Membaca Isyarat Bulu Tangkis Indonesia dari Bilbao

Gregoria Mariska/badmintonindonesia.org

Ajang Kejuaraan Dunia Junior (WJC) 2016 yang tengah berlangsung di Bilbao, Spanyol menjadi cerminan masa depan bulu tangkis Indonesia. Para pebulutangkis muda yang turun di kejuaraan tersebut adalah harapan Indonesia di masa datang.

Kiprah mereka di ajang tersebut mengirimkan sinyal tentang arah bulu tangkis Indonesia, meski dalam perjalanan waktu banyak hal masih bisa terjadi. Namun setidaknya penampilan para pemain muda memberikan gambaran tentang hal-hal apa saja yang patut mendapat perhatian.

Jumat (4/11) malam kemarin waktu Bilbao, langkah Indonesia dalam perburuan Piala Suhandinata terhenti di babak perempat final. Merah Putih kandas di tangan Negeri Jiran dengan skor 1-3.

Indonesia lebih dulu memimpin setelah pasangan ganda campuran Rinov Rivaldy/Apriani Rahayu sukses menjungkalkan Zi Heng Ooi/Pearly Koong Le Tan 18-21, 21-14, 21-14. Namun pitu kemenangan yang telah terbuka itu gagal dipertahankan di tiga partai berikutnya. Tiga partai berikutnya Indonesia harus mengakui keunggulan wakil-wakil dari negeri tetangga itu.

Chico Aura Dwi Wardoyo menyerah di tangan Zii Jia Lee. Tunggal putra kelahiran Jayapura, 15 Juni 1998 itu kalah dua game langsung 15-21, 11-21. Nasib serupa dialami tunggal putri masa depan Gregoria Mariska Tunjung. Pemain kelahiran Wonogiri itu keok dari Goh Jin Wei juga straight set 15-21 dan 14-21.

Kekalahan Gregoria patut disebut. Sebab dara kelahiran Wonogiri, 11 Agustus 1999 menjadi salah satu tumpuan untuk mencuri poin sekaligus menyemangati rekan-rekannya. Ditambah lagi Gregoria pernah  membawa Merah Putih menang 3-2 atas Malaysia di Kejuaraan Asia Junior (AJC), Juli lalu.
Gregoria dan Goh bukan baru pertama kali bertemu. Keduanya setidaknya sudah dua kali bertemu sebelumnya.

Pertemuan pertama terjadi di AJC. Saat itu Gregoria menang rubber set 18-21, 26-24 dan 21-15. Di Indonesian Masters pada  bulan September lalu, Goh sukses balas dendam dengan melibas Gregoria 23-25 dan 12-21.

“Dia terpancing di game pertama, dia jadi kurang sabar sendiri. Dia jadi malah bingung saat lawan sulit dia matikan. Ini menjadi catatan tersendiri bagi Gregoria untuk kedepannya, karena di kemudian hari mereka pasti akan sering bertemu,” beber Sarwendah, pelatih Gregoria dikutip dari badmintonindonesia.org. 

 “Ini memang tidak seperti yang kami harapkan, tadi dia terlihat gampang menyerah. Saya pun sudah sampaikan ke Gregoria kalau tadi memang dia kurang berani ngadu, padahal dia latihannya sudah keras. Ini catatan untuk Gregoria sendiri,” lanjut Sarwendah. 

Di partai keempat, ganda putra Muhammad Fachrikar/Bagas Maulana gagal memperpanjang nafas Merah Putih. Menghadapi Tang Jie Chen/Wei Chong Man, Muhammad/Bagas bertekuk lutut dua game langsung 19-21 dan 17-21. 

Kekalahan telak ini cukup mengejutkan. Pasalnya di pertandingan sebelumnya yang dihelat pada pagi hari Indonesia tampil digadaya saat menghadapi tim kuat Korea Selatan. Anak-anak asuh Fung Permadi menang dengan skor meyakinkan 3-0. Namun penampilan kontra Negeri Ginseng itu seperti menjadi klimaks, padahal jalan menuju partai puncak masih beberapa tangga lagi.

 “Dalam dunia bulutangkis memang ada banyak hal tak terduga, tadi pagi kita bisa berhasil mengalahkan Korea dengan 3-0, ini kejutan yang menyenangkan dan malam ini kita juga agak surprise karena kita kalah, dan kalah pun seharusnya kita bisa sampai partai kelima,” beber Fung dikutip dari badmintonindonesia.org. 

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana Indonesia setidaknya mampu melangkah hingga partai pamungkas, kali nasib berbicara lain. Menurut penilaian Fung, salah satu sebab yakni penampilan para pemain yang kurang maksimal. Beberapa strategi yang telah dipasang tak diterjemahkan secara baik di lapangan pertandingan.

“Di partai keempat penampilan pasangan Malaysia lebih baik, Fachrikar/Bagas penampilannya kurang maksimal kalau menurut saya. Ada beberapa strategi yang tidak bisa mereka terapkan,” lanjug Fung Permadi. 

Meski kandas di delapan besar, tim Indonesia masih berpeluang merebut posisi 5-8. Sabtu (5/11)  petang waktu Bilbao atau pukul 21.30  WIB, Indonesia akan menghadapi India yang di pertandingan sebelumnya kalah dari Thailand dengan skor tipis2-3.

Selain itu masih ada harapan bagi para pemain Indonesia untuk berjaya di nomor-nomor individu memperebutkan Piala Eye Level. Perburuan lima Piala Eye Level akan dimulai Selasa (8/11) hingga Minggu (13/11).

Peluang para pemain Indonesia untuk merebut trofi individual itu tetap terbuka lebar meski tantangan berat bakal menghadang. Kiprah mereka di partai beregu memberikan sedikit gambaran terkait para lawan yang akan dihadapi. Peta kekuatan lawan sudah sedikit tersingkap walau belum menghadapi wakil-wakil unggulan dari Thailand, Jepang, maupun Tiongkok.

Di samping itu kekalahan tersebut perlu dimaknai sebagai evaluasi untuk melecut semangat dan daya juang. Jangan sampai nasib buruk di Piala Suhandinata berlanjut di kategori individu. Sebagai tambahan Indonesia sudah lama menanti gelar individual ini setelah terakhir kali dimenangkan pasangan ganda campuran Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktavianti pada 2012 silam di Chiba, Jepang.

“Dari kekalahan hari ini, mereka juga harus berlajar bagaiman mereka bisa bangkit dari kekalahan, karena seperti kita ketahui besok (5/11) kita masih akan bertanding lagi, dan setelah itu kami juga harus bersiap untuk nomor individual. Dan mudah-mudahan dengan pelajaran hari ini bisa membuat mereka lebih matang dalam menghadapi pertandingan-pertandingan yang akan datang,” tandas Fung. 

N.B
Profil singkat para pemain Indonesia di JC 2016 (dari badmintondindonesia.org):

Tunggal Putra :
1. Chico Aura Dwi Wardoyo
Nama Panggilan: Chico
Tempat, Tanggal Lahir: Jayapura, 15 Juni 1998
TB/ BB: 179 cm/ 71 kg
Klub: Exist Jakarta
Prestasi: Juara Sirnas Palembang 2015, Juara Junior Masters 2015, Juara Sirnas Premier Jakarta Open 2016

2. Ramadhani Muhammad Zulkifli
Nama Panggilan: Zulfi
Tempat, Tanggal Lahir: Malang, 30 September 1998
TB/ BB: 167 cm/ 52 kg
Klub: Djarum Kudus
Prestasi: Juara Asean School 2015, Juara Sirnas Pontianak 2015, Finalis Sirnas Premier Jakarta Open 2016

 3. Ade Resky Dwicahyo
Nama Panggilan: Ade
Tempat, Tanggal Lahir: Kendari, 14 Mei 1998
TB/ BB: 171 cm/ 60 kg
Klub: Exist Jakarta
Prestasi: Juara Astec Open 2015, Semifinalis Sirnas Surabaya 2015, Juara Sirnas Riau 2015

 4. Gatjra Piliang Fiqillahi Cupu
Nama Panggilan: Gatjra
Tempat, Tanggal Lahir: Situbondo, 1 Mei 2000
TB/ BB: 168 cm/ 58 kg
Klub: Exist Jakarta
Prestasi: Juara Sirnas Riau 2015, Juara Sirnas Banjarmasin 2016, Juara Sirnas Premier Jakarta Open 2016

 Tunggal Putri :
1. Gregoria Mariska Tunjung
Nama Panggilan: Gregoria, Jorji
Tempat, Tanggal Lahir: Wonogiri, 11 Agustus 1999
TB/ BB: 165 cm/ 60 kg
Klub: Mutiara Bandung
Prestasi: Juara Jaya Raya Junior International Challenge 2015, Juara Indonesia International Challenge 2015, Finalis Beregu World Junior Championships 2014 dan 2015, Juara Singapore International Series 2015

 2. Desandha Vegarani Putri
Nama Panggilan: Vendha
Tempat, Tanggal Lahir: Karang Anyar, 18 Desember 1998
TB/ BB: 166 cm/ 60 kg
Klub: Djarum Kudus
Prestasi: Juara Sirnas Yogyakarta 2015, Juara Kejurnas 2015, Juara Sirnas Palembang 2015

3. Aurum Oktavia Winata
Nama Panggilan: Aurum, Njum
Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 4 Oktober 1999
TB/ BB: 167 cm/ 57 kg
Klub: Jaya Raya Jakarta
Prestasi: Juara Sirnas Magelang 2015, Juara Sirnas Surabaya 2015, Finalis Sirnas Jakarta Open 2015

4. Gabriela Meilani Moningka
Nama Panggilan: Bela, Momon
Tempat, Tanggal Lahir: Jayapura, 30 Juli 1999
TB/ BB: 165 cm/ 62 kg
Klub: Jaya Raya Jakarta
Prestasi: Semifinalis Sirnas Jawa Barat 2015 (dewasa), Semifinalis Malaysia International Challenge 2015, Semifinalis Bahrain International Challenge 2015

 Ganda Putra :
1. Andika Ramadiansyah 
Nama Panggilan: Rama
Tempat, Tanggal Lahir: Bogor, 6 Januari 1998
TB/ BB: 180 cm/ 65 kg
Klub: Djarum Kudus
Prestasi: Semifinal Walikota Surabaya International Series 2016 (Ganda Putra), Juara Junior Masters 2015 (Ganda Putra), Juara India Junior Challenge 2015 (ganda campuran), Juara Malaysia Junior Championships 2015 (ganda campuran)

2. Rinov Rivaldy
Nama Panggilan: Rinov
Tempat, Tanggal Lahir: Bekasi, 12 November 1999
TB/ BB: 173 cm/ 67 kg
Klub: Djarum Kudus
Prestasi: Juara Kejurnas 2015 (Ganda Campuran), Semifinal Walikota Surabaya International Series 2016 (Ganda Putra)

3. Bagas Maulana
Nama Panggilan: Bagas
Tempat, Tanggal Lahir: Cilacap, 20 Juli 1998
TB/ BB: 181 cm/ 79 kg
Klub: Djarum Kudus
Prestasi: Finalis Sirnas Bogor 2015, Finalis Sirnas Surabaya 2015, Juara Juara Sirnas Premier Jakarta Open 2016

4. Calvin Kristanto
Nama Panggilan: Calvin
Tempat, Tanggal Lahir: Sidoarjo, 16 Juni 1998
TB/ BB: 173 cm/ 71 kg
Klub: Djarum Kudus
Prestasi: Finalis Sirnas Bogor 2015, Finalis Sirnas Surabaya 2015, Juara Sirnas Premier Jakarta Open 2016

5. Muhammad Fachrikar
Nama Panggilan: Ikay
Tempat, Tanggal Lahir: Ternate, 26 Januari 1998
TB/ BB: 168 cm/ 65 kg
Klub: Jaya Raya Jakarta
Prestasi: Juara Jaya Raya Junior International Challenge 2015, Juara Kejurnas 2015, Finalis Sirnas Magelang 2015

6. Rizky Adam
Nama Panggilan: Adam 
Tempat, Tanggal Lahir: Banten, 21 Januari 2000
TB/ BB: 167 cm/ 59 kg
Klub: Candra Wijaya Badminton Club
Prestasi: Juara Candra Wijaya Mens Double Championships 2015, Juara Sirnas Yogyakarta 2015, Semifinalis Thailand Junior Championships 2016

 Ganda Putri :
1. Apriani Rahayu
Nama Panggilan: Apri
Tempat, Tanggal Lahir: Lawulo, 29 April 1998
TB/ BB: 163 cm/ 64 kg
Klub: Jaya Raya Jakarta
Prestasi: Juara Singapore International Series 2015, Juara Sirnas Premier Jakarta Open 2016, Juara Walikota Surabaya International Series 2016

2. Jauza Fadhilah Sugiarto
Nama Panggilan: Josa 
Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 16 April 1999
TB/ BB: 165 cm/ 60 kg
Klub: Jaya Raya Jakarta
Prestasi: Juara Singapore International Series 2015, Juara Sirnas Premier Jakarta Open 2016, Juara Walikota Surabaya International Series 2016

3. Mychelle Crhystine Bandaso
Nama Panggilan: Mychelle
Tempat, Tanggal Lahir: Tarakan, 1 Mei 1998
TB/ BB: 165 cm/ 54 kg
Klub: Djarum Kudus
Prestasi: Juara Kejurnas 2015 (ganda putri), Juara Italy Junior Championships 2015 (ganda putri), Juara Junior International Challenge 2015 (ganda putri), Juara India Junior Challenge 2015 (ganda campuran), Juara Malaysia Junior Championships 2015 (ganda campuran)

4. Serena Kani
Nama Panggilan: Seren
Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 7 September 1999
TB/ BB: 169 cm/ 62 kg
Klub: Djarum Kudus
Prestasi: Juara Kejurnas 2015, Juara Italy Junior Championships 2015, Juara Junior International Challenge 2015

5. Tania Oktaviani Kusumah
Nama Panggilan: Tania
Tempat, Tanggal Lahir: Bandung, 13 Oktober 1998
TB/ BB: 169cm/ 57 kg
Klub: Djarum Kudus
Prestasi: Juara Malaysia Junior International 2015 (Ganda Putri), Juara Junior Masters 2015 (Ganda Putri), Semifinalis Walikota Surabaya International Series 2016 (Ganda Putri)

 Ganda Campuran :
1. Amri Syahnawi 
Nama Panggilan: Amri
Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 8 November 1998
TB/ BB: 172 cm/ 68 kg
Klub: SKO Ragunan
Prestasi: Juara Sirnas Kalimantan Selatan Open 2016, Juara Sirnas Sulawesi Open 2016, Juara Sirnas Premier Jakarta Open 2016

2. Alfandy Rizki Putra Kasturo
Nama Panggilan: Cunay
Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 29 Maret 1999
TB/ BB: 170cm/65kg
Klub: Jaya Raya
Prestasi: Juara Singapore Youth U17 2015 (ganda putra), runner up Asia Youth U17 2015 (ganda campuran)

3. Yulfira Barkah
Nama Panggilan: Memet
Tempat, Tanggal Lahir: Medan, 4 Februari 1998
TB/ BB: 166 cm/60 kg
Klub: Mutiara Cardinal
Prestasi: Juara Singapore Singapore International Series 2016 (ganda putri), Juara Djarum Sirkuit Nasional Jawa Barat 2016 (ganda putri)

4. Vania Arianti Sukoco 
Nama Panggilan: Vania
Tempat, Tanggal Lahir: Surakarta, 28 Agustus 1998
TB/ BB: 165 cm/ 60 kg
Klub: Djarum Kudus
Prestasi: Juara Malaysia Junior International 2015 (Ganda Putri), Juara Junior Masters 2015 (Ganda Putri), Juara Kejurnas 2015 (Ganda Campuran)

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 5/11/2016.


Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing