Festival Isi Piringku, Edukasi Tanpa Henti Pentingnya Gizi bagi Tumbuh Kembang Anak

Slide presentasi webinar Danone Indonesia

Apa saja faktor penting untuk mendukung tumbuh kembang seorang anak? Banyak teori dan pengalaman berbicara tentang ini. Sedikitnya ada empat faktor pendukung agar pertumbuhan dan perkembangan anak bisa berjalan optimal. Keempat faktor itu dibagi dalam empat kelompok berbeda yakni lingkungan, hubungan interpersonal, pengalaman awal, hingga faktor biologis.

Faktor yang disebutkan terakhir itu mencakup jenis kelamin, kesehatan mental, hingga kondisi anak dan ibu saat melahirkan. Anak yang lahir sehat akan bertumbuh dan berkembang dengan baik. Begitu juga sebaliknya.

Ada yang mengerucut empat faktor itu dalam tiga aspek yakni perhatian dan kasih sayang orang tua, stimulasi, dan asupan nutrisi. Soal nutrisi jelas tidak bisa disepelehkan. Sulit membayangkan tumbuh kembang anak secara baik bila asupan nutrisi tidak dijaga dengan baik.

Apakah perkembangan fisik dan kognitif bisa optimal bila asupan nutrisi tidak diperhatikan? Bagaimana memastikan masa depan seorang anak bila tumbuh kembang terhambat? Apakah seorang anak dengan kekurangan nutrisi akan menjadi sehat, kuat, dan cerdas?

Jawaban atas semua pertanyaan itu mengarah pada peran nutrisi yang tak terbantahkan untuk tumbuh kembang seorang anak manusia. Mengingat pentingnya nutrisi itu, pemerintah dan berbagai pihak yang peduli dengan masalah gizi, tidak henti-hentinya memberikan edukasi kepada masyarakat.

Danone Indonesia adalah salah satu perusahaan swasta yang selalu dan tanpa henti menyadarkan masyarakat akan pentingnya nutrisi yang cukup dan tepat. Perusahaan ini tidak hanya berorientasi bisnis semata. Tetapi juga membagi perhatiannya pada kesehatan masyarakat Indonesia.

Salah satu bentuk perhatian Danone Indonesia pada masalah gizi generasi muda dan generasi masa depan Indonesia termanifestasi dalam program festival Isi Piringku.

Beberapa waktu lalu, tepatnya Jumat, 26 Februari 2021, Danone menyelenggarakan webinar bertajuk “Festival Isi Piringku Anak Usia 4-6 Tahun, Membangun Generasi Sehat Melalui Edukasi Gizi Seimbang Sejak Dini.” Webinar ini dibuat dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke-61 yang jatuh pada 25 Januari 2021 lalu.

Sejumlah pemateri yang berkompeten dalam bidang kesehatan dan gizi hadir dan berbicara pada kesempatan tersebut. Ada Dr. Rr. Dhian Proboyekti Dipo, SKM, MA selaku Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. Ir. Harris Iskandar, Ph.D yang merupakan Widya Prada Ahli Utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi selaku Ahli Gizi dan Ketua Tim Ahli Pengembangan Modul "Isi Piringku". Lisnawati, S.Pd, salah seorang guru PAUD pun dihadirkan. Sementara itu dari pihak Danone Indonesia, Vera Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia dan Karyanto Wibowo, Direktur Suistainable Development Danone Indonesia.

Mengkhawatirkan

Penyelenggaraan webinar itu terjadi tepat waktu. Topik tersebut masih aktual hingga hari ini. Indonesia tengah berjuang menghadapi berbagai masalah gizi anak. Kekurangan makronutrien yang berujung stunting dan defisit mikronurien zat besi yang berdampak anemia adalah beberapa dari antaranya.

Data Riskesdas 2018, menunjukkan tingginya angka stunting di tanah air. Sekitar 30,8 persen anak di Indonesia mengalami masalah gizi yang membuat tubuh mereka tidak bisa tumbuh optimal.
Slide presentasi webinar Danone Indonesia


Hal yang sama mengkhawatirkan berlaku untuk anemia. Data dari sumber yang sama menyebutkan anemia pada remaja putri mengalami peningkatan dari 37,1% (Riskesdas 2013) menjadi 48,9% pada Riskesdas 2018. Jumlah terbanyak penderita anemia berada pada kelompok umur 15-24 tahun dan 25-34 tahun.

Angka tersebut bisa dipahami bila kita melihat prevalensi anemia pada ibu hamil di tanah air. Data dari Studi Status Gizi Balita di Indonesia (SSGBI) dan Riskesdas 2018 sampai pada satu kesimpulan. Sebanyak 48,9 persen ibu hamil mengalami anemia. Artinya, 5 dari 10 ibu hamil mengalami kekurangan hemoglobin (Hb).

Persentase masalah stunting dan anemia di tanah air tentu mengkhawatirkan. Angka stunting tersebut masih jauh dari standar toleransi WHO yakni di bawah 20 persen.

Situasi ini semakin diperparah dengan sejumlah dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. Tingkat kemiskinan yang meningkat 10,7-11,6 persen dan penambahan jumlah penduduk miskin sekitar 5 juta orang tentu menghambat pemenuhan gizi seimbang bagi anak-anak mereka. Belum lagi, aneka upaya stimulasi untuk membangun kesadaran akan pentingnya gizi di ruang-ruang sekolah atau menyasar setiap rumah tangga tak bisa berjalan optimal karena terkendala mobilitas fisik yang terbatas. Saat ini pemerintah giat menyerukan pembatasan sosial dan lebih menganjurkan masyarakat untuk berada di rumah, alih-alih beraktivitas di luar tempat tinggal.
Slide presentasi webinar Danone Indonesia

Situasi yang memprihatinkan dan menantang ini tentu menghambat niat baik pemerintah untuk menurunkan angka stunting di tanah air. Sebagaimana disampaikan Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan, Dr. Dhian Dipo, SKM., MA, pemerintah menargetkan angka stunting ditekan hingga 14 persen pada 2024 mendatang.

Pertanyaan penting, apakah dalam tempo tiga tahun ke depan, kita bisa mencapai target tersebut? Optimisme ini tentu perlu dijaga. Sambil dengan itu, semakin memperkuat soliditas dengan pihak-pihak terkait. Orang tua, sekolah, hingga pihak swasta adalah bagian penting dari upaya menekan angka stunting tersebut. Mustahil mengandalkan pemerintah semata untuk menurunkan angka stunting lebih dari separuh.

Isi Piringku

Dr. Dhian Dipo tak menampik peran penting sektor swasta untuk membantu pemerintah Indonesia menurunkan angka stunting. Ia mengapresiasi program edukasi Isi Piringku yang digencarkan Danone Indonesia.

“Kemenkes menyambut baik inisiatif pihak swasta dalam upaya mencegah stunting di Indonesia, seperti sosialisasi program kampanye edukasi Isi Piringku. Edukasi gizi menjadi sangat penting karena diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pemahaman ibu dalam Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang bergizi seimbang yang divisualisasikan dalam ISI PIRINGKU untuk sekali makan.”

Lebih lanjut Dr. Dhian Dipo mengatakan Pedoman Gizi Isi Piringku menjadi satu model yang bisa dipakai untuk mengedukasi masyarakat tentang porsi dan jenis makanan yang dibutuhkan seorang anak.

"Karenanya, kami sangat menghargai segala upaya pihak swasta dalam memberikan edukasi positif bagi anak Indonesia demi terpenuhinya gizi seimbang sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik," tegasnya.

Patut diketahui, Isi Piringku merupakan kampanye yang sudah digaungkan Kementerian Kesehatan sejak 2017 lalu. Tentu sejak itu pula Danone Indonesia ikut berkontribusi membantu pemerintah untuk menggaungkannya lebih keras kepada masyarakat.

Danone Indonesia menggandeng Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor menyusun buku panduan Isi Piringku. Ketua tim penyusun buku Isi Piringku 4-6 tahun dari Departemen Gizi Masyarakat, FEMA IPB, Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi mengatakan buku tersebut diharapkan menjadi panduan orang tua dan guru PAUD untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak di rumah.

Slide presentasi webinar Danone Indonesia

Pada masa pandemi seperti saat ini, demikian Sri Anna, tidak sedikit orang tua maupun guru yang kesulitan untuk menerapkan kebiasaan konsumsi pangan sesuai gizi seimbang. Saat seperti ini anak cepat merasa bosan di rumah.

Lantas, bagaimana persis pedoman Isi Piringku? Secara singkat, porsi isi piringku terdiri dari kombinasi 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen karbohidrat dan protein. Pembagiannya, satu per tiga lauk dan sisanya (dua per tiga) adalah karbohidrat.
“Panduan makan sehat tersebut tidak hanya membuat kenyang, tetapi juga memastikan tubuh sehat dan cukup gizi,” ungkap Sri Anna.

Komitmen Danone Indonesia

Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia mengatakan Danone merupakan mitra pemerintah dalam penanggulangan stunting. Kontribusi yang bisa dilakukan antara lain membangun kesadaran dan wawasan mendalam tentang kebiasaan makan dan minum bergizi seimbang. Danone membuat buku panduan, berikut memberikan pelatihan kepada guru PAUD dan orang tua.

“Bagi kami, edukasi seperti ini penting dilakukan karena pandemi telah memengaruhi banyak sektor kehidupan masyarakat, tidak terkecuali sektor pendidikan,” beber Karyanto.

Slide presentasi webinar Danone Indonesia

Festival Isi Piringku tahun ini disemarakan pula dengan berbagai lomba mulai dari Lomba Foto Kreasi Menu Anak, Lomba Kreativitas Guru saat Belajar Daring, dan Lomba Gerak dan Lagu Isi Piringku.

“Selain itu, kami juga menyediakan produk bergizi yang dibuat khusus untuk membantu menjawab tantangan kebutuhan gizi pada anak. Contohnya adalah peluncuran SGM Eksplor Pro-gress Maxx yang dilengkapi dengan mikronutrien zat besi dan Vitamin C maupun Omega 3 & 6, Kalsium, Vitamin D, Vitamin B, dan lainnya.”

Apa yang dilakukan Donene Indonesia ini tidak menjadi akhir. Sebagaimana ditegaskan Karyanta, “Kedepannya, kami terus berkomitmen untuk melakukan berbagai inisiatif dan program yang dapat mendukung upaya pemerintah menurunkan angka stuting dan menghasilkan anak-anak Indonesia sebagai SDM yang berkualitas.”

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing

Menulis Terus Sampai Jauh...