Posts

Showing posts from December, 2020

Kelas ASIK untuk Pelaku UMKM Makin Eksis

Image
Patut diakui kontribusi sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menenang (UMKM) bagi perekonimian bangsa tidak bisa disepelehkan. Bahkan sektor ini menjadi salah satu roda penggerak ekonomi dalam negeri. Mengapa demikian? Coba bayangkan, berapa banyak lapangan pekerjaan yang tercipta dan tenaga kerja yang terserap di sektor tersebut. Begitu juga bisa dibayangkan berapa besar kontribusinya untuk pendapatan masyarakat dan bangsa. Selain dampak finansial, tidak bisa diremehkan pula manfaat pelayanan UMKM bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat luas. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir jumlah UMKM saat ini menyentuh angka 64 juta. Angka tersebut nyaris mendominasi secara mutlak dari total keseluruhan usaha di Indonesia. Dari satu jenis UMKM, bisa dibayangkan berapa banyak tenaga kerja yang terserap, pihak-pihak yang ikut terkoneksi dan dampak yang ditimbulkannya, baik bagi masing-masing individu maupun bagi daerah dan negara, entah secara langsung atau tidak langsung. Data Kementerian Koperasi,

Perempuan Pelaku UMKM, Dominan Tapi Belum Optimal

Image
Ilustrasi gambar: suara (freepik) Ada yang bertanya, seberapa penting Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagi suatu negara. Dari rujukan literatur, dan terlebih kenyataan riil, setidaknya mengerucut pada beberapa poin. UMKM mendongkrak penyerapan tenaga kerja. Ikut andil mengentaskan kemiskinan. Kehadiran banyak UMKM membuat pemeratakaan tingkat perekonomian rakyat kecil semakin baik. Banyak usaha tersebar di berbagai tempat, bahkan hingga ke pelosok-pelosok desa. Ekonomi bergeliat sampai jauh. Tahun 2018, sebanyak 64 juta lebih unit usaha tumbuh di tanah air. Kini jumlah tersebut telah bertambah. Tak kalah penting, UMKM ikut menyumbang devisa bagi negara. Tidak sedikit UMKM yang sudah go internasional. Produk-produknya sudah dikenal hingga mancanegara. Selain mengharumkan nama bangsa, kontribusi UMKM untuk menambah pundi-pundi pemasukan bagi negara tidak sedikit. Hanya saja tidak semua UMKM mampu eksis dan berkembang optimal. Situasi pandemi misalnya, telah memukul perekonomian

Jangan Sampai Bonus Demografi itu Jadi Bencana

Image
Gambar dari nutricia.co.id Berapa jumlah penduduk Indonesia saat ini? Berapa dari antaranya berusia produktif? Bagaimana tren jumlah penduduk usia produktif dalam beberapa tahun mendatang? Demikian sejumlah pertanyaan krusial yang mengemuka di tengah wacana soal bonus demografi yang akan terjadi di Indonesia. Para ahli memprediksi, tahun 2030 mendatang, Indonesia akan mengalaminya. Apakah hal tersebut benar akan terjadi? Mengacu tren yang ada, prediksi tersebut tampaknya tidak akan meleset. Pada tahun tersebut, jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia non produktif (65 tahun ke atas), sebagaimana pengertian dasar dari bonus demografi itu. Namun demikian, muncul pertanyaan penting lainnya. Apakah situasi tersebut bakal dinikmati dan dimanfaatkan sebagai “bonus” yang produktif? Atau jangan-jangan bonus tersebut bakal tak memberikan dampak apa-apa, atau malah berbalik menjadi petaka? “Middle income trap” adalah salah satu dari ancaman bencana itu.