Posts

Showing posts from March, 2022

Dari "Sekarang, Sumber Air Su Dekat" Menjadi "Sekarang, Masalah Air Su Banyak"

Image
Ilustrasi daerah kekurangan air: foto istimewa Sejak lebih dari satu dekade silam, jagat pertelevisian Tanah Air dihiasi iklan program sosial Danone Aqua yang terkenal dengan penggalan kalimat, “Sekarang, sumber air su dekat….” Frasa itu keluar dari mulut Dominggus Kabnani, seorang bocah Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam dialek khas Timor. Seiring bertambah usianya, penggalan itu mulai mencapai kepenuhan seperti dalam lanjutan kalimat tersebut, “…karena mudah ambil air, katong (kita/kami) bisa hidup sehat.” Dalam konteks Dominggus dan lingkungannya, air untuk kebutuhan sehari-hari sudah bisa tercukupi. Mereka tak perlu bersusah payah lagi mendapat pasokan air bersih. Sumber air yang semula jauh dan untuk menjangkaunnya harus bersusah-payah, kini sudah berada di depan mata. Persoalan akses pada air bersih yang dialami Dominggus dan warga sekitarnya sesungguhnya adalah satu dari sekian masalah air yang saat ini tengah mengemuka. Masalah lain seperti tersingkap dalam W

#BreakTheBias dan Upaya Menciptakan Lingkungan Kerja Ramah Perempuan

Isu seputar perempuan masih tetap aktual hingga hari ini. Tak mengherankan, sejak 1975, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah menginisiasi “Women International Day” atau Hari Perempuan Internasional. Banyak hal yang dimaksudkan dari peringatan yang jatuh saban 8 Maret itu. Tentu, tidak sekadar formalitas belaka, tetapi perlu memberi arti tersendiri terutama bagi kaum perempuan dan para pihak yang terkait. Tahun ini, #WomenInternationalDay2022 mengambil tema “BreakTheBias. Tajuk itu sudah jelas mengirim pesan. Berbagai bias gender dan kesalahpahaman perlu dilawan dan disingkirkan, dalam berbagai matra kehidupan. Danone Indonesia sudah menerjemahkannnya baik secara internal maupun eksternal. Hal ini terkuak saat webinar peringatan Hari Perempuan Sedunia pada Selasa, 8 Maret 2022 lalu. Mengusung tema “Perusahaan Ramah Keluarga Bantu Perempuan Indonesia Siapkan Generasi Maju” hadir sejumlah narasumber. Mereka adalah Indra Gunawan, Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kemen PPP

P. Kalixtus Suban Hadjon, SVD dan Coklat Silverqueen

*P. Christoforus Abhayandi Sans, SVD Namanya Kalixtus Suban Hadjon. Pada masa kecilnya ia biasa disapa No Itu (ini kami dengar dari P. Frans Pora, SVD yang biasa memanggilnya demikian). Periode 2005-2007, saya masuk dan menjadi calon SVD sebagai novis di Novisiat Sang Sabda Kuwu (NSSK). Bersama 60-an teman lainnya kami diterima sebagai novis angkatan ke-13 dalam sebuah perayaan ekaristi meriah penerimaan jubah kebiaraan, 25 Agustus 2005. Salah seorang yang turut menjadi konselebran dalam perayaan itu adalah P. Kalix Suban Hadjon, SVD. Perawakannya cukup tinggi, berambut putih hampir seluruhnya, dan selalu menebarkan senyum. Kala tahun ajaran atau perkuliah dimulai, P. Kalix mengampu mata kuliah spiritualitas SVD. Ia selalu menyisipkan diskusi-diskusi menarik seputar SVD dan perkembangannya, juga tentang kaul-kaul. Waktu berlalu begitu cepat. Angkatan kami yang menyisahkan 30-an orang diperkenankan mengikrarkan kaul pertama. Kami dianggap telah menjadi anggota resmi S