“Sad Ending” Hendra/Ahsan dan Panggung Baru Para Penerus
Kebersamaan Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan berakhir
pilu. Ganda senior Merah Putih itu tak mampu berbicara banyak di turnamen Korea
Terbuka yang merupakan turnamen terakhir sebelum keduanya berpisah. Langkah pasangan
peringkat lima dunia itu terhenti di babak perempatfinal.
Adalah Li Junhui/Liu Yuchen yang menjadi mimpi buruk
pasangan Juara Dunia 2013 dan 2015 itu. Pasangan muda Tiongkok itu kembali
menjegal Hendra/Ahsan sama seperti di babak semi final Jepang Terbuka beberapa
hari sebelumnya ().
Pasangan yang sama-sama masih berusia 21 tahun itu
menggagalkan harapan Hendra/Ahsan menorehkan perpisahan yang manis dengan gelar juara di turnamen terakhir .
Selain itu Li/Liu mencatatkan rekor tersendiri atas pasangan juara All Engaland
2014 itu. Dalam tujuh pertemuan mereka, Li/Liu berhasil mengantongi lima
kemenangan.
Menyaksikan pertandingan hari ini terlihat jelas seperti apa
semangat Hendra/Ahsan. Tampaknya mereka kesulitan untuk mengatasi tekanan
psikologis untuk memenangkan pertandingan, dan ambisi Li/Liu melanjutkan tren
positif.
Hendra/Ahsan sempat memimpin di awal game hingga posisi 1-3.
Setelah itu, Li/Liu berhasil memberikan
tekanan dengan memanfaatkan tenaga muda
mereka. Smes-smes keras sulit dibendung Hendra/Ahsan sehingga poin demi poin
berhasil diperoleh. Setelah menyamakan kedudukan 3-3, pasangan muda Tiongkok
itu terus melaju hingga mengakhiri game pertama dengan skor 21-11.
“Lawan kami tenaganya
kencang-kencang dan mungkin mereka sangat percaya diri kalau melawan kami,” tutur
Ahsan seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.
Di game kedua, Li/Liu semakin percaya diri. Pola permainan
Hendra/Ahsan dengan mudah diladeni dan balik memberikan tekanan dengan serangan
tajam dan permainan cepat. Berbeda dengan babak pertama laju perolehan poin di
babak kedua sedikit lebih lambat. Li/Liu hanay memberi nafas kepada
Hendra/Ahsan hingga poin ke-16 untuk mengakhiri pertandingan dengan skor 21-11
dan 21-16.
“Li/Liu sudah siap dengan pola permainan kami. Saat kami mengubah
permainan menjadi defense juga bisa ditembus terus,” tambah Hendra usai
pertandingan yang berlangsung 27 menit itu.
Siapa mengambil
panggung?
Melihat sepak terjang Hendra/Ahsan dalam setahun terakhir
tampaknya keputusan PBSI untuk menceraikan mereka tidak berlebihan. Terakhir kali
Hendra/Ahsan naik podium utama di Thailand Masters awal tahun ini.
Setelah ini kedua pemain senior itu akan mendampingi para
pemain muda. Hendra bertandem dengan Rian Agung Saputro, sementara Ahsan
menjadi mentor bagi Berry Angriawan. Sepak terjang pasangan baru ini langsung
diuji di dua turnamen super series pada pertengahan hingga akhir bulan Oktober.
Denmark Open Superseries Premier pada 18-23 Oktober, selanjutnya Prancis Open
Superseries pada 25-30 Oktober.
Seperti diungkapkan Ahsan, perpisahan mereka tidak hanya
untuk membagi pengalaman dan menuntun para pemain muda, juga mengembalikan rasa
perceya diri dan memulihkan semangat mereka. Bersama sejak 2002 silam bukan
waktu yang singkat sehingga butuh penyegaran.
“Saya berharap bisa mengembalikan rasa percaya diri dan mau
mengembalikan tenaga. Semoga kami bisa lebih baik lagi kedepannya,” tandas Ahsan.
“Semoga saya bisa memberi pengalaman yang cukup untuk
Rian, dia juga harus cepat belajar,” timpal Hendra.
Kevin
Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon juara Australia Open
2016/tribunnews.com.
Perceraian Hendra/Ahsan otomatis membuka ruang bagi ganda
muda lainnya. Saat ini Indonesia memiliki dua pasangan pelapis yang kini berada
di lingkaran 14 dunia yakni Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (11
dunia) dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi (14 dunia).
Dibanding Angga/Ricky performa Marcus/Kevin sepanjang tahun
ini cukup menggembirakan. Keduanya dua kali meraih mahkota juara turnamen super
series yakni Australia Open dan India Open. Di dua turnamen itu Marcus/Kevin
menumbangkan Angga/Ricky yang semula lebih digadang-gadang sebagai penerus
Hendra/Ahsan. Satu gelar lagi direngkuh di level grand prix di Malaysia
Masters.
Apakah Marcus/Kevin dan Angga/Ricky siap mengambil posisi
Hendra/Ahsan? Kita lihat saja nanti.
Tulisan terkait:
http://charlesemanueld.blogspot.co.id/2016/09/hendraahsan-mengejar-kado-perpisahan.html
http://charlesemanueld.blogspot.co.id/2016/09/gagal-di-jepang-hendra-ahsan-incar-kado.html
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 30 September 2016.
Comments
Post a Comment