Perginya de Filippis, Pendobrak Dominasi Pria di Ajang F1


Kabar duka baru saja bergelayut di dunia balap Formula One (FI). Pebalap wanita pertama yang berkompetisi di ajang tersebut, Maria Teresa de Filippis baru saja menghembuskan nafas terakhir pada 8 Januari kemarin, di usia 89 tahun. 

Wanita kelahiran Naples ini menjadi pendobrak kemapanan F1 yang didominasi kaum pria selama 15 tahun pertama. Ia membuka jalan bagi kaum hawa untuk berpartisipasi di ajang tersebut saat tampil pertama kali bersama Tim Maserati di tahun 1958. Pencapaian terbaiknya saat itu menempati posisi ke-10 di GP Spa, Belgia. 

Karirnya di dunia balap terbilang singkat. Meski telah mengadu nyali sejak remaja, penyuka balap kuda dan pebalap motor ini hanya setahun beradu di lintasan jet darat. Entah mengapa karirnya yang tengah tumbuh harus dihadapkan dengan tantangan mengerikan di musim 1958, salah satu tahun horor dalam sejarah F1. 

Meninggalnya sejumlah pebalap termasuk pemilik tim Jean Behra, membuat nyali Fillipis benar-benar ciut. Ia pun memutuskan pensiun. Sayangnya, keputusan mundur itu diambil saat usianya baru 23 tahun. 

Sepertinya kematian sang bos tim bukan menjadi alasan tunggal. Ia pernah gagal menjalani kualifikasi di seri pembuka musim 1959 di Monaco bersama tim Behra Porche. 

Namun demikian kata pensiun tak benar-benar berlaku bagi wanita yang menikah pada 1960 ini. Ia kemudian berkecimpung dalam organisasi F1 menjadi wakil presiden dan presiden kehormatan Club International de Anciens Pilotes de Grand Prix F1 yang merupakan wadah bagi para pensiunan pebalap. 

Wanita yang dianggap sebagai pionir balap motor, dunia yang kemudian sepenuhnya dikuasai kaum pria, kemudian mendirikan Maserati Club di tahun 2004 dan menjadi presiden hingga kini. 

Minim

F1 tampaknya tak hanya identik dengan uang. Pengalaman susahnya Rio Haryanto naik tingkat untuk tampil di ajang bergengsi jet darat itu menjadi gambaran jelas betapa fulus menjadi penentu. 

Namun tampaknya tak hanya itu. Benar atau tidak, berdasarkan hipotesis sementara jenis kelamin juga menjadi penentu. Setidaknya hal ini didasarkan pada minimnya keterlibatan wanita di dunia tersebut.

 Tengok saja dalam sejarah F1 sedikitnya ada enam wanita yang pernah berjuang di ajang F1 meski sebagian besar dari antaranya hanya seumur jagung. Dalam hingar bingar kompetisi dan bisnis F1 hanya bercokol nama sang pemula Filippis, Lella Lombardi, Divina Galica, Desire Wilson, Giovanna Amati dan terakhir Susie Wolf. 

Minimnya perwakilan wanita setali tiga uang dengan prestasi. Lombardi sempat mengikuti balapan sebanyak 17 kali (1974-1976) dan total mengumpulkan 0.5 poin. Pendahulunya de Filippis lima balapan (1958-1959) namun gagal mendapat satu poin pun. Sementara Galica tiga kali (1976 dan 1978), Wilson sekali (1980) dan Amati tiga kali (1992). Ketiga nama terakhir itu gagal mendulang poin sama sekali karena gagal lolos kualifikasi. 

Setelah jeda panjang, tak kurang dari 22 tahun, kaum wanita memiliki perwakilan di F1 dalam diri Susie Wolff. Pertama kali bergabung dengan tim Williams Martini Racing sebagai pembalap pengembang di musim 2012, wanita asal Skotlandia ini langsung mencuri hati. Istri bos Mercedes, Tito Wolff pun menjadi test driver musim 2015. Namun sulitnya persaingan mendapat kursi penuh sebagai pembalap Williams mendorong Susie mengambil keputusan untuk pensiun dari dunia balap.

Setelah Susie sempat mencuat nama Simona De Silvestro. Namun wanita Swiss yang kini berusia 27 tahun itu hanya menjadi pebalap afiliasi di musim 2014 bersama Tim Sauber dan sempat digadang-gadang akan menjadi wanita pertama yang beraksi penuh di ajang F1. 

Terlepas dari sebab musabab minimnya pebalap wanita di F1, setidaknya nama Filippis tak bisa dilupakan. Ia telah membuka jalan dan berkontribusi di dunia yang kini dikuasai kaum pria.

 “We lost another pioneering member of the Motorsport world today, Maria Teresa de Filippis, the first woman to race in F1. RIP,”ungkap mantan pembalap F1, Alexander Wurz di jejaring twitternya. 

Selamat jalan Filippis, Requescat in Pace sang pemula…

Dipublikasikan pertama kali di Kompasiana, 10 Januari 2016 14:41:16

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/perginya-de-filippis-pendobrak-dominasi-pria-di-ajang-f1_56920b1cc823bdf105f68204

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menanti Intervensi Pemerintah untuk Anak dengan Penyakit Langka

Menulis Terus Sampai Jauh...