Curi Panggung di Taiwan Masters, Rian/Fajar Tatap Tokyo 2020

Rian/Fajar/badmintonindonesia.org

Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian baru saja mencuri panggung Taiwan Masters 2016. Berstatus pasangan non unggulan, ganda putra berperingkat 41 dunia mampu melejit hingga ke partai final dan keluar sebagai juara. Tak tanggung-tanggung di partai pamungkas, keduanya menundukkan unggulan teratas sekaligus harapan satu-satunya tuan rumah, Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin.

Laga yang dihelat di Hsing Chuang Gymnasium, Minggu (16/10) ini berlangsung selama 57 menit dengan skor akhir untuk Rian/Fajar 11-6, 11-6, 11-13, 9-11, 12-10. Kemenangan ini sekaligus menjaga muka Indonesia di turnamen level grand prix tersebut. Sempat meloloskan dua wakil di semi final, akhirnya hanya Rian/Fajar yang tembus final, setelah ganda campuran  Riky Widianto/Gloria Emanuelle Widjaja keok di tangan wakil Hong Kong, Tang Chun Man/Tse Ying Suet, 11-5, 7-11, 11-8, 11-6. 

Prestasi Rian/Fajar membuka mata dunia bulu tangkis tanah air bahwa keduanya pantas diperhitungkan sebagai ganda masa depan. Setelah berakhirnya era Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Indonesia sedang mencari pengganti. Dan saat ini beberapa pasangan sudah mencuat ke permukaan seperti Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Rian Agung Saputro/Berry Angriawan, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon serta Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira.

Menegangkan
Siapa bilang sistem perhitungan poin yang baru bakal berlangsung cepat? Meski perolehan poin berakhir di angka 11, atau selisih dua poin di atas itu, durasi pertandingan dalam format 5X11 ini terbukti cukup memakan waktu. Selain itu, garis akhir yang dekat, dibandingkan dengan format sebelumnya yakni 3X21, membuat atmosfer dan tensi pertandingan meninggi.

Hal tersebut terlihat jelas dalam pertandingan final antara Rian/Fajar dan Chen/Wang. Menyaksikan pertandingan melalui layanan video streaming (maklum tak disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi besar di tanah air) sudah lebih dari cukup melihat sepak terjang para finalis. Jaringan internet yang kerap bermasalah membuat saya kadang harus menahan nafas dan sesekali terpaksa mendekatkan pandangan ke layar laptop agar tak kehilangan momentum.

Kedua pasangan bermain sangat atraktif sejak awal. Jual beli serangan, adu drive, hingga tipuan-tipuan kerap mereka peragakan. Tak ketinggalan unjuk kekuatan bertahan terlihat saat lawan bersemangat menggebuk.

Rian/Fajar lebih dulu kehilangan tiga poin awal. Semangat keduanya benar-benar membara dan tanpa ampun terus melancarkan smes-smes keras. Hasilnya pasangan yang baru saja menjuarai Walikota Surabaya Cup International Series 2016 mampu menyamakan kedudukan.

Patut diakui pasangan tuan rumah bermain sangat rapat. Pertahanan pasangan rangking 17 dunia ini sangat rapat dan membuat Rian/Fajar sulit menembus. Silih berganti melakukan serangan tak menggoyahkan pertahanan Cheng/Wang. Bahkan kadang membuat Rian/Fajar seperti kehilangan akal untuk membongkar pertahanan wakil tuan rumah.

Strategi bermain cepat yang diperagakan Rian/Fajar cukup jitu. Bola-bola cepat yang bergerak tipis di atas net menjadi keunggulan keduanya. Cheng/Wang kerap terpancing dengan permainan tersebut dan justru menjadi bumerang bagi mereka. Hasilnya Cheng/Wang semakin tertinggal hingga berjarak tiga poin dalam kedudukan 6-3. Cheng/Wang sempat mencuri satu poin, sebelum Rian/Fajar melaju dalam kedudukan 8-4, hingga menuntaskan set pertama dalam kedudukan 11-6. Tiga poin terakhir diperoleh berkat usaha pantang menyerah Rian/Fajar menggempur Cheng/Wang.

Seperti di set pertama, Rian/Fajar lebih dulu tertinggal di set kedua. Setelah membuat skor identik 2-2, keduanya balik menyusul menjadi 5-2. Memperagakan permainan cepat membuat Cheng/Wang kerepotan. Beberapa kali pengembalian bola mereka tersangkut di net. Sempat kehilangan satu poin, wakil Merah Putih mampu menyapu empat poin secara beruntun hingga menyentuh game poin. Wakil tuan rumah mampu mencuri dua poin sebelum Rian/Fajar menutup set kedua.

Satu set lagi Rian/Fajar bakal mengakhiri pertandingan. Namun ekspektasi tersebut tak semudah membalikkan telapak tangan. Di lapangan pertandingan, wakil Taiwan itu mampu bangkit. Seperti belajar dari dua set sebelumnya, Cheng/Wang memilih lebih banyak menyerang. Kedua pasangan sempat berada dalam skor identik, 2-2. Namun wakil tuan rumah berhasil menyusul dan terus menjaga jarak.

 “Di game pertama dan kedua kami sudah langsung in ke permainan, lawan kurang siap. Namun di game selanjutnya, mereka lebih sabar, mereka juga sudah berpengalaman, jadi bisa mengatur tempo,” ungkap Rian dikutip dari badmintonindonesia.org.

Hasrat besar segera mengakhiri pertandingan justru kontraproduktif. Sejumlah pengembalian shuttlecock gagal menyebrang sehingga semakin banyak kehilangan poin. Tercatat empat poin terbuang sia-sia akibat kesalahan sendiri. Rian/Fajar sempat menjaga harapan saat menghentikan laju poin wakil tuan rumah di angka 10. Namun dua poin terakhir, sekaligus poin-poin menentukan, gagal direbut. Pengembalian bola Rian yang tanggung serta smes keras Cheng memaksa laga berlanjut ke set keempat.

Pon pertama jadi milik wakil Taiwan setelah bola yang dikembalikan pasangan Indonesia melebar di sisi kiri pertahanan lawan. Rian/Fajar sempat menyamakan kedudukan dan balik unggul. Namun Taiwan berhasil menyamakan kedudukan 2-2. Kejar mengejar poin terjadi. Pengembalian bola Alfian memanjang sehingga skor menjadi 3-3.

Rian/Fajar sempat balik memimpin 5-3. Namun wakil Taiwan balik mengejar untuk membuat skor menjadi identik.  Rian/Fajar berusaha memainkan senjata andalan yang bermain cepat dan adu drive. Behasil, keduanya  mencuri poin dan balik unggul. Skor sempat sama kuat 7-7 namun pengembalian bola yang terburu-buru dari wakil Indonesia membuat bolah keluar bidang pertandingan.

Cheng/Wang mencoba menguras tenaga Fajar/Rian dengan memberikan bola-bola lambung agar dibalas dengan smes. Skenario tersebut cukup berhasil sampai-sampai membuat Fajar/Rian kehilangan kesabaran. Pengembalian bola memanjang dan poin pun menjadi 8-8. Taiwan mampu mencuri dua poin untuk menginjak game poin. Rian/Fajar berhasil mencuri satu poin. Namun pengembalian tanggung dari Fajar menjadi santapan empuk  wakil Taiwan untuk menyamakan kedudukan.

Set penentuan. Wakil Indonesia berhasil mengambil poin pertama setelah smes Fajar tak bisa dikembalikan. Bola tanggung yang dikembalikan Rian dilibas tanpa ampun oleh wakil Taiwan dan membuat skor 1-1.

Wakil tuan rumah balik memimpin. Fajar mengeluhkan sakit di lutut. Laga sempat dihentikan memberikan kesempatan kepada paramedis untuk memberi pertolongan. Situasi ini sempat membuat siapa saja yang memantau pertandingan tersebut ketar-ketir. Di set krusial kondisi tubuh amat menentukan. Sedikit masalah bisa mengganggu penampilan dan berakibat fatal. Ternyata keluhan Fajar tak memburuk. Keduanya terus melaju menjadi 6-3. Wakil Taiwan mendekat 6-4. Fajar/Rian balik mengambil satu poin lagi setelah pengembalian Wang melebar. Skor menjadi 7-4.

Cheng/Wang mampu memperkecil jarak menjadi 7-5 setelah pengembalian bola Fajar melebar di sisi kiri pertahanan wakil tuan rumah. Sempat menjaga jarak tiga poin, 8-5, wakil Taiwan mampu mencuri poin sebelum Rian/Fajar menginjak game poin.

Ternyata poin emas tak mudah diraih. Cheng/Wang mampu mengatasi tekanan dan balik memberi tekanan kepada Rian/Fajar. Penempatan bola Cheng di sisi kiri tak bisa dijangkau Fajar dan pengembalian Rian terlalu melambung ke luar lapangan sehingga memaksa deuce.

Dalam situasi genting, Rian/Fajar berhasil tampil tenang. Pukulan Rian gagal dikembalikan dengan baik oleh Cheng. Rian/Fajar pun berhasil mengunci satu poin terakhir setelah pengembalian bola dari Chen mengenai net.

“Kunci kemenangan kami adalah kemauan yang kuat, pokoknya kami harus menang dan menang. Kami harus siap capek karena shuttlecock yang digunakan berat, tidak boleh lengah dan fokus dijaga terus. Di game terakhir, kami terlalu santai karena unggul jauh, dan lawan nothing to lose juga, jadi sempat kesusul,” tandas Fajar.
Ekspresi Rian/Fajar usai mengunci kemenangan/badmintonindonesia.org


Menatap Tokyo 2020
Seusai pertandingan, Rian/Fajar mengaku senang dengan keberhasilan ini. Mereka berharap bisa terus naik level, berprestasi tidak hanya di level grand prix.

“Semoga selanjutnya bisa naik terus levelnya dan bisa main di level super series seperti senior-senior kami,” ungkap Fajar.

Harapan keduanya tentu tak kan bertepuk sebelah tangan. Performa mereka di ajang ini, serta di tahun ini cukup menggembirakan. Kepala Pelatih Ganda Putra PP PBSI Herry Iman Pierngadi bahkan sudah memasukan keduanya dalam rencana besar menuju Olimpiade Tokyo 2020. 

Namun langkah menuju ajang akbar itu tidak mudah. Terus meningkatkan penampilan adalah harga mati karena pasangan-pasangan lainnya, dengan beberapa dari antaranya sudah tergolong senior dan berpengalaman.

Di belakang Hendra/Ahsan, pasangan dengan peringkat tertinggi adalah Marcus/Kevin (13 dunia). Marcu/Kevin sedang berada dalam tren positif dengan menjuarai sejumlah turnamen sehingga keduanya mampu melampaui Angga/Ricky (15 dunia) yang sebelumnya digadang-gadang sebagai penerus Hendra/Ahsan. Sementara itu Berry/Rian yang akan bercerai untuk berpasangan Hendra/Ahsan sementara ini berada di rangking 22 dunia. Persyaratan untuk tampil di Olimpiade, Rian/Fajar harus merebut satu dari dua tiket maksimal yang disediakan kepada setiap negara.

 “Rian/Fajar harus banyak belajar lagi, penampilan mereka masih belum konsisten di tiap game. Namun mereka masih muda, jam terbang juga belum banyak. Saya berharap Rian/Fajar diberi kesempatan bertanding lebih banyak karena mereka punya potensi untuk menjadi generasi penerus ganda putra,” tandas Herry. 

Proficiat dan terus berjuang Rian/Fajar!
Rian/Fajar dan sang pelatih/badmintonindonesia.org

N.B
Hasil lengkap babak final Taiwan Masters 2016:
Ganda Putri
Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (1/JPN) vs Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto (4/JPN) 12-10, 11-5, 11-7
Tunggal Putri
Ayumi Mine (3/JPN) vs Saena Kawakami (JPN) 12-10, 7-11, 11-9, 12-10
Tunggal Putra
Sourabh Varma (IND) vs Daren Liew (MAS) 12-10, 12-10, 3-3 mundur
Ganda Campuran
Tang Chun Man/Tse Ying Suet (HKG) vs Ryota Taohata/Koharu Yonemoto (JPN) 11-3, 11-7, 14-12
Ganda Putra
Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian (INA) vs Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin (1/TPE) 11-6, 11-6, 11-13, 9-11, 12-10

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 17/10/2016.


Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing