Posts

Showing posts from April, 2017

Cura Minimorum

Image
Ilustrasi dari harianbernas.com Itu adalah patah kata bahasa Latin yang berarti perhatikan hal-hal kecil. Ini salah satu peninggalan pelajaran bahasa kuno itu yang pernah saya pelajari saat duduk di bangku sekolah menengah. Sayang saat itu saya kurang intens dan tekun mendalaminya. Padahal manfaatnya sangat besar. Hampir semua bahasa internasional berakar pada Latin. Sebagai ganti penyesalan yang biasanya selalu datang terlambat ini, ungkapan yang tertinggal itu saya abdikan sebagai salah satu prinsip hidup. Memperhatikan hal-hal kecil. Jangan menyepelehkan hal-hal remeh temah. Mulailah dari hal-hal sederhana. Kira-kira demikian pesan moralnya. Kita biasa bermimpi akan hal-hal besar. Bercita-cita setinggi langit. Tidak jadi soal. Toh setiap orang berhak bermimpi. Malah ada ada anggapan bahwa kita harus berani bermimpi. Tuhan pasti akan memeluk mimpi itu. Tetapi setiap mimpi besar pun harus dimulai dengan langkah pertama, diawali dari hal-hal sederhana, bukan? Tahun

Kita “Masih” Satu Meski Kini Kau Telah Menjadi Timor Leste

Image
Ilustrasi dari Antara.com Indonesia dan Timor Leste sampai kapanpun tak bisa dipisahkan. Keduanya memang telah menjadi negara berdaulat. Timor Leste diakui secara internasional sebagai negara berdaulat sejak 20 Mei 2002. Tetapi sejak 1979 menjadi bagian dari Indonesia dan pernah menyandang status administratif sebagai provinsi ke-27.  Saat masih bersama Indonesia nama yang dipakai adalah Timor Timur (Lorosae). Nama ini untuk membedakan secara geografis dengan Timor Barat (Loromonu) yang beberapa bagiannya masih terafiliasi dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga kini meski di antara kedua wilayah itu terbentang demarkasi yang di antarai petugas imigrasi, ikatan kultural masih saja terjaga.  Hubungan kawin mawin, dan silaturahmi sosial budaya yang telah terbangun sejak bertahun-tahun lalu masih bertahan dalam berbagai cara. Salah satu bentuknya seperti yang pernah saya alami dan bertahan hingga kini. Saya dibentuk dan dibesarkan dalam sebuah lembaga f

Gagal di China, Bukti Indonesia Belum “Move On” dari Marcus/Kevin

Image
Praveen Jordan/Debby Susanto/badmintonindonesia.org Bagaimana Anda menilai penampilan para pemain Indonesia di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia atau Badminton Asia Championships 2017? Tidak ada satu pun wakil Merah Putih di babak semi final yang dipertandingkan hari ini di Wuhan Sports Center Gymnasium, China. Bahkan sejak babak perempat final, Indonesia hanya mampu mengirim satu wakil. Praveen Jordan dan Debby Susanto adalah harapan semata wayang kita. Tetapi pasangan ganda campuran ini gagal memenuhi harapan. Suka tidak suka, turnamen ini adalah kaca pengilon, tempat kita berkaca diri untuk melihat seperti apa rupa bulu tangkis kita saat ini. Absennya dua pasangan andalan, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (ganda putra) dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran), sejatinya menjadi kesempatan mengukur sejauh mana para pemain pelapis menunjukkan diri. Dengan kata lain, sejauh mana kekuatan mereka bersaing dengan para jagoan dari negara lain. Ternyata

Konyol Tapi Ngangenin

Image
Ilustrasi dari www.nyorett.com Pernyataan bahwa masa sekolah adalah masa paling indah tidak sepenuhnya keliru. Banyak peristiwa masa lalu yang membuat kita tersenyum sendiri saat membayangkannya sekarang. Bahkan terkadang hasrat untuk kembali ke masa-masa itu membuncah. Kelucuan dan keluguan serta berbagai tingkah konyol menjadi menu yang kerap tersaji saat berada di sekolah. Menggoda dan menjahati teman-teman yang dianggap “lemah”. Merasa sebagai superhero yang serba bisa dihadapan lawan jenis. Hingga ketakutan tak berdasar kepada guru sekolah.  Hal-hal seperti itu berani dilakukan saat ada dalam gerombol. Memang sifat peer group saat-saat seperti itu sungguh tak terbantahkan. Kelompok tidak hanya menjadi tempat berlindung, sekaligus ruang mendapat pengakuan. Ketika dihadapan pada tantangan sifat dan karakter asli akan muncul. Saat sendiri akan ketahuan seperti apa mental dan keberanian seseorang. Seperti itu pula yang saya alami saat itu. Namun hal-hal seperti

Merawat Kendaraan Kunci Keselamatan Berkendara

Image
Foto dari Mobil123.com Peristiwa kecelakaan lalu lintas hampir selalu terjadi. Salah satu peristiwa tragis berlalu lintas baru saja terjadi di Jalan Raya Puncak, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Bogor, Jawa Barat, 22 April lalu. Tabrakan beruntun bermula dari bus pariwisata menyeruduk tujuh kendaraan roda empat dan lima sepeda motor. Selain kendaraan ringsek, dan korban luka-luka, kecelakaan maut itu pun memakan korban jiwa. Ketika dicari sebab tabrakan, disinyalir bus pariwisata itu mengalami rem blong. Dalam situasi seperti ini sang sopir tentu tidak bisa berbuat apa-apa. Kecelakaan berantai pun tak terlelakkan. Selain rasa simpati dan belasungkawa bagi para korban dan keluarganya, muncul   sederet pertanyaan. Mengapa sampai terjadi rem blong? Apakah itu “takdir” atau kelalaian manusia? Andai saja kondisi kendaraan dipastikan sebelum dipakai, bisa saja peristiwa tersebut tak terjadi. Perawatan kendaraan kadang disepelehkan. Alasannya beragam. Bisa saja lala