#BreakTheBias dan Upaya Menciptakan Lingkungan Kerja Ramah Perempuan

Isu seputar perempuan masih tetap aktual hingga hari ini. Tak mengherankan, sejak 1975, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah menginisiasi “Women International Day” atau Hari Perempuan Internasional.

Banyak hal yang dimaksudkan dari peringatan yang jatuh saban 8 Maret itu. Tentu, tidak sekadar formalitas belaka, tetapi perlu memberi arti tersendiri terutama bagi kaum perempuan dan para pihak yang terkait.

Tahun ini, #WomenInternationalDay2022 mengambil tema “BreakTheBias. Tajuk itu sudah jelas mengirim pesan. Berbagai bias gender dan kesalahpahaman perlu dilawan dan disingkirkan, dalam berbagai matra kehidupan.

Danone Indonesia sudah menerjemahkannnya baik secara internal maupun eksternal. Hal ini terkuak saat webinar peringatan Hari Perempuan Sedunia pada Selasa, 8 Maret 2022 lalu. Mengusung tema “Perusahaan Ramah Keluarga Bantu Perempuan Indonesia Siapkan Generasi Maju” hadir sejumlah narasumber. Mereka adalah Indra Gunawan, Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kemen PPPA; Maya Juwita, Direktur Eksekutif IBCWE; Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia; dan Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd.

Saya terkesan pada langkah dan komitmen perusahaan ini untuk melawan bias dan menciptkan perusahaan ramah perempuan, ramah gender, dan ramah keluarga.

“Kebijakan perusahaan ramah keluarga dibutuhkan agar membawa dampak signifikan dalam melindungi hak-hak perempuan dan anak di Indonesia,”ujar Indra Gunawan.

Sebenarnya, upaya tersebut tidak semata-mata untuk memastikan hak perempuan tetap terjaga dan mendapat tempat yang setara. Melainkan bisa memberikan umpan balik positif bagi perusahaan itu sendiri seperti ditegaskan Rosdiana Setyaningrum.

“Perempuan yang menjalankan peran sebagai ibu perlu penguatan diri sendiri, baik dukungan keluarga, lingkungan atau masyarakat, dan pemerintah.”

Lantas, apa saja kebijakan konkret yang diambil Danone? Secara internal, ada sejumlah inisiatif yang dilakukan seperti memberikan enam bulan cuti melahirkan berbayar untuk karyawan wanita dan sepuluh hari cuti bagi karyawan pria.

Mendukung pemberian ASI eksklusif di tempat kerja dengan menyediakan ruang laktasi, menyediakan asuransi persalinan bagi karyawan wanita dan istri karyawan pria, memberikan jam kerja fleksibel, dan memastikan hak karyawan untuk kembali ke posisi yang sama atau setara pasca-melahirkan.

Status gizi karyawan juga dipantau seperti pengukuran kadar zat besi dalam tubuh dan keterlibatan dalam program Duta 1000 Pelangi yang menjadikan karyawan sebagai “agent of change” dalam memberikan edukasi kepada lingkungan internal maupun lingkungan sekitar terkait gizi dan kesehatan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Mulai tahun ini, Danone Indonesia menjalankan program pemberian ASI eksklusif dan memantau tumbuh kembang anak secara intensif. Tujuannya, karyawan perempuan merasa diperhatikan dan kepercayaan diri mereka sebagai perempuan dan seorang ibu semakin dipertebal.

Untuk Ibu Indonesia

Keberpihakan Danone tidak hanya ke dalam, tetapi juga ke luar. Danone Indonesia melalui Danone Specialized Nutrition (SN) melakukan sejumlah kegiata edukasi dan pemberdayaan para ibu di seluruh Indonesia.

Edukasi tentang gizi terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan diejawantahkan dalam beberapa program, mulai dari Bicara Gizi, Isi Piringku, Warung Anak Sehat, Rumah Bunda Sehat dan Rumah Tempe.

Selain itu, untuk memperluas kontribusi dalam memberikan akses terhadap kesehatan ibu dan anak, Danone SN menyediakan layanan Careline. Melalui layanan ini, 62 careliners yang terdiri dari para profesional (bidan, perawat, nutrisionis, dan psikolog) disiagakan untuk melayani konsultasi maupun mendengar keluh kesah para ibu.

Para ibu dapat menghubungi careline melalui telepon bebas pulsa, email, media sosial dan WhatsApp selama 24 jam. Para ibu bisa bertanya apa saja terkait tumbuh kembang dan pemberian nutrisi anak mereka. Sebaliknya, kesempatan tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan pencerahan terkait ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun serta asupan nutrisi yang bergizi sesuai dengan tahapan usia anak.

“Kami bangga bisa menjadi layanan yang mendukung tumbuh kembang anak dan siaga selama 24 jam melalui layanan multi-channel. Kapanpun ibu dapat menghubungi kami melalui channel yang sesuai dengan pilihan ibu baik itu melalui telepon bebas pulsa, email, media sosial ataupun WhatsApp," tegas Flora Pramasari.

Apakah perusahaan, tempat anda bekerja, atau lingkungan sekitarmu sudah ramah perempuan, ramah gender, dan ramah keluarga?

Bila belum optimal, beberapa anjuran ini sekiranya bisa dicoba.

Pertama, menyelenggarakan pelatihan seperti “parenting”, “self healing”, keuangan, dan sebagainya.

Kedua, menyediakan fasilitas seperti cuti melahirkan untuk ibu dan ayah, juga “day care.”

Ketiga, menciptakan “peer support” untuk meningkatkan kepercayaan diri, saling dukung sesame ibu dengan membentuk grup diskusi tentang masalah-masalah yang tengah dihadapi kaum perempuan.

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing

Menulis Terus Sampai Jauh...