Teringat Kreasi Mainan Jadul, Ternyata Berbahaya


Ilustrasi mobil-mobilan dari kayu/blog.qlapa.com/

Saat memutar roda waktu ke belakang, saya akan mendapatkan banyak hal menarik saat berstatus siswa hingga mahasiswa. Itulah salah satu periode paling mengesankan dalam hidup. Selain kenakalan dan kelucuan terutama saat menjadi siswa Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah, yang sedikit banyak dipicu rasa ingin tahu, gelora masa muda yang meluap-luap memacu diri untuk berkreasi.

Bentuk kreativitas masa-masa sekolah beragam. Mulai dari hal yang sangat kecil dan sepele, hingga yang menyedot energi cukup banyak, antara lain waktu dan tenaga. Kretivitas kecil-kecilan yang pernah dibuat antara lain mainan dari kayu atau kertas semasa sekolah dasar. Mainan kayu itu berupa mobil-mobilan yang berbahan dasar kayu. 

Komponen penting lainnya berasal dari baterai bekas. Baterai yang biasa disebut sel kering ini akan dihancurkan secara perlahan. Kehati-hatian penting agar jangan sampai mematahkan batang karbon. Batang ini nantinya akan menjadi as roda. Sementara roda mobil diambil dari karet yang menutup kedua kutub baterai. 

Tidak sampai di situ. Bagian lain baterai masih dibutuhkan. Plat yang membungkusi baterai dipakai untuk melapisi bagian luar batang kayu. Setelah dipahat menyerupai mobil, dengan perwajahan dan bentuk tubuh semirip mungkin dengan mobil konvesional, pada bagian tertentu plat baterai itu berfungsi sebagai pelapis. Plat ini terutama dibutuhkan untuk membentuk bak sehingga mainan yang dihasilkan nanti adalah miniatur dump truck. 

Selain melapisi bagian belakang plat akan dibutuhkan untuk menyangga as roda. Plat dipotong persegi panjang, dengan lebar setengah cm, lantas dipakukan pada bagian dasar. Kedalam celah plat itu dimasukan batang karbon yang berfungsi sebagai as roda.

Setelah semua komponen dipasang, sebuah paku yang berukuran lebih panjang dipakukan pada moncong depan. Paku tersebut tidak ditancapkan hingga seluruhnya tenggelam. Bagian kepala dibiarkan sedikit keluar. Nantinya seutas tali akan diikatkan di sana. Selanjutnya mainan itu siap digerakkan. Suara brummm..brummm..titttt..tittt, melengkapi pengoperasian dump truck itu. 

Saat itu tak terpikirkan betapa berbahayanya baterai bekas itu. Sungguh berisiko bermain-main dengan baterai. Mengutip Dr R Budi Haryant, Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI, seperti dilansir detikHealth, Kamis (17/3/2011), baterai mengandung berbagai macam logam berat seperti merkuri, mangan, timbal, nikel, lithium dan kadmium.

Logam berat yang terkandung di dalamnya bisa menimbulkan polusi seperti pencemaran air tanah penduduk dan membahayakan kesehatan. Jika air yang terkontaminasi logam berat digunakan masyarakat bisa menyebabkan penyakit kronis seperti gangguan sistem saraf pusat, ginjal, sistem reproduksi, bahkan kanker.

Dalam aksi mikroorganisme, merkuri anorganik bisa diubah menjadi methylmercury, berkumpul dalam tubuh ikan yang kemudian dikonsumsi manusia. Methylmercury dapat memasuki sel-sel otak dan berdampak serius seperti merusak sistem saraf. Dampaknya bisa membuat orang menjadi gila, bahkan menyebabkan kematian.

Sedangkan kadmium baterai dapat mengkontaminasi tanah dan air, yang akhirnya masuk ke tubuh manusia menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, juga dapat menyebabkan tulang lunak atau kecacatan tulang berat.

Kadmium dapat menyebabkan keracunan kronis dan menjadi faktor penyebab emfisema (penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara di paru-paru), osteomalasia (pelunakan tulang), anemia (kurang darah), juga menyebabkan kelumpuhan pada manusia.

Selain itu ekskresi timbal juga paling sulit di dalam tubuh manusia. Ia dapat mengganggu fungsi ginjal dan fungsi reproduksi. Jika limbah baterai dicampur dengan limbah padat lainnya, dari waktu ke waktu kandungan berbahaya didalamnya dapat mencemari air dan tanah, kemudian mengancam kehidupan ikan, tanaman, perusakan lingkungan dan secara tidak langsung mengancam kesehatan manusia.

Bayangkan betapa besarnya risiko yang bisa terjadi saat itu. Alih-alih menggunakan sarung tangan, dengan tangan telanjang kami membedah baterai itu. Hampir pasti tangan bersentuhan langsung dengan loga-logam berat itu. Sementara  sisa-sisa material baterai dibiarkan begitu saja. Entah bagaimana nasib logam-logam berat tersebut. Betapa berdosanya kami pada alam dan lingkungan. Lebih dari itu sangat berisiko pada kesehatan dan keselamatan diri.

Seharusnya limbah baterai bekas ini dikelola secara khusus. Limbah tersebut harus terpisah dari sampah-sampah lainnya. Namun yang terjadi saat itu tidak seperti ini. Lupakan kreativitas berbahaya ini. Semoga generasi setelahku tidak lagi meneruskan kreativitas riskan ini.

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing