Tanda Tanya Besar untuk Owi/Butet Jelang Olimpiade Rio

Owi/Butet/badmintonindonesia.org

Ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kembali menuai hasil mengecewakan. Tampil di Australia Open Super Series yang dimulai sejak 7-12 Juni, di Sports Center, Olympic Boulevard, Sydney, pasangan yang karib disapa Owi/Butet itu langsung kandas di babak pertama.

Menghadapi pasangan non unggulan asal Denmark, Anders Skaarup Rasmussen/Maiken Fruergaard, Owi/Butet menyerah setelah berjuang tiga set 12-21, 21-18 dan 15-21. Kekalahan ini semakin mengindikasikan penurunan performa mereka setelah di pekan sebelumnya keok di babak kedua ajang Indonesia Open Super Series Premier.

Hasil ini mendatangkan keraguan sekaligus mempertebal tanda tanya terkait kesiapan mereka tampil di Olimpiade Rio de Janeiro, Agustus mendatang. Owi/Butet merupakan salah satu andalan Merah Putih, di samping junior mereka Praveen Jordan/Debby Susanto, serta dua ganda senior Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan serta Greysia Polii/Nitya K Maheswari  untuk mendulang medali di Brasil nanti.

Namun, hasil ini, tak hanya mempertegas kembang kempis performa mereka di tahun ini. Juga membuat pertanyaan terkait peluang prestasi tersebut membesar. Ini merupakan turnamen besar terakhir sebelum Olimpiade Rio.

Salah satu kendala terbesar yang terlihat jelas saat ini adalah kondisi fisik. Secara teknik dan pengalaman, Owi/Butet tak perlu diragukan lagi. Hampir semua gelar sudah mereka koleksi. Namun soal usia yang tak bisa dimanipulasi, kurang dibarengi dengan pemeliharaan terhadap kondisi fisik.
Beberapa pemain senior, sebut saja dua juara Indonesia Open 2016, Lee Chong Wei asal Malaysia dan Xu Chen/Ma Jin dari Tiongkok, masih terlihat prima, walau secara usia hampir tak jauh berbeda dengan Owi/Butet. Namun, performa mereka yang begitu meyakinkan tak lepas dari kondisi fisik yang prima.

Hal ini tidak berarti bahwa Owi/Butet mengabaikan aspek tersebut. Namun, pengakuan yang keluar dari mulut Butet seusai kalah di babak awal Australia Open 2016 menyuratkan persoalan di sisi tersebut.

“Lawan hari ini cukup kuat, sementara saya kondisinya kurang begitu fit. Setelah Malaysia Open kemarin juga kondisi kami agak menurun. Bolanya juga banyak membuat kami harus reli, sementara saya tidak terlalu kuat,” tutur Liliyana dikutip dari badmintonindonesia.org

Kalah secara fisik, membuat Owi/Butet mudah tergoda untuk mengambil jalan pintas. Terburu-buru mengembalikan bola dan bernafsu mengakhiri perlawanan malah menjebak mereka.

 “Ya selain itu, pasangan Denmark juga nggak gampang mati, terus kami sendiri kurang tenang dan terlalu tergesa-gesa,” timpal Tontowi.

Diharapkan kekalahan dini ini membuat Owi/Butet mendapatkan waktu persiapan yang lebih untuk Olimpiade nanti. Bahkan beberapa pemain unggulan dari sejumlah negara seperti Lee Chong Wei, Zhang Nan/Zhao Yunlei, Xu Chen/Ma Jin, dan Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong lebih memilik menarik diri untuk mempersiapkan Olimpiade.

“Kami akan introspeksi diri. Dari permainan kami apalagi yang perlu diperbaiki. Kemarin kami untuk memperbaiki poin Olimpiade kan ikut pertandingan beruntun, jadi persiapannya kurang. Setelah ini ada sekitar dua bulan sebelum Olimpiade semoga kami bisa maksimal,” lanjut Liliyana. 

11 Wakil

Setelah menyelesaikan babak pertama, Indonesia pun menempatkan 11 wakil di ronde kedua. Ganda putra menjadi satu-satunya sektor yang masih utuh setelah Hendra/Ahsan, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Berry Angriawan/ Rian Agung Saputro dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, serta Markis Kido/Hendra Aprida Gunawan meraih kemenangan.

Di ganda campuran, Indonesia hanya menyisahkan dua wakil yakni Praveen Jordan/Debby Susanto dan Riky Widianto/Richi Puspita Dili. Selain Owi/Butet, Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti dan Yehezkiel Fritz Mainaky/Lyanny Alessandra Mainaky belum bisa meraih hasil positif

 Tampil baik di Indonesia Open beberapa waktu lalu, Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa justru antiklimaks. Ihsan yang merupakan semifinal Indonesia Open menyerah di tangan tunggal India Sameer Verma usai bertanding tiga game 20-22, 21-15 dan 15-21. Sementara Jonatan kalah telak dari Kwang Hee Heo asal Korea, 15-21 dan 14-21.
Jonatan Christeie/badmintonindonesia.org


Berbeda dengan dua kompatriotnya, Anthony Sinisuka Ginting meraih hasil positif. Bertemua wakil Taiwan Chou Tie Chen, Anthony menang mudah 21-8 dan 21-12 dan akan menghadapi ‘pembunuh’ Jonatan di babak kedua.

Anthony menemani tunggal senior, Sony Dwi Kuncoro yang menumbangkan unggulan enam asal Tiongkok sekaligus finalis Indonesia Open 2016, Tian Houwei 21-16 dan 21-12.

Mendapat bye, ganda senior Greysia/Nitya tanpa berkeringat ke babak kedua sekaligus menjadi tumpuan harapan setelah Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri dibekuk wakil Tiongkok, Bao Yixin/Chen Qingchen, 16-21 dan 12-21.

Setali tiga uang di sektor tunggal putri. Indonesia tinggal bertumpu pada pemain muda Lyanny Alessandra Mainaky yang menumbangkan Line Kjaersfeldt asal Belanda dengan skor 21-16 dan 21-19. Di babak kedua dara 19 tahun ini akan menantang Sun Yu asal Tiongkok.

Daftar wakil Indonesia di babak II (Kamis, 9/6 mulai pukul 13.00 waktu Sydney, Australia):
Tunggal Putra

Anthony Sinisuka Ginting
Sony Dwi Kuncoro

Tunggal Putri
Lyanny Alessandra Mainaky
Ganda Putra
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi
Berry Angriawan/ Rian Agung Saputro
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon
Markis Kido/Hendra Aprida Gunawan
Ganda Putri
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari
Ganda Campuran
Praveen Jordan/Debby Susanto
Riky Widianto/Richi Puspita Dili 


Kontestan babak kedua berdasarkan negara (gambar dari @BadmintonUpdates):

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 8 Juni 2016.


Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing