Posts

Showing posts from 2021

Peringatan World Prematur Day: Menyadari Risiko dan Upaya Mencegah Kelahiran Prematur

Image
Ilustrasi dari fimela.com Tahukah Anda saban 17 November, dunia memperingati Hari Prematur Sedunia atau World Prematur Day? Sebagai informasi, Hari Prematur Sedunia bercikalbakal pada Mei 2010 di New York, AS. Sang pemula adalah European Foundation for The Care of Newborn Infant (EFCNI), Little Big Souls (Afrika) dan March of Dimes (AS). Peresmian dan perayaannya sendiri dimulai sejak 2011 bersamaan dengan bergabungnya National Premier Foundation (Australia). Tahun ini tema yang diusung adalah “Zero Separation, ACT NOW!” atau “Tak Ada Lagi Pemisahan. Bertindak Sekarang!” Tema ini tak terlepas dari kondisi dunia yang sedang dilanda pandemic COVID-19. Masa “pagbelbug” yang sudah berjalan hampir dua tahun ternyata juga membawa dampak besar buat para orang tua dengan bayi mereka yang lahir prematur. Danone Specialized Nutrition Indonesia memaknai peringatan itu melalui webinar Bicara Gizi bertajuk “Tantangan dan Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur.

Kenali Dirimu! Kunci Menuju Tubuh dan Jiwa yang Sehat

Image
Ilustrasi kesehatan tubuh dan mental: Liputan6.com/Trieyasni Mens sana in corpore sano . Demikian kredo yang dikumandangkan Decimus Lunius Juvenalis pada akhir abad kedua sebelum masehi. Ungkapan dari pujangga Romawi itu merupakan penggalan dari pernyataan lengkapnya dalam Satire X yang berbunyi: Orandumb est ut mens sana in corpore sano . Dalam perjalanan waktu, dunia kemudian lebih mengenal versi pendek tersebut. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai a healthy mind, in a healthy body . Pikiran yang sehat pada badan yang kuat . Versi lainnya berbunyi demikian: di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat . Ungkapan yang sudah menjadi klasik ini sejatinya tetaplah aktual dan relevan hingga hari ini dan di masa selanjutnya. Betapa tidak. Kesehatan tubuh, pikiran, dan kejiwaan adalah sama pentingnya. Tubuh yang sehat akan memungkinkan bersemainya jiwa dan pikiran yang sehat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2017 malah menekankan empat pilar yang membentuk

Menjadi Orang Tua Tanggap dan Paham Alergi: Deteksi Dini Gangguan FGID demi Cegah Alergi Saluran Cerna pada Anak

Image
Ilustrasi alergi pada anak/Klikdokter.com Ada satu ungkapan klasik. You are what you ea t. Apa yang kita makan mencerminkan diri kita. Yang masuk ke mulut akan menentukan kelanjutan hidup seseorang. Kita boleh saja meragukan keabsahan pernyataan ini. Mendefinisikan seseorang hanya dari apa yang dimakan memang terkesan sederhana. Namun, banyak pengalaman telah membuktikan kebenarannya. Apa yang kita konsumsi hari ini akan berpengaruh pada nasib kita di masa depan. Paralel dengan ini, ada ungkapan lainnya yang berbunyi demikian. “Sesaat di bibir” tetapi bisa menyebabkan “seumur hidup dipinggul.” Artinya, makanan yang dimakan memang mendatangkan kenikmatan di indra perasa. Namun, bila tidak diperhitungkan maka akan memberikan dampak buruk pada kesehatan di kemudian hari. Semangat itulah yang sekiranya memotivasi setiap orang untuk memperhatikan sungguh-sungguh pola hidup terutama laku konsumsi, khususnya yang berpengaruh pada status kesehatan baik dalam jangka pandek maupu

Refleksi Hari Jantung Sedunia, Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Bisa Hidup Normal

Image
Ilustrasi anak: klikdokter.com Setiap tanggal 29 September, kita memperingati Hari Jantung Sedunia. World Heart Day (WHD). Secara global, peringatan tahun ini mengambil tema “ Use Heart to Connect .” Tema besar ini kemudian dikerucut menjadi “Jaga Jantungmu untuk Hidup Lebih Sehat” sebagai tema nasional. Tentu ada fokus tertentu di balik tajuk tersebut. Salah satunya semakin tanggap dan sadar pada ancaman penyakit kardiovaskular. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melansir promkes.kemkes.go.id, mencatat lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal tersebab penyakit jantung dan pembulu darah. Di Indonesia angka kematian per tahun menginjak 651.481 kasus. Jumlah tersebut terbagi atas kematian karena stroke (331.349), penyakit jantung coroner (245.343), penyakit jantung hipertensi (50.620), dan berbagai penyakit kardiovaskular lainnya. Di balik peringatan tersebut ada pesan kuat yang ingin disampaikan. Kesehatan jantung harus menjadi perhatian setiap orang. Untuk itu

Menanamkan Budaya BACA pada Anak Sejak Dini

Image
Ilustrasi anak tengah membaca buku, sumber: Pixabay Sedang baca buku apa? Apa bacaan terakhir yang ditandaskan? Apakah Anda menikmatinya? Adakah buku baru yang tengah diincar? Deretan pertanyaan ini sebenarnya hendak mengerucut pada satu hal. Membaca itu penting. Bila kita masih sepakat dengan itu, apa manfaat membaca yang kita rasakan? Apakah kegiatan tersebut hanya untuk orang dewasa yang sudah lancar membaca? Bagaimana dengan anak-anak, apakah mereka tidak perlu kita "racuni" dengan minat baca? Menamankan budaya baca sejak dini adalah investasi berharga bagi sang anak. Membaca banyak manfaatnya. Mulai dari menambah kosa kata, meningkatkan ketrampilan berkomunikasi, melatih berpikir logis, melatih konsentrasi, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, mendukung prestasi akademik, hingga membuka cakrawala dan memperelat relasi dengan lingkungan sekitar. Mengingat betapa pentingnya membaca bagi seorang anak, Danone Indonesia berinisiatif mengambil bagian dal

Festival Isi Piringku, Edukasi Tanpa Henti Pentingnya Gizi bagi Tumbuh Kembang Anak

Image
Slide presentasi webinar Danone Indonesia Apa saja faktor penting untuk mendukung tumbuh kembang seorang anak? Banyak teori dan pengalaman berbicara tentang ini. Sedikitnya ada empat faktor pendukung agar pertumbuhan dan perkembangan anak bisa berjalan optimal. Keempat faktor itu dibagi dalam empat kelompok berbeda yakni lingkungan, hubungan interpersonal, pengalaman awal, hingga faktor biologis. Faktor yang disebutkan terakhir itu mencakup jenis kelamin, kesehatan mental, hingga kondisi anak dan ibu saat melahirkan. Anak yang lahir sehat akan bertumbuh dan berkembang dengan baik. Begitu juga sebaliknya. Ada yang mengerucut empat faktor itu dalam tiga aspek yakni perhatian dan kasih sayang orang tua, stimulasi, dan asupan nutrisi. Soal nutrisi jelas tidak bisa disepelehkan. Sulit membayangkan tumbuh kembang anak secara baik bila asupan nutrisi tidak dijaga dengan baik. Apakah perkembangan fisik dan kognitif bisa optimal bila asupan nutrisi tidak diperhatikan? Bagaimana

Geliat Ekowisata di Kaki Kelimutu

Image
Pemandangan Detusoko:https://www.facebook.com/decotourism.id Apakah Anda mengenal Nusa Tenggara Timur (NTT)? Semoga Anda tidak menjadi seperti salah seorang anggota DPR asal Jambi yang “keseleo lidah” menyebut tak ada yang istimewa dari provinsi itu selain komodo! Bila Anda berkesempatan menjelajahi Pulau Flores misalnya, maka akan menemukan banyak jawaban untuk membantah anggota legislatif itu. Salah satunya adalah danau triwarna, Kelimutu. Di kaki danau tiga warna itu, sekolompok pemuda sedang berjuang memaksimalkan setiap potensi alam dan budaya sebagai destinasi pariwisata dengan tetap mempertahankan keaslian dan kearifan lingkungan. Para pemuda itu bergerak di bawah payung Remaja Mandiri Community (RMC) Detusoko. Detusoko merupakan nama tempat sekaligus kecamatan di Kabupaten Ende, satu dari 22 kabupaten di NTT. Tempat ini berjarak kurang lebih 33 km dari Kota Ende. Hanya ada satu pilihan moda transportasi yakni melalui darat dengan waktu tempuh tak sampai sa