Selamat Datang Kebanggaan Bangsa, Indonesia Open SSP 2016

Gambar dari Badmintonindonesia.org

Jarum jam baru saja menginjak angka 12. Jakarta siang itu benar-benar disengat mentari tanpa ampun. Benar seperti pendapat umum, posisi matahari tepat di atas kepala sehingga sengatannya sangat terasa. Namun, di salah satu ruangan hotel elit di jantung ibu kota, suasana panas membara itu tak terasa sama sekali. Berganti rasa sejuk yang sangat.

Teriakan ‘Indonesia..Indonesia’ menggema di seisi ruangan wah mengamplifikasi rekaman sejumlah bintang bulu tangkis Indonesia yang ditampilkan melalui dua buah layar raksasa. Ya, hari itu, Rabu (11/5), gelaran event turnamen BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 (BIOSSP)  resmi diperkenalkan.

Walau turnamen tersebut baru akan dimulai pada 30 Mei hingga 5 Juni nanti, sudah sejak dini pihak penyelenggara memastikan kesiapannya. Sebagaimana terlihat pada siang itu. Para undangan baik dari kalangan media, pengurus PBSI maupun pihak sponsor (BCA dan Djarum Foundation) dijamu dengan baik.

Di jagad bulu tangkis, hampir tak ada yang tak mengenal Indonesia. Indonesia dan bulu tangkis telah menjadi satu. Dan kejuaraan bulu tangkis yang sejak 2011 berstatus super series premier dan tiga tahun terakhir bertajuk BCA Indonesia Open Super Series Premier ini menjadi magnet tersendiri bagi para pebulutangkis dari seantero jagad.

Hampir tak ada pebulutangkis kelas dunia yang tak ingin merasakan atmosfer BIOSSP. Selain sebagai turnamen bintang enam dengan garansi 11 ribu poin bagi sang juara, price money terbesar-mengalahkan kejuaraan level serupa seperti Malaysia Open, Tiongkok Open, Denmark Open, dan All England-pelayanan yang prima dari pihak penyelenggara serta euforia penonton yang luar biasa, menjadi impian setiap pebulutangkis.

Bagi para pemain yang pernah tampil di Istora Senayan, Jakarta, ekspresi penonton yang luar biasa itu serasa seperti tengah berada di kandang macan. Aksi dan atraksi para penonton benar-benar memangsa nyali dan menerkam mental. Namun tak sedikit yang akhirnya merasa kangen. Ingin untuk kembali lagi dan lagi ke sana.

“Suasana benar-benar beda. Yang seperti ini tidak pernah ada di negara mana pun,”ungkap juara All England 2016, Praveen Debby tentang suasana Istora.

Penonton Indonesia memang ‘garang’. Namun itulah kekhasan suporter Merah Putih yang tak bisa ditutup-tutupi. Sulit kita temukan penonton Indonesia yang duduk manis di tribun saat menyaksikan pertandingan.  Dalam kegarangan itulah Carolina Marin asal Spanyol dan Ratchanok Intanon dari Thailand tak hanya menemukan kekhasan. Tetapi juga kedekatan.

Hampir semua pebulutangkis yang pernah tampil di Istora, di hadapan para ‘macan’ itu merasakan atmosfer yang berbeda. Yang akhirnya membuat mereka ketagihan untuk tampil lagi di Indonesia.

Kebanggaan bangsa

Pada gelaran IOSSP 2016 nuansa serupa dipastikan tak akan berubah. Malah pihak penyelenggara telah menjanjikan sesuatu yang semakin berbeda. Dalam penuturan Ketua Panitia Pelaksana, Anton Subowo, ada sejumlah perubahan yang membuat gelaran tersebut semakin memikat.

Pertama, total hadiah meningkat. Sebagai turnamen bulu tangkis dengan hadiah tertinggi di dunia, tahun lalu total hadiah yang disediakan sebesar USD 800 ribu. Kini jumlah tersebut meningkat menjadi USD 900 ribu.

Kedua, fasilitas. Anton mengaku saat ini tingkat persiapan sudah mencapai titik akhir. Dalam proses persiapan itu berbagai pembenahan dilakukan. Istora Senayan dibuat semakin nyaman baik bagi para penonton, pemain mapun media.

Selain itu, kemeriahan IOSPP dijamin tak hanya akan terjadi di dalam ruangan. Para penonton akan dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang ada di luar arena. Aneka games badminton, merchandise, serta spot-spot makanan dan minuman disediakan dalam jumlah memadai. Berbagai hiburan dan atraksi pun disediakan untuk membuat para penonton merasa nyaman.

Lantas bagaimana dengan para penonton yang tak sempat menyaksikan secara langsung? Jangan khawatir akses terhadap pertandingan, hasil, foto di dalam dan luar arena, highlight pertandingan hingga kuis tersedia secara lengkap di laman www.djarumbadminton.com.

Melalui laman tersebut para pencinta tepok bulu dibawa masuk ke dalam arena. Selain melalui layar televisi, kita bisa menyaksikan pertandingan secara langsung melalui live streaming.

Kemudahan serupa pun terkait urusan tiket yang bisa dibeli secara online sudah sejak 4 April lalu dengan harga mulai dari 15 ribu rupiah. Berbagai paket tiket pun tersedia hingga hadiah menanti para pembeli yang beruntung.

Pertanyaan penting kini, untuk apa semua itu? Apa yang mau kita kejar dari IOSSP 2016?
Tentu, menjadi tuan rumah dan penyelenggara terbaik seperti tahun-tahun sebelumnya adalah cita-cita. Sebagai panita dan masyarakat Indonesia, kita tentu berharap turnamen bergengsi itu semakin mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Namun, hemat saya, semua itu tak akan banyak berarti jika tidak memberikan dampak pada perbulutangkisan Tanah Air. Apakah kita hanya mau dikenal sebagai penyelenggara semata? Tentu saja tidak.
Gambar dari @Jonachivers


Rasa cinta kita terhadap bulu tangkis perlu semakin diperdalam. Dan itu seiring sejalan dengan prestasi para atlet. Tahun ini tema yang diangkat sangat tepat. Yakni menjadikan IOSSP sebagai kesempatan untuk menanamkan kebanggaan terhadap bangsa. Pride of the Nation.

Namun, kita tentu tidak ingin bahwa kebanggan tersebut kita peroleh semata-mata dari apresiasi atas kesuksesan sebagai tuan rumah. Perlu ada dampak jangka panjang terhadap peningkatan prestasi bulu tangkis Tanah Air yang pada sektor tertentu sedang mengalami krisis.

Krisis tersebut terlihat secara jelas saat ini. Sudah banyak dibicarakan tentang krisis tersebut secara luas dan dalam. Secara khusus tentang turnamen ini krisis prestasi itu terlihat sejak dua tahun terakhir.

Sebagai tuan rumah, sejak terakhir kali ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan merebut juara pada tahun 2013, Indonesia tak lagi naik podium utama. Tahun lalu prestasi terbaik Indonesia hanya sampai semi final melalui Hendra/Ahsan serta Greysia Polii/Nitya K.Maheswari.

Apakah situasi tersebut akan berubah tahun ini? Tentu kita berharap tahun ini Merah Putih bisa Berjaya lagi. Sebagaimana disampaikan Ketua Umum PBSI, Gita Wirjawan, kita membidik tiga gelar dari sektor ganda putra, ganda putri dan ganda campuran.

Hendra/Ahsan masih menjadi andalan. Demikianpun Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di sektor ganda campuran. Serta Greysia/Nitya di ganda putri. Kita berharap juara All England tahun ini Praveen Jordan/Debby Susanto kembali membuat kejutan.

Di sektor tunggal putra, dua tunggal muda, Jonathan Christie dan Anthony S.Ginting bisa melampaui prestasi mereka tahun lalu yakni mencapai babak delapan besar. Serta para pemain lain di sektor-sektor lain harapan kita pun sama.

Namun, perjuangan mereka tak akan mudah. Sebagai turnamen level super series premier, para pebulutangkis terbaik dunia dipastikan tampil (kecuali yang berhalangan karena sakit atau cedera). Adalah kewajiban bagi para penghuni 10 besar dunia untuk ambil bagian.

Sebagaimana disampaikan Debby Susanto, diharapkan kesempatan bermain di kandang dimanfaatkan sebaik mungkin. Dukungan penuh dari penonton tuan rumah, tidak menjadi beban yang menekan tetapi lebih sebagai suntikan semangat untuk berprestasi.

Prestasi para Arjuna dan Srikandi bulu tangkis itu diharapkan melengkapi kesuksesan kita sebagai tuan rumah. Sehingga kebanggan kita sebagai bangsa menjadi utuh.


Selamat datang BCA Indonesia Open Super Series Premier….mari kita ramaikan Istrora eaaaa...eaaaaa.eaaaaaa..

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana 12 Mei 2016.

http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/selamat-datang-kebanggaan-bangsa-bca-indonesia-open-ssp-2016_5734604f6d7e61d80705b2f7

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing

Menulis Terus Sampai Jauh...