Belajar Menjadi Juara dari Marcus/Kevin dan Owi/Butet


Marcus/Kevin di Malaysia SSP 2017/badmintonindonesia.org

Indonesia akhirnya meloloskan dua wakil ke semi final Super Series Premier Malaysia Open. Kematangan dan mental tidak bisa disangkal bila ingin memenangkan pertandingan di turnamen bertensi tinggi. Bakat dan skill tidak cukup bagi Jonatan Christie untuk mengikuti jejak Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir ke empat besar.

Marcus/Kevin menjadi contoh terbaik bagaimana menjalani sebuah pertandingan. Menghadapi, Li Junhui/Liu Yuchen unggulan empat ini mampu bangkit secara meyakinkan setelah tertinggal jauh di game pertama.
Juara All England 2017 itu hanya mendapat tujuh poin di game pertama. Situasi mulai berubah di dua game berikutnya. Perlahan tetapi pasti pemilik empat gelar di tahun 2016 itu mampu mengimbangi. Situasi sempat kritis saat Li/Liu memimpin tiga poin dalam kedudukan 17-14. Namun kesabaran dan semangat pantang menyerah membuat Marcus/Kevin mampu merebut tujuh poin secara beruntun. Keduanya pun memaksa pasangan  China berlanjut ke set ketiga.

Game ketiga adalah waktu pertarungan sesungguhnya. Laga berlangsung ketat. Li/Liu sempat memimpin 17-16. Dalam situasi seperti ini mental benar-benar menentukan. Mengimbangi pertahanan yang kurang kokoh keduanya mengalihkan perhatian dengan beradau di depan net.Laga penuh ketegangan selama 52 menit itu pun menjadi milik Marcus/Kevin. Laga berakhir dengan skor 7-21, 21-17, 21-17 sekaligus mengulangi kemenangan Marcus/Kevin atas Li/Liu pada ajang super series premier sebelumnya di Inggris.
 “Kami merasa lucky, tidak bisa dipungkiri faktor keberuntungan dalam pertandingan itu penting. Sebetulnya kami tidak mengubah strategi di game pertama, tetapi kami lebih siap dengan serangan lawan di game kedua dan ketiga,” beber Marcus kepada badmintonindonesia.org. 

 Di babak semi final “The Minions” menghadapi pasangan yang lebih diunggulkan, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Unggulan dua asal Jepang itu memiliki catatan bagus saat berhadapan dengan Marcus/Kevin. Pertemuan terakhir di fase grup Dubai World Superseries Finals 2016 menjadi milik pasangan rangking 5 dunia, sekaligus mencatatkan keunggulan 2-1 dalam rekor head to head.

Seperti Marcus/Kevin, Tontowi/Liliyana juga melewatkan laga berat nan melelahkan. Tak kurang dari 82 menit dihabiskan untuk merebut kemenangan dari pasangan Korea Selatan Choi Solgyu/Chae Yoo Jung. Kemenangan rubber set dengan skor 16-21, 23-21, 22-20 menunjukkan daya juang dan kematangan Owi/Butet.

Perbedaan skor yang sangat tipis menunjukkan bahwa Choi/Chae bukan lawan mudah. Di babak sebelumnya keduanya menumbangkan juara All England 2016, Praveen Jordan/Debby Susanto. Meski lawan lebih muda, dan Butet baru saja pulih dari cedera lutut, tantangan tersebut berhasil dilewati dengan penuh kesabaran dan taktis.

 Diakui Owi, “Lawan kami juga bagus, bukan jelek. Kami tadi selalu berusaha untuk fokus dan tidak mau lepas fokusnya. Kami terus adu permainan no lob dengan mereka.” 

Langkah Owi/Butet untuk mempertahankan gelar semakin dekat. Namun masih ada dua tantangan yang harus dihadapi. Di babak semi final hari ini, unggulan dua ini akan menghadapi pasangan Tiongkok Lu Kai/Huang Yaqiong. Statistik pertemuan berpihak pada Owi/Butet yakni rekor sempurna dalam enam pertemuan.

Meski begitu tidak jadi jaminan bahwa hasil hari ini akan mengikuti sejarah pertemuan. Kedua pasangan sudah lama tidak bertemua. Di samping itu Lu/Huang sedang dalam tren positif setelah menjuarai All England 2017 dan India Open 2017.

”Pasti kepercayaan diri mereka meningkat. Tetapi kami juara olimpiade harus lebih percaya diri lagi,” tandas Liliyana. 

Hasil yang ditunjukkan dua pasangan ganda ini menumbuhkan harapan bagi Indonesia untuk berjaya lagi di Malaysia. Namun di sisi lain menjadi lecutan bagi pasangan-pasangan lain dan sektor-sektor lain. 

Di nomor ganda campuran misalnya, Indonesia tidak bisa terus menerus bergantung pada Owi/Butet. Performa Praveen/Debby sedang tak menentu. Keduanya sedang berjuang untuk kembali mendapatkan puncak penampilan seperti pernah ditunjukkan di All England tahun lalu.

Di nomor ganda putra Marcus/Kevin sekiranya memotivasi pasangan lain untuk terus mempertebal mental dan kepercayaan diri. Pasangan ini sudah menunjukkan bahwa postur tubuh tidak menjadi halangan untuk beradu dengan pasangan-pasangan lain yang lebih menjulang. 

Di sektor tunggal hasil yang ditorehkan Jonatan Christie masih meninggalkan pekerjaan rumah. Kekalahan 21-15, 14-21, 21-9 dari Lin Dan menjadi pelajaran bagi para pemain muda yang saat ini menjadi tumpuan untuk mengasah mental di samping skill dan teknik. Super Dan memberi pelajaran bagaimana sabar menghadapi tekanan, tidak terburu-buru dan bernafsu mematikan bola, dan menjaga fokus selama pertandingan.
 Semoga pertemuan ketiga ini semakin mengasah Jonatan untuk terus memperbaiki diri. Di samping itu memotivasi rekan-rekannya untuk bisa berprestasi. 

N.B
 Semifinal #MalaysiaSSP mulai pukul 09.30 WIB. Fox Sport dan Kompas tv menayangkan sesi kedua mulai pukul 16.30 WIB.
Jadwal semi final/tournamentsoftware.com

 Tulisan ini terbit pertama di Kompasiana, 8 April 2017.

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing

Menulis Terus Sampai Jauh...