Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati menjemput final pertama mereka di level senior: dok PBSI |
Dua dari lima wakil Indonesia di perempat final Hylo Open 2022 harus menerima pil pahit. Jonatan Christie dan Rinov Rivaldi/Pitha Haningtyas Mentari terhenti.
Rinov/Pitha yang menjadi unggulan ketujuh harus mengakui keunggulan pasangan Denmark Mathias Thyrri/Amalie Magelund 21-19, 13-21, 21-17 dalam tempo 57 menit.
Jojo tak berukit saat menghadapi Kidambi Srikanth. Jojo kalah straight games 13-21, 19-21.
Tiga wakil yang akan bertarung memperebutkan tiket final turnamen BWF World Tour Super 300 itu adalah Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.
Ginting ke semifinal usai mengalahkan Loh Kean Yew di Saarlandhalle Saarbrücken, Jerman. Kemenangan dua gim 21-13 dan 21-14 adalah yang kedua bagi Ginting dalam dua pertemuan terakhir kontra juara dunia 2021 itu. “Back to back” kemenangan yang mendekatkan Ginting dengan gelar juara.
Ginting akan menghadapi Kidambi Srikanth, pemain senior India yang menggagalkan skenario pertemuan Ginting versus Jojo.
Sementara itu, Jorji seperti tanpa hambatan saat menaklukkan pemain muda India, Malvika Bansod, dengan skor 21-17, 21-10.
Selanjutnya, pemain kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah itu akan berhadapan dengan sesama pemain non unggulan dari China, Han Yue. Ranking dunia keduanya tidak terpaut jauh. Skor “head to head” pun imbang. Keduanya saling berbagi kemenangan dalam dua pertemuan terakhir.
Bagi Jorji, lolos ke semifinal ini menandai periode terbaik dalam kariernya di level senior. Ia terakhir kali merasakan semifinal beberapa tahun lalu. Tahun ini saja, ia sudah dua kali menembus empat besar. Semoga kali ini Jorji bisa mengayunkan raketnya lebih jauh lagi.
Hasil positif juga ditorehkan Rehan/Lisa. Untuk kedua kalinya secara beruntun ke semifinal setelah pekan sebelumnya di French Open World Tour Super 750.
Rehan/Lisa tampil makin padu. Permainan mereka kian berkembang. Menghadapi pasangan Denmark Mathias Christiansen/Alexandra Bøje di perempat final, keduanya menang dua gim langsung, 21-12, 21-18.
Ujian lebih berat menanti pasangan muda Indonesia ini. Unggulan dua dari Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue menanti.
Meski ranking dunia Thom/Delphine jauh lebih tinggi, namun Rehan/Lisa punya modal bagus dalam sejarah pertemuan mereka. Dalam dua pertemuan sebelumnya, kemenangan selalu menjadi milik Rehan/Lisa.
Apakah Rehan/Lisa sanggup mempertahankan tren bagus itu? Atau keduanya kembali merasakan kekecewaan seperti pekan sebelumnya?
Berikut jadwal wakil Indonesia di semifinal Hylo Open 2022, Sabtu (5/11/2022) malam WIB:
Lapangan 1
Anthony Sinisuka Ginting (5) vs. Kidambi Srikanth (India)
Lapangan 2
Han Yue (China) vs. Gregoria Mariska Tunjung
Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati vs. Thom Gicquel/Delphine Delrue (Prancis/2)
Popular posts from this blog
Tommy Sugiarto (badmintonindonesia.org) Awal tahun yang bagus. Demikian kesan yang bisa diberikan terhadap penampilan para pebulutangkis kita di ajang super series tahun ini. Betapa tidak, di tiga turnamen kelas super series dan super series premier yang dihelat sejauh ini, Indonesia tak pernah kehilangan muka. Selalu saja ada wakil yang membawa pulang gelar juara ke Tanah Air. Torehan ciamik dibuka oleh Praveen Jordan/Debby Susanto. Ganda campuran masa depan Indonesia itu sukses menjadi juara All England Super Series Premier 2016. Prestasi yang ditorehkan pasangan nomor delapan dunia itu sekaligus menjaga nama besar Merah Putih di ajang tertua di dunia. Tak lama kemudian, giliran ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon . Tak diunggulkan, mereka sukses menggondol trofi India Open Super Series 2016. Itulah gelar super series pertama bagi keduanya. Menandai titik balik performa setelah terpuruk belakangan ini, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses me
Menulis membuat saya bisa melihat dari dekat orang nomor satu di negeri ini “Menulislah terus jangan berhenti, suarakan hati nuranimu. Kemudian setelah itu biarlah tulisan itu membela dirinya sendiri, biarlah tulisanmu itu mengikuti takdirnya.” (Buya Hamka) Saya baru mengenal petikan masyur di atas belakangan, jauh bertahun-tahun setelah saya bergumul dengan dunia tulis-menulis. Ketika itu saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tidak ada maksud atau tujuan khusus saat itu. Yang ada hanya satu: menulis dan terus menulis. Bisa jadi perkenalan saya dengan dunia menulis berjalan beriringan dengan ketertarikan saya pada dunia literasi umumnya. Perkenalan saya dengan dunia menulis karena aktivitas membaca yang saya geluti pada waktu bersamaan. Membaca dan menulis menjadi satu paket. Ibaratnya, dua sisi berbeda untuk menandai sebuah koin yang sama. Itu semua tidak timbul serta-merta. Paket itu muncul, kemudian tumb
Foto dari KAYA.ID Situasi politik di tanah air sedang panas. Titik didih semakin meningkat dan diprediksi akan menjadi-jadi mendekati hari H pemilihan langsung presiden dan wakil presiden Indonesia yang tak lebih dari tiga bulan lagi. Nah, ketika politik membuat kawan bisa menjadi lawan karena kepentingan menjadi segala-galanya, dengan cara apa kita bisa bersatu? Tanpa berpikir panjang kita bisa menyebut olahraga. Tengok saja ketika tim kesayangan kita bertanding atau kala atlet kebanggaan negara bertarung. Kita kompak memberi dukungan. Saat kemenangan diraih kita serempak bersuka ria. Sebaliknya, sedih dan tangis akan melitani bersama saat kemenangan gagal diraih. Selain olahraga-yang juga memiliki sisi destruktif dalam anarki dan huru-hara, musik adalah medium lain yang membuat kita bersekutu. Tidak ada dikotomi antara kawan dan lawan, kita dan mereka, lokal dan asing, kulit putih dan hitam, rambut kriting dan lurus, tua dan muda ketika berada di hadapan kesenian. Semu
sangat mudah dipahami kalilamediainfo
ReplyDelete