Telah Lahir Ganda Putri Masa Depan Indonesia


Yulfira Barkah/Meirisa Cindy Sahputri di podium tertinggi Polish IC 2017/badmintonindonesia.org

Indonesia sebenarnya bisa memanen dua gelar dari dua arena bulu tangkis berbeda pada Minggu, (26/3). Peluang itu didapat dari dua wakil Merah Putih yang berlaga di partai puncak turnamen level International Challenge masing-masing di Polandia dan Vietnam. 

Ganda putri Yulfira Barkah/Meirisa Cindy Sahputri menantang wakil Taiwan, Chang Hsin Tien/Yu Chien Hui untuk berebut gelar di Polandia. Nun di Asia Tenggara, pasangan ganda campuran Irfan Fadhilah/Weni Anggraini ditantang Shi Longfei/Tang Pingyang asal China. 

Meski ditempatkan sebagai unggulan kedua, Irfan/Weni gagal melewati wakil Negeri Tirai Bambu itu. Keduanya menyerah dari pasangan non unggulan setelah berjuang rubber set dalam tempo57 menit dengan skor 21-16 19-21 21-15.

Hasil berbeda ditorehkan Yulfira/Meirisa. Keduanya sukses mengibarkan Merah Putih di Warsawa usai memenangkan pertarungan tiga game 21-12, 14-21, 21-14 dalam tempo  1 jam dan 3 menit. Kemenangan ini mengulangi pencapaian wakil Indonesia tahun lalu melalui pasangan ganda putra Hardianto dan Kenas Adi Haryanto.

Kemenangan Yulfira/Meirisa sangat istimewa. Ini adalah gelar pertama di turnamen perdana mereka sebagai pasangan. Keduanya adalah racikan baru tim pelatih ganda putri Pelatnas. Menurut Chafidz Yusuf, Asisten Pelatih Ganda Putri PBSI yang mendampingi mereka, Yulfira/Meirisa bermain kompak dan mampu berbagi peran dengan baik. Meski lawan sedikit lebih diunggulkan, keduanya berhasil tampil taktis sesuai iarahan sang pelatih.

Kepada badmintonindonesia.org, Chafidz mengatakan, “Yulfira/Cindy bisa menjalankan instruksi pelatih, alhamdulillah bisa juara. Secara non teknis main lebih yakin dan percaya diri. Kalau bicara teknisnya, tadi kami banyak mengincar salah satu yang agak lemah dengan menghabiskan tenaganya dulu, baru serang balik.” 

Hasil positif yang dibawa dari turnamen berhadiah total 20.000 USD itu menjadi modal berharga bagi keduanya untuk menghadapi dua turnamen selanjutnya, Orleans International Challenge dan Finnish Open International Challenge. Mengacu pada penampilan cemerlang di Polandia, target juara pun dipatok tim pelatih di dua turnamen tersebut.
Hasil pertandingan final Vietnam IC 2017/@bulutangkisINA
Harapan masa depan

Kemenangan ini memberi harapan bagi masa depan sektor ganda putri Indonesia. Meski jalan keduanya masih panjang setidaknya membuncahkan asa bagi nomor ganda putri di masa depan. Menurut Chafidz kedua pemain ini memiliki modal yang bagus untuk berprestasi.

Kedisiplinan dalam latihan menopang kualitas individu yang saling mendukung. Chafidz mengaku kedua pemain itu sudah memperlihatkan kekhasan sebagai satu pasangan. “Kami tim pelatih bisa melihat secara teknisnya Cindy bisa mengatur serangan di depan dan Yulfira jadi tukang gebuk di belakang.”

Cindy telah berusia 21 tahun dan lebih kakak dua tahun dari Yulfira. Pengalaman Cindy yang merupakan kelahiran Sragen, Jawa Tengah di Pelatnas pun sedikit lebih banyak. Yulfira baru beberapa bulan, tepatnya sejak Januari tahun ini, dipanggil ke Cipayung, tempat Pelatnas berada. 

Pemanggilan remaja kelahiran Medan, 4 Februari 1998 itu tak lepas dari penampilan cukup baik di Kejuaraan Dunia Junior 2016 di Bilbao, Spanyol. Saat itu ia berpasangan dengan Jauza Fadhila Sugiarto dan berhasil merebut medali perunggu.

Sebelum membawa bendera Indonesia, ia memperkuat Mutiara Cardinal Bandung. Sepanjang tahun lalu, ia berpasangan dengan pemain asal Bandung yang lebih dulu masuk Pelatnas yakni Suci Rizki Andini. Performa keduanya cukup meyakinkan. Setidaknya keduanya mampu melangkah hingga babak perempat final di setiap turnamen yang diikuti. 

Bila diperinci sepanjang tahun lalu keduanya berhasil menginjak babak semi final Indonesia International Series, perempat final Vietnam International Challenge, perempat final Indonesia Grand Pirx Gold serta dua gelar juara di Thailand International Challenge dan Singapore International Series. Di ujung tahun keduanya berhasil menginjak peringkat 57 dunia.

Meski tidak lagi berpasangan dengan Suci, masa depan Yulfira sudah tergambar dari hasil positif di turnamen pertama dengan pasangan barunya. Perempuan asal Medan ini memiliki pertahanan yang kokoh. Hal ini terlihat dari performanya selama turnamen ini.

Tidak hanya rapat dalam bertahan, kematangan penempatan bola juga mulai terlihat. Pemilihan tempat saat mengembalikan kok cukup terarah. Sehingga kok yang dikembalikan kerap menyulitkan lawan. Beberapa kali lawan terkecoh dengan penempatan bola yang dibuang dari garis pertahanan. 

Di samping itu mental bertandinga Yulfira dan pasangannya mulai terlihat. Di babak final misalnya, meski menghadapi lawan yang sedikit lebih dijagokan, keduanya berhasil mengatasi tekanan dengan bermain penuh percaya diri. Keduanya mampu bangkit saat ditekan dan tertinggal. Bila tak ada semangat pantang menyerah maka garis nasib keduanya di laga final bisa saja berbeda.

Semoga tanda-tanda baik ini terus diasah dari turnamen ke turnamen. Modal kedisiplinan yang sudah ada dan bakat yang sudah terlihat makin ditempa di arena pertandingan dan di tempat latihan. Sekiranya Pelatnas menjadi ruang yang idel bagi keduanya untuk tumbuh dan berkembang menjadi pemain andal di masa depan.
Tim pelatih ganda putri sedang mencari penerus Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari . Siapa tahu pada waktunya nanti Yulfira dan Cindy bisa mengambil tempat keduanya.

N.B

Hasil Polish Open 2017:

Ganda Putri
Yulfira Barkah/Meirisa Cindy Sahputri (INA) vs Chang Hsin Tien/Yu Chien Hui (TPE)  21-12, 14-21, 21-14

Tunggal Putra
Tan Jia Wei (MAS) vs Ygor Coelho (BRA) 21-13, 20-22, 21-10
Ganda Campuran
Robert Mateusiak/Nadiezda Zieba (1/POL) vs Tseng Min Hao/Hu Ling Fang (TPE) 20-22, 22-20, 21-13
Ganda Putra
Lukasz Moren/Wojciech Szkudlarczyk (POL) vs Alexander Dunn/Adam Hall (SCT) 21-11, 21-18
Tunggal Putri
Yui Hashimoto (3/JPN) vs Lee Ying Ying (6/MAS) 13-21, 21-19, 21-10

Tulisan ini terbit pertama di Kompasiana, 26 Maret 2017.
http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/telah-lahir-ganda-putri-masa-depan-indonesia_58d7fdb4af9273a306d7ed75

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing