Angin Segar Regenerasi Ganda Putra Indonesia


Marcus/Kevin juara ganda putra Australia Open 2016/badmintonindonesia/org



Turnamen Australia Open Super Series tahun ini boleh dikata menjadi milik ganda putra Indonesia. Betapa tidak. Turnamen berhadiah total 1 juta dollar AS, menjadi yang terbesar dari segala turnamen badminton sejagad, menempatkan dua ganda putra Indonesia di podium utama.

Partai all Indonesian final yang digelar Minggu (12/06) mempertemukan dua pasangan muda, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Sebelum pertemuan kedua pasangan itu, Indonesia menempatkan tiga pasangan di semifinal dan salah satunya harus terlibat “perang saudara” yakni antara Angga/Ricky dan Berry Angriawan/Rian Agung Saputro. Berry/Rian lolos ke empat besar setelah mengandaskan ‘pembunuh’ ganda senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan asal Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.

Sementara Marcus/Kevin ke partai pamungkas usai menumbangkan pasangan Tiongkok Liu Cheng/Zheng Siwei. Sebelum itu, di delapan besar pasangan Indonesia dengan rangking BWF terbaik kedua setelah Hendra/Ahsan ini menumbangkan unggulan dua asal Tiongkok Zhan Nan/Fu Haifeng.

Dominasi para pemain ganda putra Indonesia di Australia Open ini memberikan angin segar bagi regenerasi sektor ini. Performa ganda senior Hendra/Ahsan yang mulai goyah sudah mendapatkan penerus. Dengan usia yang masih muda, para pelapis sudah mampu unjuk gigi dan bukan mustahil akan mampu mengulangi bahkan melebihi prestasi Hendra/Ahsan suatu hari nanti.

Dari tiga pasangan muda  ganda putra, performa Marcus/Kevin benar-benar mencuri perhatian. Kemenangan atas Angga/Ricky yang notabene menjadi pelapis Hendra/Ahsa di Australia Open 2016 menegaskan bahwa Marcus/Kevin pun sudah siap menjadi ganda kedua.

Secara head to head, sepanjang tahun ini, Marcus/Kevin lebih unggul. Di awal tahun pasangan yang kini berada di rangking 13 dunia itu sukses naik podium utama di India Open usai menggusur Angga/Ricky. Secara keseluruhan ini menjadi trofi ketiga Marcus/Kevin sepanjang tahun ini. Selain dua trofi super series itu, keduanya pun menjadi jawara di Malaysia Grand Prix Gold.

Pada laga final hari ini terlihat Marcus/Kevin sangat percaya diri. Unggulan tujuh ini mampu menjaga performa baik saat menumbangkan para unggulan di babak sebelumnya. Seperti menghadapi Liu/Zheng di semi final, Marcus dan Kevin tampil padu dan mampu menguasai jalannya laga.

Mereka tampil tenang dan taktis. Tak hanya itu keduanya pun cakap memaksimalkan kelemahan Angga/Ricky yang terlihat grogi sehingga kerap melakukan kesalahan sendiri. Bisa jadi status sedikit lebih diunggulkan, Angga/Ricky yang dijagokan di tempat keenam tak mampu mengendalikan tekanan. Di sini terlihat jelas sejauh mana kematangan Angga/Ricky untuk menjadi penerus Hendra/Ahsan.

“Kami bermain dengan sangat tenang dan menikmati pertandingan. Di sisi lain, Angga/Ricky terlihat agak nervous. Jadi kami memanfaatkan hal tersebut,” ungkap Marcus dikutip dari badmintonindonesia.org.

Sport Center Olympic Boulevard, Sydney pun menjadi saksi penampilan gemilang Marcus/Kevin mengandaskan Angga/Ricky dua set langsung 21-14 dan 21-15 dalam waktu 33 menit. Sekaligus menunjukkan bahwa keduanya pun juga siap, bahkan lebih siap untuk menelikung Angga/Ricky menjadi pelapis.

Saat ini, rangking Angga/Ricky pun sudah disalip Marcus/Kevin. Bukan tidak mungkin bila keduanya terus mengasah diri, masa depan sebagai penerus Hendra/Ahsan akan terbuka lebar.

“Mereka main lebih baik daripada kami. Kami sudah coba yang lebih baik tapi ternyata mereka lebih baik lagi. Tadi kami banyak errornya,” aku Angga.

Hal senada diamini Ricky, sekaligus mengaku perlu banyak latihan untuk memperbaiki banyak kekurangan. “Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi mereka lebih baik dari kami. Kami harus latihan lebih keras lagi, banyak yang perlu diperbaiki.”

Terlepas dari hal ini, ajang Australia Open memberikan sinyal positif bagi renegerasi ganda putra Indonesia. Saat ini tiga pasangan masa depan sudah berada di langkiran 25 besar dunia. Selain Hendra/Ahsan di urutan kedua, Angga/Ricky di tempat ke-14 di belakang Marcus/Kevin serta Berry/Rian di urutan 24 dunia.

Empat pemain muda Indonesia di empat besar Australia Open 2016/@badmintalk


Greysia/Nitya gagal

Indonesia gagal menambah gelar dari sektor ganda putri. Ganda putri terbaik Merah Putih Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari tak mampu meladeni perlawanan pasangan baru Tiongkok Bao Yixin/Chen Qingchen. Bermain selama satu jam, pasangan nomor empat dunia itu menyerah straight set 21-23 dan 17-21.

 “Game pertama kami selalu ketat sampai pada akhirnya kami dapet momen di 20-18. Tapi pas banget saya pukul pas raketnya putus, padahal harusnya bisa poin. Ya mau nggak mau harus diterima, walaupun rasanya sayang. Tapi nggak apa-apa. Kami masih ada waktu satu bulan lagi menuju Olimpiade. Tujuan kami di sini kan untuk latihan menjelang Olimpiade. Karena hawa di latihan dan pertandingan tentu beda,” kata Greysia.
Greysia/Nitya runner up Australia Open 2016/badmintonindonesia.org


Dengan kekalahan ini Indonesia pun gagal memutus rantai dominasi Tiongkok di sektor ganda putri yang selalu menjadi jawara di Australia Open sejak 2014, saat naik level menjadi Super Series.


Walau kalah, Greysia/Nitya bisa menjadikan kesempatan ini sebagai pelajaran untuk tampil di Olimpiade Rio de Janeiro yang menyisahkan tak kurang dari dua bulan. Mudah-mudahan klimaksnya ada di Brasil nanti.

Hasil pertandingan final Australia Open, Tiongkok jadi juara umum dengan dua gelar:
Sumber @badmintalk

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 12 Juni 2016.

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing