Mourinho dan Manchester United, Riwayatmu Kini

Pogba meringis kesakitan, mendapat cedera saat laga kontra Fenerbahce/BBC.com

Pertandingan kontra Fenerbahce di fase penyisihan grup A Liga Europa, Jumat (4/11/2016) dini hari WIB lalu semakin menunjukkan rupa buruk Manchester United saat ini. Sejak ditangani pelatih anyar Jose Mourinho, Iblis Merah belum juga bangkit dari mati suri. Sang raksasa yang pernah menancapkan kuku kekuasaannya di Inggris dan Eropa beberapa tahun silam belum juga menunjukkan tanda-tanda segera bangun kembali.

Tampil di Istanbul, Turki, gawang United sudah langsung kebobolan saat laga baru menginjak menit kedua. Moussa Sow langsung membuat David de Gea terpana setelah tendangan saltonya memanfaatkan umpan lambung Hasan Ali-Kaldirim menyarang indah di tiang dekat. Ujung tombak 30 tahun itu benar-benar menjadi momok bagi lini belakang United malam itu.

Tak hanya striker Prancis itu. Petaka kembali memeluk tim tamu di awal babak kedua. Eksekusi tendangan bebas Jeremain Lens terlalu sempurna untuk digagalkan De Gea. Sepakan keras melengkung dengan kaki kanannya semakin membuat The Red Devils terpuruk.  

Wayne Rooney, yang dalam beberapa waktu terakhir menjadi pusat sorotan berusaha memberikan harapan bagi timnya. Gol di menit ke-89 datang terlalu lambat. Lesatan jarak jauh striker dan kapten timnas Inggris itu tampaknya lebih sebagai aksi penghiburan, meski satu gol itu sudah lebih dari cukup untuk  menyamai torehan gol eks striker Untied Ruud van Nistelrooy dengan 38 gol bagi klub di pentas Eropa.  

Namun gol keduanya dalam 17 pertandingan sepanjang musim ini itu tak berarti sama sekali bagi klub yang harus pulang dengan tangan hampa karena skor 2-1 untuk kemenangan tuan rumah tak juga berubah hingga laga usai. Nir poin dari Turki membuat United terus bertahan dengan enam angka yang menempatkan mereka di posisi ketiga di belakang Fenerbahce dan Feyenoord yang sudah sama-sama mendulang tujuh poin.

Melihat penampilan United di laga itu, siapa saja pasti sepakat dengan Mourinho. Tim tampil jauh dari memuaskan, bahkan seperti tidak siap untuk melakoni pertandingan tersebut. Mental, fokus dan konsentrasi tak menunjukkan karakter sebagai sebuah tim besar di palagan akbar, walau setingkat di bawah Liga Champions.

"Sebuah tim yang kemasukan setelah dua menit adalah tim yang tidak siap, tidak siap mental, tidak fokus, tidak terkonsentrasi," kecam Mourinho dikutip dari BBC.com.

Ball possession nyaris mutlak, menginjak angka 70 persen tak lebih dari angka statistik  yang menggambarkan kecakapan menguasai bola namun tanpa arah dan tujuan yang jelas. Bermain lamban, dan seperti tak bertaji. Setelah tim lebih dulu digembosi di detik ke-65 pun kondisi tak berubah. Volkan Demirel nyaris tak mendapat ujian berarti dari para pemain United, hingga sebelum upaya Rooney berbuah gol.

Secara keseluruhan Mou menilai penampilan anak asuhnya saat itu tak lebih dari sebuah pertandingan persahabatan di musim panas. Deretan pemain bintang dengan harga berlipat-lipat dibanding Fenerbahce tak menyata dalam semangat dan komitmen untuk memenangkan pertandingan. Bahkan para pemain seperti Paul Pogba yang baru saja diboyong kembali dari Juventus dengan harga triliunan itu tak bisa berkutik di hadapan para pemain tuan rumah dan terutama dengan kondisi fisiknya.

Seusai laga itu Pogba pun semakin menambah daftar cedera setelah sebelumnya Eric Bailly yang bermasalah dengan ligamen lutut dan harus absen hingga Desember, berikut Antonio Valencia (masalah pada lengan) serta Chris Smalling yang mengalami cedera kaki dengan waktu sembuh yang belum bisa dipastikan.

Mou yang biasanya selalu membela diri dan tim, kali ini berubah haluan. Ia legawa mengakui kemenangan Fenerbahce yang kini diasuh pelatih asal Belanda, Dick Advocaat. Satu-satunya hal positif yang disebut dari timnya hanyalah gol Rooney. Itupun tak lebih dari ungkapan kelegaan setelah sang pemain cukup lama paceklik gol.

 "Mereka pantas menang, sepak bola bukan hanya tentang kualitas, juga tentang usaha, komitmen, bermain hingga batas dan memberikan segalanya. Anda harus bermain selama 90 menit dalam keinginan dan konsentrasi maksumum,”aku eks pelatih Real Madrid dan Chelsea itu.
                             Moussa Sow cetak gol indah ke gawang United/BBC.com

Tanda tanya
Kekalahan ini semakin menambah catatan buruk United musim ini. Dua kemenangan dalam tujuh pertandingan terakhir di semua kompetisi jelas menunjukkan bahwa United sedang bermasalah. Dan sebagiannya telah keluar dari mulut sang pelatih di atas.

Selebihnya adalah soal komposisi tim yang belum juga padu hingga saat ini. Dari empat pemain yang didatangkan pada musim panas tak ada kini yang benar-benar dalam kondisi bugar seratus persen. Pogba, Zlatan Ibrahimovic, Henrikh Mkhitaryan dan Eric Bailly tak bisa berkontribusi sempurna.
Sementara itu para pemain lama tak bisa diandalkan. Eks pemain United, Paul Scholes misalnya, menilai kontribusi Daley Blind dan Marcos Rojo di jantung pertahanan bernilai minus. Dalam laga kontra Fenerbahce, United malah bisa kebobolan lebih banyak gol.

"Ketika kami memiliki bola, kami tidak takut untuk menyerang. Kami mencetak dua gol tetapi bahkan bisa mencetak empat atau lima, "tandas pelatih Fenerbahce, Advokat.

Di lini depan masalah besar pun setali tiga uang. United hanya bisa mencetak dua gol dalam empat pertandingan terakhir. Kemandulan di depan sama sekali tak bisa ditambal oleh barisan pertahanan. Menghadapi Chelsea beberapa waktu lalu, United bahkan kebobolan di detik ke-30.

Dalam kondisi seperti ini pesimisme terkait kebangkitan United semakin kuat. Alih-alih berjaya di Eropa, mimpi untuk kembali merebut takhta di pentas domestik bakal terus berlanjut. Bagi Scholes, bila Mou masih keukeuh dengan sejumlah muka lama, maka di setiap akhir musim dan turnamen hasilnya akan tetap sama seperti tiga tahun terakhir.

Tinggal dua laga lagi untuk menentukan nasib United di Liga Europa musim ini. Menjamu Feyenoord di Old Trafford dan bertandang ke Ukraina menghadapi Zorya Luhansk. Di pentas Liga Primer Inggris akhir pekan nanti United akan ditantang Swansea City. Kita lihat saja apakah Mou dan timnya bisa berbenah. Atau jangan-jangan United perlu mencari juru taktik lainnya.

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 4/11/2016.

.

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing