Kenali Dirimu! Kunci Menuju Tubuh dan Jiwa yang Sehat

Ilustrasi kesehatan tubuh dan mental: Liputan6.com/Trieyasni

Mens sana in corpore sano. Demikian kredo yang dikumandangkan Decimus Lunius Juvenalis pada akhir abad kedua sebelum masehi. Ungkapan dari pujangga Romawi itu merupakan penggalan dari pernyataan lengkapnya dalam Satire X yang berbunyi: Orandumb est ut mens sana in corpore sano.

Dalam perjalanan waktu, dunia kemudian lebih mengenal versi pendek tersebut. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai a healthy mind, in a healthy body. Pikiran yang sehat pada badan yang kuat. Versi lainnya berbunyi demikian: di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Ungkapan yang sudah menjadi klasik ini sejatinya tetaplah aktual dan relevan hingga hari ini dan di masa selanjutnya. Betapa tidak. Kesehatan tubuh, pikiran, dan kejiwaan adalah sama pentingnya. Tubuh yang sehat akan memungkinkan bersemainya jiwa dan pikiran yang sehat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2017 malah menekankan empat pilar yang membentuk kesehatan masyarakat secara integral. Selain sehat fisik dan kejiwaan psikologis, sehat secara sosial dan sehat spiritual keagamaan adalah satu kesatuan.

Tidak mengherankan bila PT Izi Sehat Eternal dan Pulih@thePeak kembali mengangkatnya sebagai tema peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-57 pada 12 November tahun ini.

Tema ini sejalan dengan tajuk peringatan secara nasional yang ditetapkan pemerintah Indonesia yakni “Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku.”

Kunci Hidup Sehat

Sekali lagi, webinar yang digelar tepat pada Hari Kesehatan Nasional mengambil tema, "Mengenal Lebih Dalam Mens Sana in Corpore Sano bersama IziHealth dan Pulih@thePeak."

Tampil sebagai pembicara adalah Christian Adhi Putra selaku Head of Operational Izi Sehat Eternal, berikut Dra Diah Astarini dari Yayasan Pulih@thePeak, dan Anggina Salamah yang merupakan seorang Certified Nutrition Coach.
Para pembicara: tangkapan layar dari Youtube IziHealth

Saya beruntung mengikuti acara yang berlangsung hampir dua jam sejak Pukul 15.15 WIB itu. Para pembicara memberikan banyak insight berharga dengan mengerucut pada pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental.

Penting bagi setiap orang untuk menyadari kembali hakikatnya sebagai makhluk berjiwa dan berbadan. Karena itu, dua unsur itu harus dijaga keseimbangannya.

Kita mulai dari kesehatan badan. Ada satu bagian menarik yang perlu saya garisbawahi dari Anggina Salamah. Wanita langsing semampai ini berbicara tentang bagaimana strategi mengatur pola makan yang berdampak pada berat badan.

Apakah Anda sering absen makan pagi? Apakah Anda kerap tak merasa perlu makan malam? Apakah hal seperti ini salah dan berbahaya bagi tubuh?

Anggina mengatakan tak ada yang salah dengan pilihan seperti itu. Urusan waktu dan frekuensi makan tergantung pada kondisi, kebiasaan, dan kebutuhan setiap orang.

Begitu juga himbauan makan teratur sebenarnya bukan tanpa tujuan. Salah satunya adalah menghindari rasa lapar berlebihan. Jangan sampai menunda-nunda makan saat perut mulai terasa lapar. Sebab, setiap detik penundaan akan berubah jadi bom waktu saat makan tiba.

Pilihan makan menjadi tidak tepat. Serampangan. Porsi makan menjadi tak terkontrol. Asupan nutrisi seimbang akan seketika lenyap. Hilang disapu aroma makanan yang menggoda.

Pilihan bisa berat sebelah. Hanya menyentuh hidangan yang sungguh menggugah selera. Tinggi kalori tapi rendah vitamin. Tinggi lemak dengan karbohidrat berlebihan. Dan sebagainya.

Singkatnya, menunda makan bukan sikap yang tepat. Makan teratur dengan porsi yang cukup dan seimbang adalah penting. Ada beberapa pokok pikiran lain, terutama tentang nutrisi seimbang sebagai kunci hidup sehat. Anggia mengatakan penting untuk menjaga susunan asupan sehari-hari yang jenis dan jumlah nutrisinya sesuai kebutuhan hidup.

Anggina menampilkan piramida nutrisi yang menjadi fondasi penting bagi tubuh. Pada bagian paling dasar adalah keseimbangan energi antara energi masuk dari makanan dan minuman yang dikonsumsi dan energi yang dikeluarkan dalam setiap aktivitas sehari-hari seperti olahraga, Basal Metabolic Rate (BMR), dan proses mencerna makanan.

Bagian lainnya adalah makronutrisi dan mikronutrisi. Makronutrisi yang menjadi sumber utama dan dibutuhkan dalam jumlah besar seperti karbohidrat, protein, dan lemak.

Sementara itu, vitamin dan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tetapi sangat penting menjadi bagian dari pemenuhan mikronutrisi tubuh.

Anggina memberikan sejumlah tips untuk menjaga kesehatan tubuh terutama untuk mencetah kenaikan berat badan berlebihan:

Pertama, menjaga hidrasi tubuh dengan minum minimal delapan gelas sehari. Bila kita dehidrasi kita akan cenderung memilih minuman manis untuk memenuhi dahaga kita. Tanpa sadar berat badan akan naik.

“Air juga membantu membuang limbah tubuh yang bisa menaikan berat badan walau sementara,” sambung Anggina.

Kedua, perbanyak konsumsi sayur dan buah. Selain membantu mengenyangkan, juga mengandung vitamin yang tinggi.

Ketiga, mengurangi tepung, gula, dan minyak. Makanan-makan ini cenderung tinggi kalori tetapi rendah vitamin.

Tangkapan layar presentasi dari Youtube IziHealth/

Keempat, berolahraga dan beraktivitas untuk membantu kita tetap sehat.

Kelima, tidur minimal 7-9 jam sehari. Jika kurang tidur hormone lapar rawan meningkat sehingga kita cenderung makan makanan tinggi karbohidrat dan tinggi kalori untuk menyenangkan tubuh kita.

“Selain itu hormon stress itu cenderung meningkat,” lanjutnya.

Keenam, membaca label makanan untuk memastikan kandungannya.

Menjaga keseimbangan nutrisi adalah bagian penting untuk menjaga kesehatan tubuh. “Sebenarnya hidup sehat itu mudah, murah, dan enak selama kita peduli dan mau berubah,” tegasnya.

Tangkapan layar presentasi dari Youtube IziHealth/

Konsultasi Online

Kesehatan mental merupakan aspek penting yang perlu dijaga. Bagaimana cara Anda menjaganya? Bila Anda pernah mengalami masalah mental, ke mana Anda mencari pertolongan?

Kita biasa mengenal dua profesi yang cukup diandalkan dalam urusan kesehatan mental. Keduanya adalah psikiater dan psikolog. Walau bergerak di ranah yang sama, kedua profesi ini sesungguhnya tak sama. Acap kali keduanya disalahpahami dan saling dipertukarkan.

Menukil AllPsychologySchools, psikiater adalah dokter yang memberikan terapi pengobatan kepada pasiennya. Mereka bisa meresepkan obat untuk terapi kesehatan mental dan emosional pasiennya.

Sedangkan, psikolog lebih fokus pada psikoterapi untuk merawat gangguan emosional dan mental pasiennya.

Selain bertandang ke psikolog dan psikiater, tersedia pilihan lain untuk mendapatkan pertolongan. Telah hadir IziHealth. Sesuai semboyannya “The Right Choice for A Healthy Life” produk ini hadir dengan beragam fitur untuk memberikan jawaban atas permasalahan kesehatan dan solusi menuju hidup sehat.

Salah satu fitur unggulan adalah konsultasi mental yang bisa dilakukan secara online.

Tidak sampai di situ. IziHealth juga bisa menjadi solusi untuk permasalahan kesehatan tulang belakang (Chiropractic), akupuntur, fisioterapi, kesehatan kulit dan rambut, serta gigi dan gusi.

Selain itu, bisa melakukan konsultasi terkait kulit wajah dan perawatan tubuh, nutrisi dan kebugaran tubuh agar tetap fit, hingga tindakan preventif seputar COVID-19 berupa vaksin dan konsultasi untuk mengetahui gejalanya. Patut dicatat, biaya konsultasi kesehatan di IziHealth sangat terjangkau.
Beragam fitur konsultasi online IziHealth: https://izihealth.com/

Di samping memanfaatkan kekayaan dan kemudahan dari IziHealth, kita juga bisa terkoneksi dengan Pulih@thePeak, kewirausahaan sosial yang berdiri tahun 2014.

“Kami menyediakan layanan konseling dan program-program pemberdayaan bagi perempuan, remaja, dan keluarga,” tandas Dra Diah Astarini.

Pulih@thePeak sudah sering berkolaborasi dengan IziHealth melalui berbagai kegiatan via siaran langsung di Instagram (IG Live) maupun webinar seperti kali ini.

Satu hal yang ditekankan oleh Dra Diah Astarini adalah bagaimana mengenali diri dengan baik. Dengan mengenal diri kita pun bisa menjaga diri.

“Badan sehat itu yang mengukur diri kita sendiri. Sejauh mana kita mengenal tubuh dan jiwa kita, kita pasti bisa merawat diri dengan baik,” tegas Dra Diah Astarini.

“Gnothi Seauton,” kata Socrates, filsuf Yunani antik. Kenali dirimu sendiri!

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing