Jatuh Hati dengan Blogger Jakarta pada Pertemuan Pertama
Blogger Jakarta bersama Fikko Group di puncak Sahid Rasuna Center, salah satu gedung tertinggi di Jakarta/foto Blogger Jakarta |
Sabtu, 18 Februari 2017. Itulah hari pertama saya berkenalan
dengan komunitas Blogger Jakarta. Mendapat informasi dari salah satu grup di
facebook saya tertarik mengikuti acara yang digagas Blogger Jakarta bertajuk “Sharing Session: Build Professional
Branding with Blog”pada akhir pekan itu.
Sepanjang hari saya mengikuti seluruh rangkaian acara.
Dimulai dengan berbagi pengalaman menulis konten yang enak dibaca dan menjual,
berlanjut dengan pemaparan singkat terkait Search Engine Optimization (ESO).
Acara ini dikemas begitu cair diselingi tanya jawab dan kuis-kuis menarik
berhadian voucher belanja.
Anak-anak muda penuh energi berkumpul di ruang pertemuan
Signature Park Grande, kawasan apartemen yang tengah dalam proses pembangunan,
terletak di Jl.Letjen M.T Haryono, Jakarta Timur. Bahkan mayoritas dari antara
mereka berusia jauh lebih muda dari saya. Semangat mereka meluap-luap. Rasa
ingin tahu begitu bergelora.
Sayang sesi yang
berlangsung sejak pagi hingga tengah hari itu terasa tak cukup dan jauh dari
memadai untuk menangkup semua pertanyaan dan rasa ingin tahu peserta. Tema
tersebut terlalu menarik untuk diselesaikan dalam dua tiga jam.
Justru keterbatasan waktu itu memantik rasa penasaran untuk
terus belajar. Jam-jam selanjutnya, persisnya setelah makan siang, giliran
berkenalan dengan perusahaan besar di bidang properti, Pikko Group. Selaku tuan
rumah dan sponsor utama, Pikko memfasilitasi para peserta yang berjumlah 60
orang itu untuk melihat dari dekat sejumlah proyek besar nan terkenal yang
terletak di titik-titik strategis di ibu kota.
Rangkaian acara sejak pagi hingga senja menjemput
meninggalkan kesan mendalam. Selain rasa takjub akan karya-karya fenomenal
Pikko Group, salah satunya memungkinkan saya melihat kebesaran Jakarta dari
puncak salah satu gedung tertinggi, juga lebih dari itu semakin membakar
semangat untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan: mengapa saya harus rela
datang di pagi itu? Lantas, mengapa akhirnya saya jatuh hati dengan Blogger
Jakarta dan merasa perlu menjadi bagian darinya? Padahal saat perkenalan itu
tidak panjang, bahkan terlalu singkat untuk mengambil sebuah keputusan yang
harus saya pertanggungjawabkan selanjutnya.
Pertama, seperti
sudah disingguh sebelumnya, Blogger Jakarta menjanjikan tempat yang kondusif
untuk aktivitas blogging yang sedang saya tekuni. Sejak beberapa bulan terakhir
saya mulai nge-blog, meski laku menulis termasuk menulis untuk media online
bukan hal baru bagi saya.
Patut diakui wawasan dan skill saya dalam dunia blogging
masih jauh dari cukup. Ibaratnya saya adalah seorang bayi yang baru lahir dalam
dunia blogging. Bermodal blog gratis, segala hal terkait kegiatan tersebut
dilakoni seadanya, yang sebagian besar telah terbantu dengan fitur-fitur yang
ada. Dalam waktu yang singkat ini saya tidak melakukan hal-hal yang berarti
selain menulis dan post artikel di
blog pribadi itu. Tidak lebih dari itu.
Padahal dari pengalaman singkat pagi itu, dan dari pengalaman
teman-teman blogger lainnya yang saya temui separuh hari itu, apa yang saya
lakukan ini adalah titik kecil dari rimba luas dunia blogging. Blogging tidak
hanya soal menulis an sich. Tidak
hanya sebatas berbagi di jejaring sosial. Banyak hal yang bisa dilakukan di
sana, hingga bersinggungan dengan jual-beli online.
Kedua, selama ini
saya menulis selain untuk kepuasan sendiri, juga untuk memuaskan pihak lain
yang darinya saya mendapatkan imbalan. Saya tak ubahnya kaki tangan atau salah
satu bagian dari tubuh perusahaan atau organisasi. Saya hanya memproduksi
konten dengan dan atas permintaan pihak lain. Konten yang saya hasilkan itu
hanya melekat bersama saya sebagai penulis. Tidak lebih dari itu.
Padahal saya ingin agar tulisan itu juga ada dalam ruang yang
mana saya juga bertanggung jawab atasnya. Tulisan saya berada di tempat di mana
saya turut mengembangkan dan membesarkannya. Hanya pada blog saya bisa menjadi
diri saya sendiri. Menulis dan berkreasi sepenuh-penuhnya sekaligus menguasai
sepenuh-penuhnya media tersebut. Blog saya adalah media saya, meski otoritas
saya atasnya tetap terbatas dan dibawahi tangan-tangan tak kelihatan yang
berkuasa atasnya.
Bersama Blogger Jakarta saya ingin belajar untuk
mengembangkan media pribadi tersebut. Mengoptimasinya dengan dan atas dasar
pertimbangan yang lebih kuat pada pihak saya.
Saya tahu banyak penghuni di komunitas tersebut lebih paham
dan berpengalaman dalam membangun dan mengoptimalkan blog. Meski Blogger
Jakarta belum merayakan ulang tahun pertama, orang-orang yang ada di dalamnya
telah bergelut dengan dunia blogging selama bertahun-tahun. Dan kepada mereka
itulah saya akan berguru.
Ketiga, bersama
Blogger Jakarta saya ingin memaksimalkan bakat menulis dan kecakapan
jurnalistik yang telah saya miliki untuk mendapatkan banyak manfaat dari dunia
blogging. Mulai dari hal-hal teknis kepenulisan, hingga teknis menjual tulisan
dengan dan melalui blog pribadi. Ujungnya tidak hanya mendapat kepuasan dan
kebahagiaan intelektual, juga siapa tahu-seperti teman-teman Blogger
Jakarta-bisa mendapatkan penghasilan. Bila tulisan dan blog saya bisa dijual
untuk mendapatkan imbalan yang lebih, mengapa tidak.
Dari kesaksian beberapa blogger Jakarta tentang beberapa
blogger sukses, saya pun memelihara mimpi yang sama. Ingin sukses di dunia
blogging. Saatnya saya menyambut peluang besar itu bersama Blogger Jakarta.
Seperti sepasang muda-mudi, pengalaman separuh hari itu tak
ubahnya rasa suka setelah beradu pandang sekilas. Bila apa yang disebut cinta
pada pandangan pertama (love at the first
sight) kadang sulit diterima akal sehat, rasa suka saya pada Blogger
Jakarta setelah pertemuan singkat itu lebih dari ketertarikan sesaat.
Beberan
singkat di atas, yang masih mungkin diurai lebih panjang lagi, adalah
pertanggungjawaban singkat saya, yang tentu saja menuntut pertanggungjawaban
pula dalam pelaksanannya nanti.
Comments
Post a Comment