Meski Dihentikan Jepang Tunggal Putri Indonesia Ukir Prestasi
![]() |
Hanna Ramadini "sujud syukur" usai menyumbang poin kedua untuk Indonesia/badmintonindonesia.org |
Kiprah Indonesia di edisi pertama Kejuaraan Asia Bulu
Tangkis Beregu Campuran atau Asia Mixed Team Championships 2017 harus terhenti
di delapan besar. Berkekuatan sebagian besar pemain muda, Indonesia harus
mengakui keunggulan Jepang, 3-2, yang tampil dengan amunisi terbaik.
Pada perebutan tiket semi final di Ho Chi Minh, Vietnam, Jumat
(17/2) siang, Indonesia kembali melakukan perubahan formasil. Muhammad Bayu
Pangisthu yang tampil di partai pertama saat menghadapi Sri Lanka kembali
diturunkan di nomor tunggal putra menggantikan Firman Abdul Kholik yang menuai
hasil negatif saat menghadapi Malaysia.
Di nomor tunggal putri pun demikian, Hanna Ramadhini
mendapat kepercayaan lagi, meski di laga kedua kemarin Gregoria Mariska juga
mencatatkan kemenangan atas pemain Malaysia. Ketika dihubungi melalui pesan
singkat, pelatih tunggal putri Minarti Timur mengaku sengaja tidak menurunkan
Jorji, sapaan Gregoria, karena sedang dalam kondisi tidak fit.
“Jorji lagi tidak terlalu fit. Lagi flu. Takutnya kalau
lawan Jepang diuletin nanti fisiknya tidak bisa nahan. Kan kalo pilek susah
bernapas,”pelatih 48 tahun itu beralasan.
Di nomor ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda yang
beristirahat saat menghadapi Malaysia mengambil tempat Ade Yusuf/Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira. Anggia Shitta Awanda kembali
dipsangkan dengan Tiara Rosalia Nuraidah yang menggantikan Ni Ketut
Mahadewi Istarani.
Perubahan tandem juga terjadi di nomor ganda campuran. Edi
Subaktiar yang di dua partai sebelumnya berpasangan dengan Gloria Emanuelle
Widjaja kali ini dipasangkan dengan Annisa Saufika.
Perubahan formasi ini berbuah manis di dua nomor pertama.
Indonesia berhasil mencuri dua poin pertama melalui ganda putra dan tunggal
putri. Angga/Ricky membuka keunggulan Merah Putih setelah melewati hadangan
Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Pasangan berperingkat tujuh dunia itu menang
rubber set 22-20 12-21 21-14 atas
pasangan rangking tiga dunia dalam tempo 53 menit.
“Game pertama kami unggul di bola-bola akhir. Kami bisa
tampil percaya diri di akhir game pertama. Tapi di game dua, mereka merubah
pola main, dan kami kalah angin,” ungkap Ricky memberi evaluasi seperti
dilansir badmintonindonesia.org.
![]() |
Angga/Ricky membuka keunggulan Indonesia atas Jepang/badmintonindonesia.org |
Bagi Angga/Ricky kemenangan ini menjadi pembalasan atas
kekalahan telak dua game langsung 15-21 9-21 di turnamen penutup tahun 2016 di
Dubai, BWF World Super Series Finals. Kedua pasangan sudah tujuh kali bertemu. Hasil
positif ini sekaligus mempertajam catatan kemenangan dalam sejarah pertemuan
kedua pasangan menjadi 5-1.
Awal yang bagus terus berlanjut di partai kedua. Hanna
tampil luar biasa saat menghadapi Sayaka Sato. Meski rangking dunia Hanna
tertinggal dari Sato, pemain 21 tahun asal Tasikmalaya itu jatuh bangun
meladeni Sato yang berperingkat 19 dunia. Hanna, beperingkat 37 dunia, mampu
merebut kemenangan dua game langsung, 21-18 23-21.
Hanna sekaligus mengimbangi Sato dalam catatan pertemuan. Di
pertemuan pertama di Badminton Asia Championships 2016 Hanna kalah 12-21 dan 12-21 dari pemain 25 tahun itu. Bagi
Jepang, hasil ini tentu tidak diharapkan, malah mendatangkan kekecewaan karena
sejatihnya Negeri Matahari Terbit itu memiliki Akane Yamaguchi yang duduk di
rangking enam dunia.
Sementara kemenangan Hanna menjadi sejarah baru bagi tunggal
putri Indonesia. Hanna menjadi pemain tunggal putri pertama yang mampu
mengalahkan pemain Jepang di ajang beregu sejak Adrianti Firdasari mengalahkan
Eriko Hirose di perempatfinal Piala Uber 2012. Di ajang beregu campuran, Hanna
mengulangi pencapaian Maria Kristin yang juga mengalahkan Sato di Piala
Sudirman 2009.
Walau mencatatkan hasil fantastis, Minarti belum terlalu
puas dengan penampilan anak asuhnya. Di set kedua dalam posisi memimpin, Sato
sempat mengubah permainan yang tidak diantisipasi Hanna sebelumnya. Kekagetan
atas pola permainan cepat Sato berhasil memancing Hanna sehingga ia harus
kehilangan banyak poin. Hanna akhirnya harus bekerja keras saat terlibat duel
kejar mengejar angka hingga akhir pertandingan.
Meski demikian pelatih asal Surabaya itu tak menampik adanya
peningkatan performa Hanna pada beberapa aspek. “Mulai ada sedikit peningkatan
di daya juang pantang menyerah sama fokus saat poin-poin kritis. Itu faktor
penting yang membuat Hanna menang tadi.”
Patut diakui, secara keseluruhan penampilan sektor tunggal
putri di ajang ini terbilang sempurna dibanding sektor tunggal putra, ganda
putri dan ganda campuran. Sejak pertandingan pertama hingga ketiga, sektor ini
selalu menyumbang poin.
Jepang mulai mengejar ketertinggalan sejak di partai ketiga.
Muhammad Bayu Pangisthu gagal memastikan kemenangan Indonesia. Pemain berperingkat
61 dunia itu takluk di tangan Kenta Nishimoto yang hanya berada satu strip di
depan Bayu dalam daftar peringkat dunia dengan skor 15-21 16-21.
“Saya kendor sendiri
di lapangan, dan saya terlalu banyak buang poin di lapangan. Di awal saya sudah
tau gimana cara mainnya, tapi pas coba unggul, saya malah banyak bikin
kesalahan,” aku Bayu usai laga berdurasi 40 menit itu.
“Kalau dibilang sulit juga sebenarnya enggak.
Pukulan-pukulan dia masih bisa saya atasi. Cuma sayanya yang banyak membuat
kesalahan,” lanjut pemain asal Medan berusia 20 tahun itu.
Nasib serupa dialami Anggia Shitta/Tiara Rosalia. Menghadapi
ganda nomor satu dunia Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi , Anggia/Tiara menyerah
14-21, 13-21 dalam waktu 33 menit.
“Mereka mainnya
sangat konsisten dan bola-bolanya juga mateng banget, penempatannya juga bagus,”beber
Anggia.
Situasi sebaliknya terjadi di pihak Anggia dan Tiara seperti
diakui sendiri oleh Anggia. “Apalagi di game kedua, kami harusnya defend, malah
kepancing menyerang. Pas harus menyerang malah defend. Jadinya kurang enak
sendiri.”
Edi Subaktiar/Annisa
Saufika yang menjadi harapan terakhir Indonesia gagal meraih hasil positif. Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Edi/Annisa
kalah straight set 16 21 17-21 dari pasangan berperingkat 23 dunia setelah
bertempur selama 42 menit.
![]() |
Edi/Anissa gagal mempersembahkan kemenangan bagi Indonesia/badmintonindonesia.org |
Pelajaran penting
Kekalahan ini membuat Indonesia gagal mewujudkan target semi
final sebagaimana dipatok sebelumnya. Namun hasil tersebut lebih dari cukup
bila melihat performa para pemain hari ini. Menghadapi Jepang yang tampil
dengan armada terbaik jelas bukan menjadi lawan sepadan bagi Indonesia.
Tunggal putri, dalam hal ini Hanna dan Jorji sudah memperlihatkan
peningkatan dalam sejumlah aspek. Keduanya juga mendapat pengalaman berharga
tampil di kejuaraan beregu membawa nama negara.
Walau demikian masih ada kekurangan yang harus segera
dibenahi. Selain meningkatkan fokus dan konsentrasi, Hanna perlu membenahi aspek
penguasaan lapangan dan kelincahan (agility)
di depan net. Seperti penilaian Minarti, Hanna masih terlihat berat dalam
menyisir lapangan terutama saat diajak berduel di depan net.
Begitu juga Jorji. Selain kelincahan, ketahanan fisik juga
masih perlu ditingkatkan. “Kalau udah kuat mau main apa aja tidak takut, mau rally atau mau main serang jadi berani. Tidak
takut abis (kehabisan tenaga).”
Demikian pula di nomor-nomor lain. Gonta-ganti pasangan
menunjukkan bahwa para pemain yang diboyong ke Vietnam sedang dalam masa ujian
untuk mendapatkan komposisi terbaik. Tim pelatih tentu akan melakukan evaluasi
dan pembenahan tidak hanya secara individu juga pasangan.
Di atas semuanya, setidaknya para pemain sudah mendapatkan
pengalaman berharga saat menghadapi para pemain top dan mengetahui titik-titik
lemah yang perlu dibenahi agar bisa tampil lebih baik di turnamen berikutnya
dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Thailand misalnya, terus berada
dalam grafik positif untuk menatap partai final setelah menghempaskan India
3-2.
Negeri Gajah Putih akan menghadapi pemenanga antara Taiwan
versus Korea Selatan untuk berebut mahkota juara dengan pemenangan antara
Tiongkok versus Malaysia yang akan menghadapi Jepang di semi final.
![]() |
Anggia/Tiara harus mengakui keunggulan pasangan nomor satu dunia/badmintonindonesia.org |
N.B
Hasil pertandingan
perempat final Indonesia vs Jepang (2-3):
MD: Angga
Pratama/Ricky Karanda Suwardi vs Takeshi Kamura/Keigo Sonoda 22-20, 12-21,
21-14
WS: Hanna Ramadini
vs Sayaka Sato 21-18, 23-21
MS: Muhammad Bayu Pangisthu vs Kenta Nishimoto 15-21 16-21
WD: Anggia Shitta Awanda/Tiara Rosalia Nuraidah vs Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi 14-21,
13-21
XD: Edi Subaktiar/Annisa Saufika vs Arisa Higashino/Yuta Watanabe 16 21 17-21
Tulisan ini pertama kali terbit di Kompasiana, 17 Februari 2017.
Comments
Post a Comment