Sejarah Indonesia vs Vietnam yang Luput Diliput
Penyerang
Vietnam, Nguyen Van Toan coba diadang bek Indonesia, M Abduh Lestaluhu (kanan)
di Stadion My Dinh, Hanoi, Selasa (8/11/2016) malam/gambar dan keterangan
gambar Juara.Net
Tren positif timnas Indonesia akhirnya terhenti. Tak terkalahkan
dalam tiga laga uji coba setelah dibesut kembali oleh Alfred Riedl, skuat
Garuda pun menelan pil pahit saat beruji coba di kandaang Vietnam, Selasa
(8/11/2016) malam WIB. Kalah 3-2 di My
Dinh National Stadium, Hanoi.
Demikianpun sejarah baru pertemuan kedua tim mengemuka. Pertama
kali dalam 10 pertemuan, sejak semi final SEA Games 1999, Indonesia kembali
bertekuk lutut di hadapan Vietnam.
Sayang sejarah yang diukir kedua tim itu tak bisa disaksikan
secara leluasa oleh masyarakat Indonesia. Bagi masyarakat yang mengalami
keterbatasan akses internet sudah dipastikan absen menyaksikan laga yang
dimulai Pukul 19:00 WIB itu. Tak ada satu pun TV Nasional yang rela menghadirkannya
untuk masyarakat.
Beberapa hari sebelumnya, sebagai pemegang hak siar timnas
Indonesia, RCTI sudah mengutarakan keberatannya untuk menyiarkan pertandingan
tersebut. Dari kaca mata bisnis penyiaran tayangan tersebut kurang menjual
dibanding Sinetron Anak Jalanan dan Tukang Bubur Naik Haji, meski dalih yang
dipakai adalah tak bisa menepikan jadwal
tayang sejumlah program yang telah diplot sejak lama, terlebih pada prime time
(tayangan unggulan).
Satu-satunya cara agar laga ini tak ketinggalan ialah
menggunakan layanan video streaming. Meski menyesalkan hal tersebut, apalagi
ada sejarah baru yang terukir, sebagai penonton yang tak berdaya tayangan
melalui video streming itu sudah lebih dari cukup.
erlepas dari catatan buruk yang kembali tergores setelah
bertahan selama 17 tahun itu, Boaz Solossa cs sebenarnya tampil baik. Terbukti
tekanan yang diberikan tuan rumah tak melunturkan semangat Merah Putih untuk
balik menekan. Skema serangan balik cepat benar-benar merepotkan tuan rumah.
Beberapa kali percobaan, hasil baik itu akhirnya datang juga
di menit ke-33. Memanfaatkan bola muntah sepakan keras pemain naturalisasi Stefano
Lilipaly, Bochi, sapaan manis Boaz dengan tenang memperdaya Tran Nguyen Manh.
Vietnam yang kecolongan dengan gol tersebut lantas bangkit. Intensitas
serangan meningkat. Pergerakan para pemain, terutama dari akselerasi dari sisi
sayap benar-benar berbahaya. Luong Xuan Truong nyaris menyamakan kedudukan
andai saja sepakannya tak mengenai tiang gawang.
Lebih dari 10 menit kemudian, tepatnya menit 45, kapten The
Golden Stars, Le Cong Vinh berhasil mencetak gol. Sundulannya tak mampu
dihadang Kurnia Meiga.
Gol menjelang turun minum itu menunjukkan sisi lemah Merah
Putih dalam bertahan. Antisipasi terhadap pergerakan cepat para pemain Vietnam
kurang terlaksana dengan baik.
Seperti babak pertama, Indonesia kembali memimpin di menit
52. Handball salah satu pemain tuan
rumah berbuah hadiah penalti. Sebagai algojo, Irfan Bachdim sukses menjalankan
tugasnya. Pemain keturunan Belanda berusia 2 tahun itu kembali menunjukkan kualitasnya
secara khusus kepada Vietnam yang juga pernah merasakan sengatannya saat laga
uji coba di Stadion Maguwoharjo, Sleman 9 Oktober silam yang berakhir kaca mata
2-2.
Irfan
Bachdim bersama Boas dan Andik Vermansyah merayakan gol Irfan saat kedua tim
beruji coba pada 9 Oktober lalu/INDOSPORT.com
Laga kian menarik. Kedua tim sama-sama saling menekan. Boaz
kembali mendapat peluang berbahaya. Untung saja sepakan kaki kirinya masih bisa
ditepis Tran Nguyen Manh. Menit 71, tuan
rumah kembali membuat skor identik setelah Nguyen Cong Phuong sukses memperdaya
Kurnia Meiga.
Gol cantik ini lahir berkat kecerdikan dan skill para pemain
depan Vietnam. Sebaliknya terlihat kelengahan barisan pertahanan Indonesia
dalam menutup pergerakan lawan. Gol ketiga Vietnam yang dicetak Nguyen Van Toan
tujuh menit sebelum waktu normal usai mempertegas PR besar yang harus
diselesaikan Yanto Basna, Beny Wahyudi dan rekan-rekan di lini belakang.
Selain itu dari evaluasi Riedl usai laga, konsistensi
menjaga stamina pun masih harus ditempa. Vietnam memberikan tekanan berarti di
15 menit terakhir. Dan di sana terlihat betapa keteteran para pemain kita
meladeni serangan dan tekanan lawan.
Sejumlah poin penting itu menjadi masukan berarti bagi Riedl
dan anak asuhnya yang tengah memasuki masa-masa akhir sebelum terjun di putaran
final Piala AFF 2016 pada 19 dan 20 November mendatang di Myanmar dan Filipina.
Pemusatan latihan terakhir menjadi momentum untuk membenahi sejumlah kelemahan
itu.
“Di TC (Traning Camp)
seminggu terakhir kita harus mengubah sedikit kelemahan kita. Semoga cukup
waktu tersebut. Yang pasti di pertandingan ini, kedua tim menampilkan kualitas
yang lebih baik dibanding waktu di Yogya,” papar Riedl.
Semoga Merah Putih makin mantap!
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana 9/11/2016.
Comments
Post a Comment