Makin Terdepan, Prudential Indonesia Makin Optimis Melangkah Maju



Dari kiri ke kanan: Nini Sumohandoyo (Corporate Marketing, Communications & Sharia Director), Jens Reisch (Presiden Direktur Prudential Indonesia), John Oehmke (Chief Investment Officer Prudential Indonesia) dan Alfred Kristanto (Chief Marketing Officer Eastspring Investments Indonesia)/foto dokumen pribadi

PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) semakin menegaskan diri sebagai penyedia jasa asuransi jiwa terdepan di Indonesia. Hal ini jelas terbaca pada laporan “Kinerja Bisnis 2016 Prudential Indonesia" yang disampaikan oleh Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch, di salah satu kantor pusat di Jakarta, Selasa (18/4) lalu. 

Turut hadir pada kesempatan itu John Oehmke selaku Chief Investment Officer Prudential Indonesia, Nini Sumohandoyo, Corporate Marketing, Communications & Sharia Director, serta Chief Marketing Officer Eastspring Investments Indonesia, Alfred Kristanto.

Menurut Jens Reisch, indikator utama peningketan kinerja Prudential terbaca pada klaim yang menjadi prioritas utama perusahaan. Tahun lalu perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia selama 21 tahun dari 22 tahun keberadaanya di dunia, membayar total klaim dan manfaat sebesar Rp 9,9 triliun. Rata-rata  Prudential memproses satu klaim setiap delapan detik. 

Total klaim tersebut mewakili lebih dari 10 persen total klaim yang dibayar industri asuransi di tanah air. Itu adalah angka tertinggi di industri asuransi jiwa Indonesia. Klaim yang dibayarkan mencakup klaim untuk kesehatan dan klaim-klaim yang lain.

Selain itu, Prudential juga semakin mendapat kepercayaan luas dari nasabah dengan mencatat total pendapatan premi sebesar Rp 26,5 triliun, serta 3,4 juta polis aktif pada 2016.  Menurut John Oehmke dari angka pendapatan premi tersebut, Prudential meraup 16 persen  dari pasar asuransi jiwa di Indonesia.
Total dana  dari nasabah berjumlah 2,4 juta yang dikelola Prudential menginjak angka Rp 54,4 triliun. Jumlah ini juga mengalami peningkatan dari sebelumnya Rp 40,5 triliun atau naik sebesar 20,5 persen. Dana investasi tersebut dikelola untuk beragam keperluan.

Secara keseluruhan total aset yang dimiliki Prudential mengalami peningkatan 14,7 persen dari Rp 55,9 triliun menjadi Rp 64,2 triliun. 

Hasil positif tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Jaringan yang semakin luas dan tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan tingkat penetrasi  tinggi. Hal ini dibantu oleh 260.000 tenaga pemasar berlisensi yang berada di 393 Kantor Pemasaran Mandiri (KPM) di seluruh nusantara. Jumlah tenaga pemasar itu diakumulasi dengan tambahan sekitar 26 ribu agen baru yang berhasil direkrut tahun lalu.

Selain itu Reisch mengaku kesadaran masyarakat tentang asuransi semakin meningkat, terutama soal proteksi. “Banyak nasabah lebih tahu produk, manfaat dan biaya,”ungkap pria jangkung asal Jerman itu.
Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat itu menjadi tujuan utama Prudential. Bagi Reisch angka-angka yang dilaporkan tersebut tidak terlalu penting. Semua itu harus diletakan dalam konteks yakni para pemilik tahu dan paham proteksi. 
John Oehmke/foto dokumen pribadi

Beberapa inovasi yang dilakukan tahun lalu amat membantu performa Prudential. Di antaranya peluncuran dua dana investasi baru pada 24 Oktober dan 26 Oktober tahun lalu yaitu Rupiah Value Discovery Fund dan Syariah Asia Pacific Fund. Dua dana investasi ini melengkapi 26 pilihan fund di Prudential yang dikelola oleh Eastspring Investments Indonesia.

Patut diketahui Eastspring Investments indonesia  merupakan manajer investasi terbesar kedua di Indonesia dengan total kelolaan  Rp 58,1 triliun lebih per akhir Desember 2016.

Di samping produk tersebut, ada inovasi lain yang menarik. “Salah satu inovasi adalah produk khusus konsep proteksi dan investasi. Beberapa bulan lalu produk solusi kesehatan paling komplit. Sebentar lagi satu solusi untuk syariah,” beber Reisch.

Sasar asuransi jiwa syariah

Perkembangan positif Prudential yang juga patut dicatat adalah produk asuransi jiwa syariah. Tahun ini bisnis syariah menginjak tahun ke-10.  Sejauh ini produk ini terus menjadi salah satu keunggulan yang terus digarap. Tahun lalu total pendapatan kontribusi Tabarru sebesar Rp 2,2 triliun dengan jumlah total polis aktif sebesar 510.000.

Meski begitu jumlah tersebut belum memuaskan mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi umat muslim terbesar. Sebagaimana disampaikan Nini Sumohandoyo, angka tersebut menggambarkan tingkat penetrasi yang kecil. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pemahaman masyarakah yang rendah terhadap syariah.

"Masih banyak yang belum paham syariah. Makanya jadi PR kedua kita untuk edukasi ke customer,"tandas Nini yang juga menjadi direktur syariah di Prudential Indonesia.

Selain edukasi kepada masyarakat, demi meraup pasar lebih luas, pihak Prudential terus gencar memasyarakatkan syariah dengan menawarkan 16 pilihan produk kepada para nasabah. 

“ Selain promosi proteksi juga bisnis syariah. Kita lihat konsep syariah belum terlalu jelas sekarang mau lebih genjar, tegas Reisch.

Membangun optimisme

Berdasarkan kinerja tahun 2016, Prudential Indonesia pun optimistis di tahun 2017. Hal ini didukung oleh prediksi ekonomi Indonesia yang membaik. Menurut Alfred Kristanto tren pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat sejak 2015 lalu.

Berdasarkan analisis sejumlah lembaga nasional dan internasional tahun ini tren tersebut semakin membaik seperti prediksi pemerintah berada di angka 5,1 persen. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah berkurangnya ketergantungan pada harga komoditas di pasar dunia.

“ Sekarang tergantung dari costumer spending sehingga lebih tahan banting, selain itu dana belanja pemerintah di bidang infrastruktur semain besar,” ungkapnya.

Semkin meningkatnya dana untuk infrastruktur yang ditarik dari subsidi BBM sekitar Rp 200 triliun lebih memungkinkan pembangungan infrastruktur semakin baik. Di samping itu ada pemicu lain seperti stabilitas politik, inflasi dan mata uang, yang membuat para pihak kian optimistik dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.
Jens Reisch bersama para blogger/foto:koko giovanni

Situasi ini membuat peluang Prudential untuk mendapatkan manfaat dari investasi semakin besar pula. Selain bergantung pada kondisi makro tersebut, prudential juga semakin giat melakukan pembenahan ke dalam. Beberapa langkah yang akan semakin gencar dilakukan di antaranya:

Pertama, terus melakukan inovasi. Hal ini menjadi bagian dari komitmen Prudential bagi para nasabah dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berbagai inovasi produk akan terus dilakukan seperti dalam waktu dekat akan meluncuran satu produk unggulan syariah.

Selain produk, inovasi dalam proses distribusi juga akan ditingkatkan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Demi meningkatkan customer engagement dan customer experience para agen nanti akan memainkan peran ganda selain untuk menjual, juga memberikan pelayanan dan merekrut agen baru.

Selain itu layanan akan diberikan selama 24 jam dalam tujuh hari dengan memanfaatkan berbagai sarana dan teknologi yang ada sehingga proses layanan menjadi lebih mudah dan cepat.

Kedua, terus meningkatkan customer experience. Saat ini sudah ada 55 PRUhospital friend yang merupakan karyawan Prudential Indonesia yang khusus ditempatkan di rumah sakit rekanan untuk membantu keperluan para nasabah.  Keberadaan mereka akan sangat membantu para nasabah dalam berbagai urusan mulai dari menjawab pertanyaan, hingga case management dengan dokter. Jumlah PRUhospital itu akan terus bertambah.

Tidak dapat dipungkiri kebutuhan akan agen dan karyawan Prudential yang semaki meningkat membuka peluang karier dan keterampilan kewirausahaan bagi para tenaga pemasar di Indonesia. Saat ini tenaga pemasar Prudential telah mencapai lebih dari 261.000 atau 54 persen dari total tenaga pemasar. Pasar asuransi yang masih luas membuka kesempatan yang lebih luas pula bagi putra dan putri Indonesia.

Ketiga, meningkatkan kesadaran berasuransi melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Beberapa inisiatif yang sudah dilakukan adalah pendirian Taman Literasi Keuangan yang berlokasi di Jakarta Selatan. Itu adalah tempat anak-anak bermain sambil belajar tentang pendidikan dasar tata kelola keuangan.
Di samping itu, Prudential Indonesia juga memiliki beragam inisiatif lain dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan penanggulangan bencana. Dalam bidang pendidikan program unggulan yang sedang digalakan adalah mengenalkan kurikulum Cha-Ching di Sekolah Dasar (SD).

Cha-Ching merupakan terobosan pembelajaran keuangan pertama di Asia untuk anak-anak berusia 7 hingga 12 tahun. Kurikulum tersebut mengajarkan pentingnya pengelolaan keuangan dengan empat konsep utama, yaitu memperoleh (earn), menyimpan (save), membelanjakan (spend), dan menyumbangkan (donate). Cara pengajarannya pun unik karena menggunakan maskot lucu seperti Bobby, Charity, Justin, Prudence, Zul , dan Pepper.

Dalam kaitan dengan bencana, Prudential Indonesia telah memberikan bantuan kepada para korban gempa di Aceh. Di bidang kesehatan belum lama ini Prudential Indonesia menyerahkan sebuah mesin apheresis kepada Yayasan Onkologi Indonesia (YOAI) yang akan digunakan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Tagline  Prudential "Bagimu Negeri Kami Berbagi"
Menurut Nini Sumohandoyo berbagai upaya tersebut merupakan wujud komitmen Prudensial membantu program pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan. Selain itu seperti dikatakan Nini lebih lanjut, “kami juga juga secara aktif berusaha untuk meningkatkan literasi keuangan, meluaskan akses terhadap perawatan kesehatan dan membantu masyarakat dalam penanggulangan bencana.”

Berbagai upaya tersebut menjadi bagian dari upaya Prudential untuk menjemput 2017 yang sedang berjalan ini. Tujuannya adalah menyediakan perlindungan dan investasi terbaik sesuai kebutuhan yang beragam dari para nasabah. 

Di samping itu, sebagaimana harapan Reisch, “brand Prudential still strong. Top of mind meningkat,  tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga di pedalaman.” Amin.



Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing

Menulis Terus Sampai Jauh...