Marcus Rashford, Van Gaal dan Titik Balik Setan Merah

Gambar: Dailymail.co.uk

Manchester United akhirnya lolos. Louis van Gaal pun bernafas lega. Tertinggal 1-2 di leg pertama babak 32 besar Liga Europa di markas FC Midtjylland, Setan Merah berhasil menunjukkan kelasnya saat balik menjamu wakil Denmark itu di Old Trafford, Jumat (26/02/2016) dini hari WIB.

Tak tanggung-tanggung tuan rumah menggelontorkan lima gol ke gawang tim peringkat ketiga Liga Denmark itu. The Red Devils pun ke babak 16 besar dengan modal agregat 6-3. Kemenangan telak ini tampaknya menjadi pesta besar bagi Sang Meneer. Pasalnya untuk pertama kali ia melihat anak asuhnya mencetak lima gol di sebuah pertandingan kompetitif. Tak hanya produktif, dalam penuturannya, Van Gaal sendiri mengaku bahwa timnya tampil menyerang.

Tentu, itu sebuah pengakuan terhadap titik balik strategi yang selama ini dimainkan dan pola permainanan yang belakangan mereka tunjukkan. “Itu merupakan penampilan yang hebat. Para fans akan menikmati sepakbola menyerang,”ungkapnya kepada BT Sport.

Meski menghadapi tim dengan level di bawahnya, setidaknya United berhasil menyajikan sesuatu yang berbeda. Suguhan permainanan menyerang yang memikat. Dominasi nyaris mutlak dengan penguasaan bola mencapai 71 persen dengan banyak peluang mencetak gol di antaranya dari 14 kali sepak pojok dan 25 tembakan ke gawang meski hanya dua yang mengarah ke gawang (on target).

Tak hanya itu. United pun mampu mengatasi tekanan badai cedera banyak pemain inti. Tanpa sang kapten Wayne Rooney, berikut kiper utama David De Gea, serta Anthony Martial yang mengalami nasib serupa De Gea saat melakukan pemanasan sebelum laga menghadapi Midtjylland. Kehilangan tak kurang dari 13 pemain utama lebih dari cukup untuk memusingkan seorang manajer dan menurunkan tingkat kepercayaan tim.

Namun dari pertandingan tadi, terlihat United berhasil mengatasi tekanan itu. Keberhasilan itu kian menyata setelah Memphis Depay dan kolega berhasil menyaput momok buruk Pione Sisto. Ya, pemain muda Uganda itu nyaris memberikan mimpi buruk tambahan setelah sebelumnya di leg pertama. Pemain 21 tahun itu lagi-lagi menunjukkan pesonanya, memperdaya Daley Blind, Michael Carrick serta Romero untuk membawa timnya unggul di menit ke-27.

Gol Sisto membuat United kelabakan. Setan Merah seperti kehilangan variasi menyerang. Mereka pun bingung. Untung saja ada Nikolay Georgiev Bodurov. Pemain belakang ini membantu menaikkan kepercayaan diri para pemain United berkat gol bunuh dirinya lima menit berselang. Gol bunuh diri itu memang untung-untungan. Tetapi United tak sama sekali menyerah pada keberuntungan. Gol bunuh diri itu tampak lebih sebagai bonus awal untuk sajian keseluruhan United yang memikat.   

"Midtjylland hanya menyeberangi garis tengah sekali dan mereka mencetak gol. Biasanya Anda mendapatkan penurunan kepercayaan, tapi kami terus menunjukkan permainan kami. Kami gagal mengeksekusi penalti, itu luar biasa tapi kami terus bermain. Saya harus memberikan pujian kepada pemain saya,"ungkap Van Gaal lagi.

Marcus Rashford

Sebelum laga ini mungkin tak banyak yang mengenalnya. Ini kali ketiga remaja 18 tahun itu mengisi daftar pemain utama United setelah dua kali di awal musim saat menghadapi Watford dan Leicester City. Bedanya, di dua laga awal itu ia hanya menjadi penghias bangku pemain cadangan. Baru kali ini ia debut. Dan hasilnya luar biasa.

Pemain kelahiran Manchester itu tampil ciamik. Ia menyumbang dua dari lima gol United dalam laga ini. Menyandingkan namanya dengan nama besar Ander Herrera dan Memphis Depay di papan skor. Rashford adalah berkah di tengah badai cedera United.

Ia dipanggil setelah banyak pemain utama United menepi. Van Gaal yang tak punya pilihan lain selain memalingkan pandangan ke pemain Akademi Manchester akhirnya menunjuk Rashford. Rashford benar-benar membayar tuntas kepercayaan langka yang ia peroleh.

Tampil sebagai starter, mengisi posisi Anthony Martial yang mengalami cedera saat pemanasan jelang laga, ia langsung menunjukkan taji. Pembuktian itu mulai terlihat sejak menit ke-17. Aksi briliannya berhasil melewati bek Midtjylland dan mengakhirinya dengan tendangan keras terarah. Untung saja Andersen sigap menepis.

Patut dimaklumi pesona Rashford baru berbuah manis di babak kedua. Sebagai pemain debutan dengan jam terbang sangat minim, ia butuh adaptasi. Apalagi harus mengatasi tekanan di ajang besar ini. Namun seperti terlihat di awal laga, peluangnya untuk mencetak gol terbuka lebar. Van Gaal sendiri memaklumi itu.

“Di babak pertama ia terlalu banyak berlari di sisi lapangan. Saya katakana kepadanya saat jeda untuk berada di lebar gawang dan Anda akan mencetak gol. Lalu ia mencetak dua gol-itu fantastis baginya,”tutur Van Gaal mengamini gol Rashford di menit ke-63 menuntaskan assist Juan Mata dan 12 menit kemudian.

Patut dicatat gol kedua Rashford adalah buah kerja sama pemain muda lainnya, Guillermo Varela Olivera dan pemain senior Juan Mata. Pemain asal Uruguay itu mengakhiri kerja sama apik itu dengan umpan silang terukur menyasar Rashford di area penalti. Di sinilah letak kredit tambahan pada skuad Van Gaal yang mengkolaborasikan pemain muda dan senior.

Lantas, inikah titik awal pesona Rashford? Sebagai pemain muda, ia sudah mengayunkan langkah pertama dengan manis. Setidaknya ia membuktikan potensinya kepada Van Gaal untuk tetap memperhitungkannya. Bukan tidak mungkin, ia bisa mengikuti jejak pemain muda Manchester City asal Nigeria, Kelechi Iheanacho yang kini menjadi pelapis Sergio Aguero. Bila semakin matang, tak mustahil pemain jebolan sebuah klub kecil di selatan Manchester itu akan menggeser posisi striker United lainnya yang sejauh ini belum menunjukkan hasil maksimal.

Rashford pun berpeluang menjadi pendukung Wayne Rooney mengingat pemain ini semula berposisi sebagai striker pendukung dan baru sejak Desember 2015 di United U21 menempati posisi baru sebagai striker tunggal.

N.B 

Manchester United melengkapi 16 tim yang melaju di Liga Europa yakni  Anderlecht, Athletic Bilbao, Basle, Bayer Leverkusen, Borussia Dortmund, Braga, Fenerbahce, Lazio, Liverpool, Manchester United, Sevilla, Shakhtar Donetsk, Sparta Prague, Tottenham, Valencia, Villarreal.

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, Jumat 26 Februari 2016.

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing