Ahsan/Rian Mulai Bertaji, Menanti Racikan Baru Tontowi/Gloria
Mohammad Ahsan/Rian Agung (kanan) di podium tertinggi China International Challenge 2017/@Antoagustian |
De jure, pengurus baru PP PBSI belum sah memainkan roda
perbulutangkisan Indonesia karena belum dikukuhkan KONI. Namun de facto,
Jenderal (purn) TNI Wiranto dan kabinetnya sudah mulai bertugas atas restu dan
izin Gita Wirjawan dan pengurus lama. Sambil menanti pengukuhan untuk
mendapatkan legitimasi juridis, beberapa bagian sudah mulai bergerak seperti di
Pelatnas Cipayung.
Beberapa atlet pun sudah dikirim dan berlaga di turnamen
internasional seperti yang baru saja berakhir di Kota Hainan, Tiongkok. Sejak
sepekan terakhir berlangsung turnamen China International Challenge yang
merupakan turnamen level enam, satu tingkat di bawah Grand Prix. Di sana,
Indonesia berhasil mendulang satu gelar melalui pasangan ganda putra Mohammad
Ahsan/Rian Agung Saputro.
Di partai final, Minggu (15/01) siang WIB, Ahsan/Rian
mengalahkan unggulan kedua dari Thailand Potieng Trawut/Yordphaisong
Nanthakarn. Bertanding selama setengah jam dengan menggunakan sistem poin 11, unggulan
pertama itu menang 8-11 11-7 11-4 11-7.
Ahsan/Rian melangkah ke partai puncak dengan susah payah.
Keduanya harus melewati pertarungan sengit lima set menghadapi wakil tuan rumah
Han Chengkai/Tan Qiang, dengan skor 11-9, 11-9, 11-13, 11-13, 11-3. Sementara
Potieng Trawut/Yordphaisong Nanthakarn juga menggusur wakil tuan rumah lainnya,
Yu Xiaoyu/Zhou She, untuk bertarung dengan Ahsan/Rian di final.
Sumber gambar @INA_Bminton |
Sejatinya turnamen ini bukan levelnya Ahsan. Bersama Hendra
Setiawan, keduanya sudah malang melintang di level atas dengan buah berbagai
gelar juara bergengsi. Namun ia harus turun kelas menyusul keputusan Hendra
mundur dari timnas dan kini meniti karir profesional dengan Tan Boon Heong asal
Malaysia. Hendra dan Tan baru akan debut di India Grand Prix Gold di Lucknow,
India, 24-29 Januari nanti.
Bersama Rian yang sempat berpartner dengan Hendra saat Ahsan
bersama Berry Angriawan, keduanya harus merangkak dari bawah. Pekan ini
keduanya berada di rangking 116 BWF dan berkat tambahan 4.000 poin dari
Tiongkok, peringkat mereka akan naik 10 strip menjadi 93.
Mengikuti berbagai turnamen termasuk dari level bawah
sebagai momen pemanasan dengan pasangan baru. Sekaligus kesempatan menabung
poin agar bisa tampil di turnamen bergengsi, terutama Kejuaraan Dunia di Skotlandia
pada akhir Agustus nanti. Tak pelak beberapa agenda turnamen bertaraf Grand
Prix dan Grand Prix Gold sudah masuk dalam daftar.
Setelah dari Tiongkok semifinalis Hong Kong Superseries 2016
ini akan langsung bergerak ke Malaysia. Bersama para pebulutangkis Indonesia
lainnya akan mengikuti Malaysia Masters Grand Prix Gold yang dimulai pekan
depan, 17-22 Januari.
Seperti Ahsan/Rian yang merupakan racikan baru, di Malaysia nanti racikan baru lainnya akan tampil, meski
keduanya bukan sosok asing. Mereka adalah ganda putra Hardianto-yang sebelumnya
berpasangan dengan Kenas Adi Haryanto dan Berry Angriawan serta ganda campuran,Tontowi
Ahmad dan Gloria Emanuelle Widjaja.
Pelatih ganda campuran Pelatnas, Richard Mainaky, Owi-sapaan
Tontowi sengaja dipisahkan dengan tandemnya Liliyana Natsir. Pasangan kawakan
yang baru saja merebut emas Olimpiade Rio 2016 akan berpisah sementara waktu,
setidaknya selama setahun. Dalam rentang waktu itu keduanya sengaja dipasangkan
dengan para pemain muda agar bisa berbagi ilmu dan transfer pengalaman. Walau
demikian di turnamen besar seperti All England dan Kejuaraan Dunia, keduanya
bakal bersama lagi.
Butet, panggilan akrab Liliyana, yang telah melewati usia
kepala tiga tidak akan dipaksakan dengan jadwal pertandingan yang padat. Wanita
asal Manado yang mulai ancang-ancang pensiun akan secara khusus disiapkan untuk
menyasar medali emas Asian Games tahun depan di tanah air.
“Liliyana tidak bisa diberi beban berlebihan lagi. Saya
siapkan dia untuk Asian Games 2018, masih bersama Tontowi. Makanya, saya akan
atur pertandingan untuk dia menuju Asian Games,”papar Richard kepada majalah Bulutangkis Indonesia, edisi Januari
2017 hal.29.
Richard tentu memiliki pertimbangan tersendiri memilih
Gloria sebagai partner baru Owi ketimbang Melati Daeva Oktaviani, Annisa
Saufika atau Shela Devi Aulia. Pengalamannya melahirkan banyak pasangan
berkelas membuat publik tak ragu dengan pilihan ini. Sebelumnya wanita
kelahiran Bekasi 23 tahun lalu pernah berpasangan dengan Edi Subaktiar dan Riky
Widianto. Diharapkan semangat juara dan pengalaman Owi bisa menular padanya.
Sumber infografik bola.com |
Seperti dikutip akun instagram @badminton.ina beberapa waktu
lalu, Gloria mengaku siap untuk memulai petualangan baru bersama Owi. Keduanya
sudah mulai berlatih bersama sejak Desember tahun lalu.
“Paling tinggal nambahin di sayanya untuk kekompakan atau
non teknisnya. Yang penting sayanya pede/engga main bersama mas Owi yang juara
Olimpiade."
Bermain di level Grand Prix Gold bukan pengalaman baru Gloria. Dengan semangat dan optimisme, bukan tidak mungkin bisa meraih gelar, mengikuti jejak seniornya Butet.
“ Saya dan mas Owi mulai lagi dari nol, awal tahun, yang
penting tetap positif thinking dan keep going. Jalanin aja. Mencari chemistry
dengan mas Owi tidak terlalu sulit karena sudah sama-sama kenal, paling hanya
menghapal kebiasaan-kebiasaan masing-masing aja. Target pribadi sih pengen
buktiin bisa ambil gelar." lanjutnya.
Semoga racikan baru ini bisa berbuah manis!
Tulisan ini pertama kali dipublikasian di Kompasiana, 15 Januari 2017.
Comments
Post a Comment