2 Harapan Terakhir Kandas, Indonesia Tanpa Medali Emas, dan China Juara Umum Kejuaraan Dunia Junior 2022

Podium ganda putra WJC 2022: https://www.instagram.com/badminton.ina//

Dua harapan terakhir Indonesia untuk meraih medali emas Kejuaraan Dunia Junior 2022 atau BWF World Junior Championship (WJC) 2022 gagal menggapai podium juara di Palacio de Deportes de Santander, Santander, Spanyol, Minggu (30/10/2022) tengah malam WIB.

Ganda putra Muh Putra Erwiansyah/Patra Harapan Rindorindo dan ganda putri Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari tak mampu membendung pasangan China.

Putra/Patra takluk dari Xu Hua Yu/Zhu Yi Jun. Unggulan empat itu sempat bangkit di gim kedua. Namun, menghadapi poin-poin kritis, keduanya tak bisa menguasai keadaan. Putra/Patra kalah rubber game 18-21, 21-14, 20-22 dalam waktu 68 menit.

“Di gim ketiga kita kurang sabar dan tenang, mainnya terburu-buru dan banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri padahal secara poin sudah memimpin. Ketika poinnya dikejar dan jadi ketat kita juga jadi gugup dan tegang,” ungkap Patra melansir situs resmi PBSI.

Impian Putra/Patra menjadi juara dunia junior kandas meski keduanya berpeluang besar. Walau kecewa, mereka mengaku sudah berjuang maksimal.

“Kita sangat kecewa dengan hasil ini. Tapi kita sudah mencoba memberikan penampilan yang terbaik, apapun hasilnya kita harus terima,” tandas Patra lagi.

Gagalnya Putra/Patra memastikan Indonesia pulang tanpa medali emas, setelah di partai sebelumnya, Rachel/Trias pun gagal menaklukkan Liu Sheng Shu/Wang Ting Ge. Unggulan pertama itu menyerah straight set 14-21, 16-21.

“Yang paling terasa kami memang kalah tenaga dan power dari mereka hari ini. Kami mengakui mereka besar sekali powernya. Lalu kami belum bisa mengatasi ketegangan,” aku Trias.
Podium ganda putri WJC 2022:https://www.instagram.com/badminton.ina//

Seperti Putra/Patra, Rachel/Trias pun tak bisa menyembunyikan kekecewaan. Namun, mereka mengaku banyak mendapat pelajaran sebagai modal menghadapi persaingan di level senior.

“Kami kecewa belum bisa menyumbangkan medali emas tapi tidak ada alasan untuk sedih yang berlarut-larut karena ini baru awal. Setelah ini kami akan naik senior, tantangan pasti semakin sulit jadi kami jadikan ini pengalaman berharga. Kami juga bisa mengukur kekuatan pemain-pemain negara lain yang seusia kami, bukan tidak mungkin merekalah saingan-saingan kami di senior nanti,” tutur Rachel.

Rachel mengakui mereka bisa belajar mengontrol diri dan menguatkan mental. Tantangan yang mereka lewati pun tidak ringan.

“Kami kalah di penentuan beregu dan masih harus tampil di perorangan, sungguh tidak mudah. Puji Tuhan bisa melaluinya hingga ke final,” sambungnya.

Putra/Patra gagal mempertahankan medali emas yang diraih ganda putra pada edisi sebelumnya di Kazan, Rusia, 2019 silam. Saat itu pasangan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin keluar sebagai juara.

Sementara itu, Rachel/Trias gagal mengukir sejarah sebagai pasangan pertama yang berjaya di turnamen yang mulai digelar sejak 1992 itu. Rachel/Trias mengulangi pencapaian senior mereka Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi.

China juara umum

China keluar sebagai juara umum dengan meraih tiga medali emas, dua medali perak, dan dua medali perunggu.

Selain dari ganda putra dan ganda putri, medali emas diraih dari sektor ganda campuran setelah terjadi “all Chinese final” yang dimenangkan Zhu Yi Jun/Liu Sheng Shu dengan mengalahkan Liao Pin Yi/Huang Ke Xin, 21-10, 18-21, 21-10.

Sepasang medali perak disumbangkan ganda campuran dan tunggal putri melalui Yuan An Qi yang harus mengakui keunggulan Tomoka Miyazaki dari Jepang, 21-14, 20-22, 21-17.

Sebagai informasi, Yuan An Qi adalah penjegal langkah harapan Indonesia, Ester Nurumi Tri Wardoyo yang harus puas dengan medali perunggu.

Sementara dua medali perunggu bagi China semuanya dari nomor ganda campuran.

Dari sisi perolehan medali, Indonesia berada di posisi kelima dengan dua perak dan dua perunggu. Perak dari ganda putra dan ganda putri, sedangkan perunggu dari beregu campuran dan tunggal putri.

Indonesia berada di belakang Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan. Ketiga negara itu masing-masing mampu meraih satu medali emas.

Pencapaian Indonesia kali ini jauh di belakang edisi sebelumnya. Saat itu Indonesia membawa pulang dua medali emas (Piala Suhadinata atau beregu campuran dan ganda putra), dua medali perak (ganda putri dan ganda campuran), dan satu perunggu (tunggal putra).

Apakah tim muda Indonesia mampu memperbaiki catatan pada edisi berikutnya di Honolulu, Hawai, tahun depan? Semoga

Berikut hasil lengkap final Kejuaraan Dunia Junior 2022:

Ganda Campuran

Zhu Yi Jun/Liu Sheng Shu (China) vs Liao Pin Yi/Huang Ke Xin (China) 21-10, 18-21, 21-10

Tunggal Putri

Tomoka Miyazaki (Jepang) vs Yuan An Qi (China) 21-14, 20-22, 21-17

Tunggal Putra

Kuo Kuan Lin (Chinese Taipei) vs S.Sankar Muthusamy Subramanian (4/India) 21-14, 22-20

Ganda Putri

Liu Sheng Shu/Wang Ting Ge (China) vs Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari (1/Indonesia) 21-14, 21-16

Ganda Putra

Xu Hua Yu/Zhu Yi Jun (China) vs Muh Putra Erwiansyah/Patra Harapan Rindorindo (4/Indonesia) 21-18, 14-21, 22-20

Berikut klasemen akhir Kejuaraan Dunia Junior 2022:
Klasemen medali WJC 2022, Indonesia di posisi kelima: https://en.wikipedia.org//

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing

Menulis Terus Sampai Jauh...