Anthony Ginting: dok PBSI |
Indonesia meloloskan lima wakil ke babak perempat final Hylo Open dari delapan wakil yang bertarung di babak 16 besar yang berakhir Jumat, 4 November 2022 dini hari WIB di Saarlandhalle, Saarbrucken, Jerman.
Tidak ada wakil ganda putra yang bertahan. Harapan Indonesia kini berada di sektor tunggal putra, tunggal putri, dan ganda campuran. Sektor tunggal putra dan ganda campuran masing-masing menyisahkan dua wakil.
Jonathan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting berpeluang saling jegal bila mampu melewati hadangan di babak delapan besar.
Jojo yang dibabak sebelumnya menyingkirkan Chico Aura Dwi Wardoyo lewat pertarungan sengit dua gim, akan menghadapi Kidambi Srikanth. Sementara Ginting bersua Loh Kean Yew, unggulan empat dari Singapura yang menghentikan langkah Shesar Hiren Rhustavito. Pemenang di dua laga ini akan saling berhadapan di babak semifinal.
Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumuwati akan menghadapi pasangan Denmark. Rinov/Pitha yang diunggulkan di tempat ketujuh bersua Mathias Thyrri/Amalie Magelund. Sedangkan Rehan/Lisa menantang unggulan lima Mathias Christensen/Alexandra Boje.
Rehan/Lisa pekan sebelumnya berhasil menembus babak semifinal turnamen BWF World Tour Super 750 di Paris, Prancis yakni French Open. Ini menjadi kesempatan bagi pasangan muda itu untuk meraih gelar pertama mereka, di tengah penampilan mereka yang kian solid dan menjanjikan.
Jadwal Hylo Open 2022, Jumat (4/11/2022) dimulai Pukul 18.00 WIB:
Tunggal Putra
Anthony Sinisuka Ginting (5) vs Loh Kean Yew (Singapura/4) - Lapangan 2, partai keenam.
Jonatan Christie (6) vs Kidambi Srikanth (India) - Lapangan 1, partai ketujuh.
Tunggal Putri
Gregoria Mariska Tunjung vs Malvika Bansod (India) - Lapangan 3, partai kelima.
Ganda Campuran
Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (7) vs Mathias Thyrri/Amalie Magelund (Denmark) - Lapangan 1, partai keenam.
Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumuwati vs Mathias Christensen/Alexandra Boje (Denmark/5) - Lapangan 2, partai ketujuh.
Popular posts from this blog
Tommy Sugiarto (badmintonindonesia.org) Awal tahun yang bagus. Demikian kesan yang bisa diberikan terhadap penampilan para pebulutangkis kita di ajang super series tahun ini. Betapa tidak, di tiga turnamen kelas super series dan super series premier yang dihelat sejauh ini, Indonesia tak pernah kehilangan muka. Selalu saja ada wakil yang membawa pulang gelar juara ke Tanah Air. Torehan ciamik dibuka oleh Praveen Jordan/Debby Susanto. Ganda campuran masa depan Indonesia itu sukses menjadi juara All England Super Series Premier 2016. Prestasi yang ditorehkan pasangan nomor delapan dunia itu sekaligus menjaga nama besar Merah Putih di ajang tertua di dunia. Tak lama kemudian, giliran ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon . Tak diunggulkan, mereka sukses menggondol trofi India Open Super Series 2016. Itulah gelar super series pertama bagi keduanya. Menandai titik balik performa setelah terpuruk belakangan ini, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses me
Menulis membuat saya bisa melihat dari dekat orang nomor satu di negeri ini “Menulislah terus jangan berhenti, suarakan hati nuranimu. Kemudian setelah itu biarlah tulisan itu membela dirinya sendiri, biarlah tulisanmu itu mengikuti takdirnya.” (Buya Hamka) Saya baru mengenal petikan masyur di atas belakangan, jauh bertahun-tahun setelah saya bergumul dengan dunia tulis-menulis. Ketika itu saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tidak ada maksud atau tujuan khusus saat itu. Yang ada hanya satu: menulis dan terus menulis. Bisa jadi perkenalan saya dengan dunia menulis berjalan beriringan dengan ketertarikan saya pada dunia literasi umumnya. Perkenalan saya dengan dunia menulis karena aktivitas membaca yang saya geluti pada waktu bersamaan. Membaca dan menulis menjadi satu paket. Ibaratnya, dua sisi berbeda untuk menandai sebuah koin yang sama. Itu semua tidak timbul serta-merta. Paket itu muncul, kemudian tumb
Foto dari KAYA.ID Situasi politik di tanah air sedang panas. Titik didih semakin meningkat dan diprediksi akan menjadi-jadi mendekati hari H pemilihan langsung presiden dan wakil presiden Indonesia yang tak lebih dari tiga bulan lagi. Nah, ketika politik membuat kawan bisa menjadi lawan karena kepentingan menjadi segala-galanya, dengan cara apa kita bisa bersatu? Tanpa berpikir panjang kita bisa menyebut olahraga. Tengok saja ketika tim kesayangan kita bertanding atau kala atlet kebanggaan negara bertarung. Kita kompak memberi dukungan. Saat kemenangan diraih kita serempak bersuka ria. Sebaliknya, sedih dan tangis akan melitani bersama saat kemenangan gagal diraih. Selain olahraga-yang juga memiliki sisi destruktif dalam anarki dan huru-hara, musik adalah medium lain yang membuat kita bersekutu. Tidak ada dikotomi antara kawan dan lawan, kita dan mereka, lokal dan asing, kulit putih dan hitam, rambut kriting dan lurus, tua dan muda ketika berada di hadapan kesenian. Semu
Comments
Post a Comment