Mengapa Serat Penting Bagi Kesehatan Anak?

Ilustrasi alergi: schoolofparenting.id

Apakah para orang tua paham akan pentingnya serat bagi kesehatan anak? Faktanya, ternyata berbeda.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan mayoritas penduduk Indonesia berusia di atas 5 tahun mengalami kekurangan serat. Sebanyak 95,5 persen tidak mendapat asupan serat memadai.

Demikian juga kelompok usia lebih rendah. Sebanyak 9 dari 10 anak kekurangan asupan serap. Rata-rata pemenuhan kebutuan serat anak Indonesia berusia 1-3 tahun hanya seperempat atau rata-rata 4,7 gram per hari dari total kebutuhan harian.

Jumlah tersebut sungguh jauh dari rekomendasi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang telah ditentukan berdasarkan kelompok umur yakni 19 gram serat per hari.

Hal itu menunjukkan rendahnya kesadaran dan kesanggupan kebanyakan orang tua untuk mencukupi asupan serat anaknya. Perlu upaya serius untuk membangun kebiasaan makan serat dan perjuangan lebih agar kebutuhan akan unsur yang satu itu tidak sampai tergadaikan.

Bila pola itu tidak segera diperbaiki dan diupayakan sejak dini, masa depan anak menjadi taruhan. Sebab, soal serat memiliki dampak bagi kesehatan, terutama si buah hati.

Hal ini ditegaskan dalam seri terkini Bicara Gizi dari Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia yang dilakukan secara daring dengan mengangkat topik "Peran Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna dan Alergi pada Anak”, Selasa (23/8/2022).

Hadir sebagai pembicara Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K), Psikolog anak, Anastasia Satriyo M.Psi., Psi, dan Oktavia Sari Wijayanti, ibu dari seorang anak dengan kondisi alergi.
Para pembicara dalam Bicara Gizi: tangkapan layar dari YouTube Nutrisi Bangsa

Pentingnya serat

Serat berperan penting untuk membantu metabolisme tubuh, mulai dari menormalkan gerakan usus, membantu menjaga kesehatan usus, menjaga kualitas tinja, mempermudah proses buang air besar, hingga mencegah ambeien.

Serat yang cukup akan menjaga kualitas saluran cerna sehingga bisa menjalankan fungsi penyerapan nutrisi makanan dengan optimal. Dengan demikian, kebutuhan nutrisi harian tercukupi, berat badan terjaga, dan tumbuh kembang seorang anak berjalan normal.

Peran penting saluran cerna tak bisa ditampik. Mencerminkan pertumbuhan, perkembangan, daya tahan tubuh, dan sistem perlindungan seorang anak manusia.

Untuk anak berusia di atas satu tahun, konsumsi serat yang cukup menjadi salah satu “golden nutrition” atau nutrisi penting bagi tubuh untuk mendukung tumbuh kembangnya pada “golden period.”
Slide presentasi dari tangkapan layar dari YouTube Nutrisi Bangsa

“Dengan mengonsumsi serat dalam jumlah cukup, bisa memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan anak, seperti memperbaiki keseimbangan sistem imunitas tubuh, mengurangi inflamasi akibat alergi, dan bermanfaat bagi mikrobiota di dalam saluran cerna yang akan membuat nutrisi makanan terserap dengan optimal,” beber dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K).

Dokter Endah menegaskan peran penting makanan berserat tidak hanya optimalisasi kesehatan saluran cerna semata. Saluran cerna yang sehat juga membentengi seorang anak dari gangguan kesehatan, salah satunya adalah alergi.

“Sebab, penelitian menyatakan bahwa pola makan rendah asupan serat merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi,” tandasnya.

Secara ilmiah dr. Endah menjelaskan demikian. “Kondisi disbiosis atau ketidakseimbangan komposisi dan fungsi mikrobiota saluran cerna dapat berhubungan dengan kejadian alergi pada anak. Bagi anak yang menderita alergi memiliki jumlah dan keberagaman mikrobiota saluran cerna yang lebih sedikit dibandingkan anak yang tidak mengalami alergi.”

Risiko Alergi

Secara sederhana alergi bisa diartikan sebagai reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak.

Makanan merupakan salah satu pemicu alergi pada anak. Sekitar 10% anak pada satu tahun pertama mengalami reaksi alergi terhadap makanan yang diberikan.

Alergi makanan secara signifikan mempengaruhi tumbuh kembang dan kualitas hidup seorang anak. Terbatasnya pemilihan makanan di luar rumah dan di sekolah, kecemasan timbulnya reaksi alergi jika tidak sengaja mengkonsumsi makanan tersebut, serta berisiko mengalami perundungan di sekolah.

Selain itu, terkait perkembangan anak, alergi bisa memberikan pengaruh buruk pada kondisi fisik, sosial, dan kognitif. Daya ingat terganggu, kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hiperaktif, dan lemas. Kepercayaan diri seorang anak akan tergerus saat bersosialisasi dengan teman sebaya.

Masalah alergi yang tak boleh disepelehkan sungguh ditekankan Anastasia Satriyo M.Psi., Psi. Akibatnya tidak hanya ditanggung anak, tetapi juga orang tua.

“Dampak psikologis dari alergi makanan seringkali membuat orang tua memikirkan dan mengkhawatirkannya serta menjadi cemas, terkadang lebih serius daripada alergi makanan itu sendiri,” ungkapnya.

Masih menurut Anastasia, dari sebuah penelitian ditemukan 41 persen orang tua dengan anak berkondisi alergi memiliki tingkat stres yang tinggi.

“Oleh karena itu, alergi bukan hanya dapat memengaruhi pada psikologis si kecil, namun orang tua akan turut merasakan efeknya secara langsung.”

Peran ekstra orang tua

Orang tua merupakan aktor terdepan untuk mencegah, menghadapi, dan menanggulangi fenomena tersebut.

Pengalaman Oktavia Sari Wijayanti mendampingi buah hati dengan kondisi alergi menunjukkan orang tua perlu berperan ekstra. Menghindari faktor pemicu, memperhatikan asupan nutrisi, memastikan asupan serat harian tercukupi adalah sebagian dari tanggung jawab orang tua.

Dokter Endah Citraresmi, Sp.A(K) menyarankan orang tua untuk cakap dan teliti dalam memilih jenis makanan yang tepat dan tidak mengandung zat-zat penyebab alergi, menjaga asupan gizi seimbang, serta memberikan makanan atau minuman yang difortifikasi serat.

Walau berat, panggilan orang tua ini sungguh menuntut kesabaran. Menghadapi anak dengan kondisi alergi tidak harus dengan penuh ketegangan.
Sumber: tangkapan layar dari YouTube Nutrisi Bangsa

Anastasia Satriyo menyarankan orang tua agar tenang dan tidak panik saat reaksi alregi pada anak muncul. Selanjutnya, “Segera konsultasikan pada dokter ahli untuk mengetahui penyebab alergi pada si kecil dan menekan risiko dampak buruk tidak terjadi.”

“Selain itu, orang tua dengan anak yang memiliki kondisi alergi juga harus tetap bisa mendukung anak dengan golden stimulation atau memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan tahapan pertumbuhan anak agar anak dapat tumbuh menjadi anak hebat.”

Para orang tua hendaknya bersyukur dengan kehadiran Danone Specialized Nutrition Indonesia yang tidak hanya rutin memberikan edukasi, tetapi juga senantiasa berkomitmen mendukung pemenuhan gizi seimbang pada anak melalui penyediaan produk bergizi untuk menjawab tantangan kebutuhan gizi anak.

Seperti disampaikan Corporate Communication Director Danone Specialized Nutrition Indonesia, Arif Mujahidin, “Hal ini kami lakukan untuk memastikan bahwa kehadiran kami dapat memberikan dampak kesehatan ke sebanyak mungkin masyarakat dunia dan khususnya untuk Indonesia.”

Comments

  1. sangat penting ya serat bagi seorang anak. thanks for sharing

    ReplyDelete
  2. anak-anak harus mulai dibiasakan konsumsi serat sejak dini

    ReplyDelete
  3. Ternyata belum semua orang tua di Indonesia menyadari pentingnya konsumsi serat. Semoga dari waktu ke waktu semakin banyak yang teredukasi.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing