRL Jabodetabek. Sejak setahun terakhir, KRL menjadi teman setia sekaligus tumpuan harapan bertransportasi dari dan ke tempat kerja. Sejak pertama kali berkenalan dengan ular besi itu, saban hari, kecuali hari libur, KRL selalu jadi andalan. Perjalanan yang selalu dilalui yakni dari Stasiun Sudimara (mengambil jalur Tanah Abang-Serpong/Parung Panjang/Maja), selanjutnya memilih alternatif (tergantung waktu) antara jalur Tanah Abang menuju Manggarai atau Tanah Abang-Kampung Bandan, untuk mengakhiri perjalanan di Stasiun Jakarta Kota. Di titik-titik persinggahan atau transit itu pemandangan hampir tak pernah berubah. Tak ada perubahan berarti, selain arus penumpang yang makin meningkat dan pola pengguna yang semakin beragam untuk memanfaatkan berbagai sarana yang ada. Namun, dalam semangat memberikan layananan yang semakin baik kepada pelanggan setia, PT KAI Commuter Ja

Ganda Campuran Indonesia Utuh ke Babak II, Siap Digempur Korea

Image
Praveen/Debby (badmintonindonesia.org) Sektor ganda campuran mengirimkan para wakilnya secara lengkap ke babak kedua Kejuaraan Badminton Asia 2016. Tampil di Wuhan Sports Center Gymnasium, Tiongkok empat wakil ganda campuran berhasil melewati hadangan lawan-lawannya.  Langkah sangat mudah dibuka oleh andalan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Pasangan yang karib disapa Owi/Butet ini megantongi tiket babak kedua tanpa mengeluarkan keringat setelah mendapat bye,seperti unggulan teratas Zhang Nan/Zhao Yunlei.  Namun, lawan berah menghadang Owi/Butet di babak kedua. Pasangan Tiongkok  Xu Chen/Ma Jin akan menguji kesiapan Owi/Butet setelah menang mudah atas wakil Kazakstan, Artur Niyazov/Veronika Sorokina. Head to headkedua pasangan masih digenggam Xu/Ma.  Owi/Butet baru menang 8 kali dari 18 pertemuan. Namun keduanya mendapat modal bagus dari kemenangan di dua pertemuan terakhir masing-masing di Kejuaraan Badminton Asia 2015 dan Prancis Open 2014.  “Babak pertama kami da

Seberapa Penting Kejuaraan Badminton Asia 2016?

Image
Suasana jelang Kejuaraan Badminton Asia 2016 (@BadmintonUpdates) Seberapa penting Kejuaraan Badminton Asia atau Badminton Asia Championships 2016 bagi Indonesia dan tiap-tiap Negara? Bila pertanyaan itu dilontarkan kepada pihak PBSI, maka jawabannya mengarah pada Olimpiade Rio de Janeiro yang akan dihelat pada bulan Agustus mendatang. Ya, Kejuaraan Asia ini menjadi pertandingan terakhir yang menentukan lolos tidaknya pebulutangkis ke event akbar empat tahunan itu.  Sejak dimulai pada 1 Mei 2015, sepanjang setahun penuh, para atlet berjuang untuk mengumpulkan poin sebanyak mungkin agar bisa mengantongi tiket menuju Olimpiade Rio. Para pebulutangkis dari lima benua dan di lima sektor akan memperebutkan jatah 164 tiket melalui kualifikasi hingga turnamen pamungkas sebelum perhitungan poin ditutup pada 1 Mei 2016. Selanjutnya, ditambah dua jatah tuan rumah (1 putra dan 1 putri) plus 6 pemain, masing-masing tiga putra dan tiga putri, undangan Tripartite Commission (pemain terbaik da

Suara Mengalahkan Sejarah, Akankah itu Terjadi di Etihad Stadium?

Image
Joe Hart, kiper Man City (Dailymail.co.uk) Manchester City dan Real Madrid, dua tim dengan sejarah berbeda akan saling beradu di kesempatan pertama babak semifinal Liga Champions, Rabu (27/4) dini hari WIB. Ini menjadi kali pertama City tampil di empat besar setelah tersandung di 16 besar dua musim lalu dan keok di fase grup dua musim sebelum itu. Di titik berseberangan, Madrid akan tampil ke-27 kali di liga elit Eropa itu. Misi Los Blancos musim ini tak hanya mencatatkan rekor positif usai 26 penampilan yang berakhir imbang antara kemenangan  dan kekalahan. Klub yang bermarkas di ibu kota Spanyol itu pun ingin mengokohkan dominasi sebagai raja Eropa dan klub yang paling banyak mengoleksi ‘Si Kuping Besar’. Sejauh ini, sudah ada 10 gelar Liga Champions di lemari El Real, terpaut tiga gelar dari AC Milan. Tak ayal setelah La Decima (10 gelar) itu,  Madrid mengincar undecima atau gelar ke-11 untuk memantapkan diri sebagai klub paling sukses di benua biru. Pertanyaan,

Menara Gading di Kota Paris Itu

Image
PSG usai mempertahankan Coupe de La Ligue (gambar dari DailyMail.co.uk) Paris Saint-Germain (PSG) dan menara Eiffel kini hampir identik. Sama-sama berada di ruang ibu kota Prancis, PSG menjadi klub yang sangat digdaya, dan tak tertandingi lagi di Ligue 1 dan jagad sepak bola setempat. Demikian pun Eiffel. Menara setinggi 300 meter itu sudah melegenda sejak pertama kali dibangun pada 28 Januari 1887. Hasil ciptaan Gustave Eiffel dan Stephen Sauvestre itu telah menenggelamkan seribu satu pesona Paris yang sejatinya bisa dibanggakan.  Bangunan tinggi kokoh di Champ de Mars, di tepian Sungai Seine itu seakan merampok kecantikan Paris di sana sini. Sejak Qatar Investment Authority menguasai 70 persen saham PSG pada akhir Mei 2011, PSG perlahan tapi pasti bangkit dari keterpurukan. Kerugian masa sebelumnya sebesar 19 juta euro, plus utang sekitar 20 juta Euro diselesaikan segera.   Dana belasan juta Euro itu seakan tak berarti dibandingkan kucuran fulus yang mengalir sea