Beda Nasib Tim Thomas dan Tim Uber Indonesia di Semi Final

Jonatan Christie/badmintonindonesia.org


Tim Thomas dan Uber Indonesia sudah memastikan tiket perempatfinal dengan status berbeda. Sehari sebelumnya para Srikandi ke delapan besar berstatus runner up grup C usai kalah dari Thailand di laga terakhir babak penyisihan, sebaliknya Tim Thomas perkasa sebagai juara Grup B setelah di laga terakhir, Rabu (18/05) membungkam India.

Kemenangan telak 5-0 atas India menyempurnakan kiprah Merah Putih di fase grup dengan tanpa menelan sekali kekalahan, masing-masing saat menghadapi Hong Kong (5-0) dan Thailand (4-1).

Menghadapi India, tim pelatih melakukan sejumlah perubahan. Sangat terasa dominasi para pemain muda dalam formasi yang diturunkan para pelatih. Tim Thomas hanya menurunkan satu pemain senior yang Hendra Setiawan.

Seperti perubahan di Tim Uber di laga kedua menghadapi Hong Kong dengan menurunkan satu pemain senior yakni Greysia Polii, di Tim Thomas ini Jonathan Christie menjadi tunggal pertama mengisi tempat tunggal andalan Tommy Sugiarto.

Di partai kedua, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi kembali menjadi ganda pertama. Tunggal kedua dipercayakan kepada Anthony Sinisuka Ginting dan Ihsan Maulana Mustofa di partai terakhir. Sementara Hendra Setiawan dipasangkan dengan juniornya Marcus Fernaldi Gideon.

“Tim Thomas yang akan turun melawan India sebagian besar adalah pemain muda, jadi kami sengaja menurunkan Hendra sebagai penyeimbang di tim supaya tidak tegang. Sama seperti yang kami lakukan saat menurunkan Greysia (Polii) di Tim Uber Indonesia melawan Hong Kong,” ungkap Rexy Mainaky, Manajer Tim Thomas dan Uber Indonesia sebelum pertandingan dikutip dari badmintonindonesia.org.

Kepercayaan semakin besar kepada para pemain muda pun dijawab dengan sangat meyakinkan. Para Arjuna mampu meladeni para pemain India yang nota bene memiliki peringkat lebih rendah.
Di partai pertama, Jonathan Christie mampu membungkam  Ajay Jayaram dua set langsung. 

Menghadapi Ajay, Jo begitu percaya diri. Performa yang makin menanjak ditambah rangking BWF yang lebih baik membuat Jo mampu menyudahi perlawanan pebulutangkis 21 dunia itu dengan skor 21-14 21-12 dalam waktu 37 menit.

“Hari ini saya merasa bermain lebih baik dari dua penampilan sebelumnya. Menjadi tunggal pertama ternyata enak juga karena masih fresh. Kalau jadi tunggal kedua atau ketiga, kadang terpengaruh skor tim, apalagi kalau tim lagi ketinggalan,” ungkap tunggal nomor 19 dunia itu.

 “Ajay sebetulnya pemain yang bagus, namun penampilan dia akhir-akhir ini kurang, jadi saya memanfaatkan kesempatan ini,” tambahnya.

Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi memperlebar keunggulan Indonesia usai menundukkan  Manu Attri/Akshay Dewalkar juga dua game langsung, 21-18, 21-17.

Di partai ketiga tunggal rangking 23 dunia, Anthony Sinisuka Ginting sedikit bekerja keras saat berjumpa Sai Praneeth. Kedua pemain melewatkan 54 menit pertandingan sebelum Anthony menyudahinya dengan skor  18-21, 21-11, 21-15. Kemenangan Anthony atas pemain nomor 34 dunia itu sekaligus menegaskan dominasi Indonesia di Grup B.

Ganda kedua yang mengkombinasikan dua generasi berbeda, Hendra Setiawan dan Marcus Fernaldi tak menemui hambatan berarti saat menghadapi Summeth Reddy B/Satwiksairaj Rankireddy.
Walau menjadi pasangan dadakan, penampilan Markus dan sang idola itu begitu apik dengan tetap mempertahankan karakter masing-masing.  Laga itu pun hanya berjalan kurang dari 30 menit dengan skor 21-9, 21-18.

“Saya bilang kepada Sinyo (Marcus), main dengan tipenya dia saja, saya tinggal mengikuti saja. Penampilan Sinyo hari ini cukup bagus, dia kan powernya memang kencang,” evaluasi Hendra terhadap sang junior.
Markus Fernaldi dan Hendra Setiawan/badmintonindonesia.org


Sementara itu, Markus mengaku sempat grogi saat ditandemkan dengan sosok yang sebelumnya hanya disaksikan lewat layar kaca.

“Tentunya senang sekali bisa berpasangan dengan koh Hendra. Dulu saya suka nonton dia di TV, sekarang bisa main bareng. Rasanya lebih semangat berpartner dengan koh Hendra, tapi ada rasa takut juga, takut mainnya jelek dan mengecewakan koh Hendra. Jadi tadi saya mainnya lebih fokus,” aku Markus.

Turun di partai terakhir dalam posisi aman tak mempengaruhi kinerja Ihsan Maulana. Walau menghadapi Sourabh Varma yang berperingkat 180 dunia, Ihsan harus bekerja keras selama satu jam dan empat menit. Sempat menang mudah di game pertama, tunggal nomor 31 dunia itu akhirnya harus berjuang rubber game akibat kelengahan di set kedua.

“Sebelum masuk lapangan alhamdulilah sudah percaya diri, di game pertama enak mainnya. Kemenangan di game pertama membuat saya overconfident di game kedua, terlalu buru-buru mematikan bola, maunya smash, padahal lawan pertahanannya lumayan,” ungkap Ihsan soal pertandingan yang berakhir dengan skor 21-10 20-22 21-13.

Hasil pertandingan Tim Thomas Indonesia vs India (5-0):

Jonatan Christie vs Ajay Jayaram 21-14, 21-12
Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi vs Manu Attri/Akshay Dewalkar 21-18, 21-17
Anthony Sinisuka Ginting vs Sai Praneeth B. 18-21, 21-11, 21-15
Hendra Setiawan/Marcus Fernaldi Gideon vs Summeth Reddy B/Satwiksairaj Rankireddy 21-9, 21-18
Ihsan Maulana Mustofa vs Sourabh Varma 21-10, 20-22, 21-13

Beda nasib

Undian babak perempat final yang dilakukan usai partai terakhir antara Tim Thomas China vs Tim Thomas Jepang bakal menghadirkan pertarungan sengit dan bernuansa balas dendam.

Tim Uber Indonesia harus mengubur impian untuk balas dendam terhadap Thailand di babak delapan besar. Berdasarkan undian, Greysia Polii dan kolega berada di pool bawah bersama Denmark, Jepang dan tim yang akan dihadapi yakni Korea Selatan. Sementara empat tim lainnya akan saling berhadapan di pool atas yakni Tiongkok vs China Taipei serta Thailand berjumpa India.

Justru sebaliknya, Tim Thomas Indonesia kembali bertemu Hong Kong yang pernah dikalahkan 5-0 di babak penyisihan grup. Namun, kemenangan atas Hong Kong akan menghadapkan Merah Putih pada lawan berat di babak semi final. Pasalnya, sama-sama berada di pool atas, pemenang antara dua raksasa Tiongkok dan Korea Selatan akan menantang Indonesia.

Menghadapi musuh lama, Indonesia bisa saja mempertahankan formasi saat kedua tim bertemu sebelumnya. Namun, Hendra Setiawan cs patut waspada mengingat Hong Kong akan dibakar aroma balas dendam.

Di samping itu, formula terbaik perlu disiapkan demi mengakhiri pertandingan lebih dini mengingat kemenangan 3-0 langsung mengakhiri pertandingan. Dengan demikian Tim Thomas Indonesia akan memiliki waktu istirahat yang cukup sebelum menghadapi partai berat di empat besar.

Sementara para Srikandi muda akan menghadapi para jagoan Korea. Di sektor tunggal Negeri Ginseng memiliki Sung Ji-Hyun yang kini berada di rangking tujuh serta Bae Yeon Ju di posisi 14 dunia.

Di sektor ganda mereka memili dua pasangan di rangking enam dan delapan dunia yakni Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan serta Chang Ye Na/Lee So Hee.

Dalam situasi seperti ini, para pemain Uber sejatinya bermain tanpa beban alias nothing to loose. Perjuangan all out akan dibalas dengan hasil terbaik dan pengalaman berharga dari para pemain Korea yang sangat kaya pengalaman dan memiliki jam terbang lebih tinggi.

Akhirya, kita berharap yang terbaik bagi Tim Thomas Indonesia yang akan tampil, Kamis (19/05) pukup 12.00 WIB dan Tim Uber Indonesia pada pukul 18.00 WIB.

Selamat berjuang para Arjuna dan Srikandi Merah Putih…

Jadwal perempat final (gambar dari @badmintonupdates):

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 19 Mei 2016.

http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/beda-nasib-tim-thomas-dan-uber-indonesia-di-perempat-final_573cb026ed9273750ab74948



Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing