Siapa Pemain (Para)Badminton Terbaik Dunia 2016?

Ratchanok Intanon/bwfworldsuperseries.com
Sejak beberapa tahun terakhir, sebelum putaran final BWF World Super Series Final, di tempat yang sama di Dubai, Uni Emirat Arab, para pebulutangkis terbaik dunia akan dijamu dalam sebuah acara makan malam atau gala dinner . Hadir saat itu tak hanya para pemain badminton terpilih juga atlet parabadminton yang masuk nominasi “Male Player of the Year” dan “Female Player of the Year” baik untuk badminton maupun parabadminton. Tak lupa penghargaan kepada atlet muda paling menjanjikan (The Most Promising young athlete) untuk memperebutkan Eddy Choong Award.

Biasaya dua hari sebelum beraksi di lapangan sejak 14-18 Desember, akan diumumkan pemenang di setiap kategori. Para kandidat merupakan yang terpilih berdasarkan rekam jejak selam keikutsertaan di 12 turnamen super series, Piala Thomas dan Uber serta Olimpiade Rio 2016.

Berdasarkan tolak ukur itu maka diperoleh sejumlah nominasi. Di daftar Pemain Pria Terbaik ada tunggal nomor satu dunia Lee Chong Wei, jawara Olimpiade Rio asal Tiongkok Chen Long, tunggal kawakan Denmark Jan O Jorgensen yang menempati urutan ketujuh dalam daftar peringkat menuju Dubai. Ada juga dua pasang ganda putra yakni Fu Haifeng/Zhang Nan dari Tiongkok serta ganda terbaik Malaysia Goh V Shem / Tan Wee Kiong (Malaysia).

Menariknya Chen Long dan Fu/Zhang yang masuk nominasi tetapi menolak ikut ambil bagian di lapangan pertandingan pamungkas itu.

Untuk kategori wanita, dua pemain tunggal muda dari Jepang dan Thailand saling bersaing. Nozomi Okuhara dan Ratchanok Intanon. Sementara di sektor ganda Christinna Pedersen / Kamilla Rytter Juhl (Denmark) bersaing dengan peraih emas Olimpiade, Misaki Matsutomo / Ayaka Takahashi dari Jepang.

Tiongkok menguasai daftar pemain muda paling menjanjikan. Chen Qingchen, He Bingjiao serta ganda putra Li Junhui/Liu Yuchen mengepung satu-satunya utusan non Tiongkok yakni Goh Jin Wei dari Malaysia.

Di kagetori parabadminton pria, juara Eropa tiga kali Lucas Mazur dari Prancis akan berebut gelar dengan Thomas Wandschneider dari Jerman, Bartlomiej Mroz (Polandia) serta peraih penghargaan tahun lalu dari Korea Selatan  Lee Sam Seop.

Di bagian putri akan saling bersaing atlet Jerman Katrin Seibert berikut Emine Seckin dari Turki, atlet Swiss Karin Suter-Erath serta pemain Thailand Amnouy Wetwithan.

Siapa lebih pantas?
Tentu sukar untuk memilih yang terbaik dari deretan pemain terbaik itu. Di bagian putra, Lee Chong Wei tampil cukup konsisten meski usianya sudah tidak muda lagi. Walau gagal “pecah telur” medali emas Olimpiade setelah tiga kali tampil di final, empat gelar di tahun ini yakni di Indonesia dan Malaysia Open Super Series Premier, Jepang Super Series dan Kejuaraan Asia menunjukkan bahwa Sang Dato berusia 34 tahun itu menjadi kandidat terkuat.

Sementara Chen Long berhasil memenangkan medali emas di Amerika Selatan dan hanya menjadi runner up di Malaysia dan China Open Super Series Premier. Munculnya nama Jorgensen cukup mengejutkan karena tidak tampil secemerlang Chong Wei dan Chen Long.

Namun pemain 28 tahun itu dianggap berperan besar membawa Denmark untuk pertama kalinya membawa Piala Thomas ke Eropa. Selain itu ia menjadi orang Eropa pertama yang merebut mahkota super series premier di  Tiongkok.

Sebagaimana bersaing dengan Chong Wei di Indonesia Open dan Jepang Open, sekiranya pantas juga bersaing dengannya dalam perebutan “Male Player of the Year.”
Goh/Tan(Malaysia)/bwfworldsuperseries.com
Di sektor ganda, Fu/Zhang mencatatkan prestasi sebagai juara Singapura Open dan emas Olimpiade Rio. Zhang sendiri merebut perunggu ganda campuran di Rio, menjadi juara Asia dan finalis China Open.

Sementara Goh/Tan tampil impresif di Olimpiade Rio meski harus puas merebut perak dan keluar sebagai juara Denmark Open Super Series Premier.

Di sektor putri tidak ada nama Carolina Marin yang sempat bertengger di puncak rangking dunia sebelum digusur Tai Tzu Ying beberapa pekan terakhir. Yang bersaing untuk mendapatkan “Female Player of the Year” adalah Okuhara dan Intanon.

Okuhara mengawali kiprahnya di turnamen super series tahun ini dengan baik. Pemain mungil yang gesit ini berhasil menjadi kampiun All England. Sementara Intanon berada di sumbu waktu berbeda, tidak tanggung-tanggung mencatatkan hattrick super series di India, Malaysia dan Singapura.

Matsutomo dan Takahashi juga tak kalah mentereng. Bahkan ganda putri Jepang ini paling stabil performanya di antara kandidat lainnya. Hal ini bisa dilihat dari posisi keduanya di puncak peringkat dunia yang tak tergoyahkan selama berbulan-bulan.

Bahkan keduanya telah mencatakan sejarah tersendiri bagi bulu tangkis putri Negeri Matahari Terbit itu. Belum ada pemain Jepang yang mampu menggondol meddali emas Olimpiade (mereka ukir di Rio) dan memenangkan empat turnamen super series dan dua lainnya sebagai runner-up sekaligus menjadi juara Asia.

Pesaing keduanya adalah pasangan gaek Denmark. Performa Pedersen dan Rytter Juhl antiklimaks di Olimpiade. Namun keduanya mampu naik podium utama di Jepang dan Hong Kong serta mempertahankan supremasinya di Kejuaraan Eropa.

Bagaimana dengan pemain muda paling bersinar? Patut diakui Tiongkok masih menjadi gudang pebulutangkis kelas wahid. Performa He Bingjiao, Chen Qingchen dan Li/Liu patut diacungi jempol. Dalam usia yang masih sangat muda mereka sudah mampu bersaing dengan para pemain senior dan tidak sedikit gelar yang berhasil mereka raih.

Bingjiao baru berusia 19 tahun namun sudah bisa memenangkan dua gelar super series yakni di Jepang dan Perancis. Li / Liu, dua-duanya berusia 21 tahun berjaya di Jepang Open dan menjadi finalis di Korea Open.

Tak kalah ciamik performa Chen. Seumuran dengan He, Chen mampu merebut mahkota di Jepang dan Australia serta merebut gelar ganda di Prancis.

Meski demikian kita tak bisa meremehkan pemain masa depan Malaysia, Goh Jin Wei. Menjadi runner up Indonesia Masters dan jawara Orleans International serta medali perak Kejuaraan Dunia Junior (Piala Suhandinata) di Spanyol adalah bukti kecemerlangan pemain yang baru berusia 16 tahun itu.
Bart Mroz/bwfworldsuperseries.com

Di kategori Para-Badminton, tampaknya Lucas Mazur masih menjadi kandidat terkuat. Dia adalah juara Para-Badminton Internasional di Turki dan Irlandia serta Kejuaraan Eropa. Namun Thomas Wandschneider tetap masuk hitungan atas prestasinya merebut medali emas ganda putra di tingkat kontinental serta trofi di Turki.

Bartlomiej Mroz tercatat sebagai peraih emas di kejuaraan internasional di Turki dan Indonesia serta Kejuaraan Para-Badminton Eropa. Satu-satunya wakil Asia, Lee Sam Seop adalah peraih emas, perak dan perunggu di Asian Para-Badminton Championship serta merebut dua medali emas dan perak di Irlandia.

Di bagian putri Katrin Sibert adalah peraih emas dan perunggu di Para-Badminton Championship Eropa serta merebut dua emas di Irlandia Para-Badminton International. Sementara Emine Seckin atlet di kategori WH2 telah memenangkan dua gelar kontinental berikut masing-masing sekeping emas, perak dan perunggu di turnamen internasional di kandang sendiri.

Tak bisa dianggap remeh utusan Thailand Amnouy Wetwithan. Ia juga jagoan di nomor WH 2 dan merupakan pemilik dua gelar di Indonesia Para-Badminton International. Tak hanya itu Wetwithan juga peraih satu emas dan dua perak di Kejuaraan Asia di kelas WH 1 Sport.

Sedangkan nominee lainnya, Suter-Erath tiga kali meraih sukses di ajang European Para-Badminton Championship dan dua medali emas di Turki.

Para pencinta bulu tangkis Indonesia hanya bisa berharap agar tahun mendatang ada kandidat yang masuk nominasi. Sambil berharap, siapakah yang paling pantas menurut Anda?

Diolah dari bwfworldsuperseries.com/

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 12/12/2016.


Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing

Menulis Terus Sampai Jauh...