Peluang Duo Senior-Yunior dan Jawara Olimpiade di Denmark Open SSP 2016

Kiri ke kanan: Hendra Setiawan, Rian Agung, Mohammad Ahsan dan Berry Angriawan/Badmintonindonesia.org

Turnamen level super series premier pertama setelah Olimpiade Rio de Janeiro akan dihelat di Denmark sejak 18-23 Oktober nanti. Bertempat di Odense Sport Park, para pebulutangkis terbaik dunia akan kembali meramaikan pentas. Tak terkecuali para pebulutangkis tanah air.

Pada turnamen berhadiah total 700 ribu USD itu, Indonesia mengirim sejumlah pasangan terbaik. Peraih medali emas ganda campuran Olimpiade Rio, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto serta Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.
Selain itu ajang ini akan menjadi panggung pertama bagi pasangan debutan, gabungan dari pemain senior dan yunior yakni Hendra Setiawan/Rian Agung Saputro serta Mohammad Ahsan/Berry Angriawan.

Tak hanya nama-nama kawakan itu, Merah Putih juga mengirim waki-wakil lainnya yakni Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (ganda putra); dua pasangan ganda putri, Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari dan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani;  Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran); serta pasangan campuran Malaysia dan Indonesia, Mohamad Arif Abdul Latif/Rusydina Antardayu Riodingin. Sedangkan di sektor tunggal, baik putra maupun putri, Indonesia tak mengirim wakilnya.

Owi/Butet Minim Persiapan
Setelah menjuarai Olimpiade Rio, Tontowi/Liliyana atau karib disapa Owi/Butet lebih banyak disibukkan dengan aneka acara seremonial sebagai bentuk apresiasi atas prestasi mereka. Waktu latihan pun menjadi sangat terbatas.

Tak pelak keduanya tak mematok target tinggi di turnamen yang “wajib” mereka ikuti sebagai konsekuensi dari peringkat dunia yang disandang  “Tidak ada terget khusus saya dan Owi. Kami hanya ingin enjoy dan bermain yang terbaik aja. Karena sejak selesai dari Olimpiade kemarin, agenda kami cukup padat, program latihan pun belum terlalu maksimal,” tandas Butet dikutip dari badmintonindonesia.org.

Hal senada dibenarkan pelatih ganda campuran Richrad Mainaky. Pelatih spesiali ganda campuran yang telah mencetak sejumlah pasangan kelas dunia itu mengaku padatnya jadwal di luar lapangan membuatnya tak bisa memberikan program latihan khusus kepada Owi/Butet.

“Setelah menang Olimpiade Rio kemarin dan banyaknya acara yang dilakukan oleh Owi/Butet, saya tidak memberikan persiapan khusus. Hanya latihan-latihan umum saja yang dilakukan oleh mereka berdua. Dan saya juga tidak ada target untuk mereka berdua,” ungkap Richard Mainaky.

Owi/Butet tentu tak ingin menyerah pada keadaan, apalagi hanya menjadi penggembira semata. Di turnamen kali ini keduanya diunggulkan di tempat kedua, di depan juniornya Praveen/Debby. Tahun lalu Owi/Butet hanya puas sebagai finalis setelah di partai puncak kandas di tangan pasangan Korea, Ko Sung Hyun/Kim Ha Na.

Peraih hattrick atau tiga kali juara All England itu akan mengawali kiprah mereka dengan menghadapi pasangan non unggulan asal Tiongkok Li Yunhui/Huang Kaixiang. Di atas kertas jelas Owi/Butet lebih diunggulkan atas pasangan baru berperingkat 240 dunia itu. Meski demikian keduanya harus tetap waspada jangan sampai minimnya persiapan menjadi alasan untuk menyerah dari pasangan yang levelnya jauh di bawah mereka.
Owi/Butet/badmintonindonesia.org

Greysia/Nitya Menatap Super Series FInal
Seperti Owi/Butet, ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari pun baru akan turun kembali ke arena setelah Olimpiade Rio. Keduanya juga absen di dua turnamen super series sebelumnya yakni Japan Open dan Korea Open.

Situasi ini tentu membuat persiapan peraih medali emas Asian Games 2014 itu lebih mantap. Hal tersebut diakui oleh Greysia.

“Kondisi kami sudah lebih oke dan lebih siap. Karena kami punya waktu selama kurang lebih satu bulan untuk latihan, setelah Olimpiade. Kami mau mencapai hasil terbaik di Denmark, tetapi kami juga ingin tetap menikmati jalannya pertandingan.”

Dua bulan tak bertanding tak otomatis membuat Greysia/Nitya bisa langsung in dan nyaman dengan hawa pertandingan. Adaptasi perlu dilakukan terutama di babak-babak awal.

Di babak pertama, pasangan yang menempati unggulan tiga ini akan menghadapi wakil Taiwan Chiang Mei Hui/Hsu Ya Ching. Keduanya pasangan belum pernah berjumpa sebelumnya. Secara peringkat pun Greysia/Nitya dijagokan untuk melewati hadangan pertama ini.

“Kami harus lebih beradaptasi dari babak pertama. Karena habis Olimpiade kami sempat istirahat dulu, baru latihan lagi. Jadi kami harus mempersiapkan diri untuk mencari hawa pertandingan,” timpal Nitya. 

Turnamen ini penting bagi pasangan ini untuk mengejar target tampil di ajang super series finals di Dubai pada akhir tahun ini. Kini tersisa empat pertandingan super series, dan keduanya setidaknya perlu mengamankan satu gelar agar bisa tampil di ajang prestisius itu.
Greysia/Nitya/badmintonindonesia.org

Debut Duo Senio-yunior
Hendra dan Ahsan akan memulai kiprahnya mendampingi para junior, Berry dan Rian. Formula baru yang diracik Herry Iman Pierngadi dan tim pelatih ganda putra ini diharapkan bisa berdampak positif terutama bagi permainan Berry/Rian.

Seperti dituturkan Hendra, formasi baru ini tidak menjadi alasan baginya untuk tidak sharing pengalaman dan memberikan motivasi bagi Rian. Diharapkan segebung pengalaman yang dimiliki melecut Rian untuk bisa terus meningkatkan level permainannya.

“Semoga Rian bisa cepat belajar juga dari saya. Dalam dua pertandingan kedepan, sebisa mungkin dia bisa belajar banyak. Untuk komunikasi kami nggak ada masalah. Mungkin masih canggung sedikit untuk ambil bola tengah atau yang lainnya. Tapi secara umum tidak ada masalah,” tandas Hendra.

Hal yang sama berlaku juga bagi Ahsan/Berry. Biasanya rasa segan dan sungkan akan menghinggapi para pemain yunior yang berpasangan dengan pemain beken seperti Ahsan.

“Pertama-tama pasti sungkan. Tapi bang Ahsan bilang nggak usah sungkan. Dia juga ngasih tahu, bahwa yang penting kami bisa main bagus aja dulu,” aku Berry.

Namun demikian tantangan perasaan itu sebisa mungkin dikesampingkan. Profesionalisme dan semangat belajar harus dikedepankan. Apalagi di Ahsan dan Berry pernah berpasangan saat tampil di liga domestik.

“Saya tentu akan mulai dari baru lagi setelah empat tahun, bersama Hendra Setiawan. Kami akan mulai dari nol lagi, sama-sama kerja keras. Nggak hanya Berry yang ikut saya, tapi kami sama-sama cari pengalaman, biar bisa mengeluarkan permainan,” beber Ahsan.

Ujian pertama bagi Hendra/Rian yakni saat menghadapi pasangan Jerman, Jones Rafly Jansen/Josche Zurwonne. Kekuatan dua pasangan belum saling diketahui, sama seperti sejauh mana permainan Hendra/Rian. Sementara itu Ahsan/Berry akan bertemu  Choi Solgyu/Kim Gi Jung dari Korea Selatan. 

Di sektor ganda putra Indonesia mengirim dua wakil di daftar unggulan. Marcus/Kevin di posisi kelima sementara Angga/Ricky di strip di belakangnya. Semoga “perceraian” Hendra/Ahsan memberikan motivasi berlipat  tidak hanya bagi Rian dan Berry, juga bagi kedua pasangan masa depan Indonesia ini untuk mulai mencuri panggung internasional.

Jadwal wakil Indonesia di babak pertama Denmark Open SSP:
Ganda putra
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Gideon Marcus Fernaldi [INA/5] vs Koo Kien Keat/Tan Boon Heong [MAS]
Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi [INA/7] vs Lee Jhe Hui/Lee Yang [TPE]
Mohammad Ahsan/Berry Angriawan [INA] vs Choi Sol Gyu/Kim Gi Jung [KOR]
Hendra Setiawan/Rian Agung Saputro [INA] vs Jones Ralfy Jansen/Josche Zuwonne [GER]
Ganda putri
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari [INA/3] vs Shizuka Matsuo/Mami Naito [JPN]
Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani [INA] vs Qualification-3
Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari [INA] vs Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva [BUL]
Ganda campuran
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir [INA/2] vs Huang Kaixiang/Li Yinhui [CHN]
Praveen Jordan/Debby Susanto [INA/3] vs Nico Ruponen/Amanda Hongstrom [SWE]
Ronald Alexander/Melati Daeva Oktaviani [INA] vs Ko Sung Hyun/Kim Ha Na [KOR/1]

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 18/10/2016.


Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing

Menulis Terus Sampai Jauh...