World Prematurity Day 2022, Kenali 6 Langkah Stimulasi Potensi Anak Prematur Sejak Dinia

Albert Einstein, salah satu tokoh besar yang lahir prematur: shutterstock

Saban 17 November kita memperingati World Prematurity Day (WPD) atau Hari Prematur Sedunia. Tahun ini mengambil tema, “A Parent’s Embrace: A Powerful Therapy.”

Sejalan dengan tema ini, Danone Specialized Nutrition Indonesia menyelenggarkan #BicaraGiziDanone dengan topik “Peran Orang Tua untuk Dukung Anak Prematur Tumbuh Sehat dan Berprestasi.”

Webinar memaknai #WPD2022 pada Selasa (15/11/2022) pagi WIB menghadirkan sejumlah pembicara kompeten. Mereka adalah yProf. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi dan Irma Gustiana Andriani, S.Psi., M.Psi yang merupakan Psikolog Anak dan Keluarga.

Pada kesempatan itu hadir juga Desi Fatwa untuk memberikan kesaksian dan berbagi pengalaman bagaimana membesarkan anaknya yang lahir prematur.
Para pembicara webinar WPD 2022: tangkapan layar dari YouTube Nutrisi Bangsa

Hemat saya, topik ini sungguh menarik dan relevan. Sebab, di satu sisi, angka kelahiran prematur di dunia masih tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut satu dari 10 anak lahir prematur.

Setiap tahun tak kurang dari 15 juta anak di seluruh dunia lahir sebelum 31 minggu yang membuat mereka masuk kategori itu.

Di sisi lain, anak yang lahir prematur kerap mendapat stempel buruk. Sulit tumbuh-kembang sehat, apalagi berprestasi, adalah beberapa dari stigma tersebut. Belum lagi, orang tua harus menghadapi tantangan tersendiri dalam membesarkan anak yang tidak lahir secara normal.

Apakah benar stigma minor tersebut? Tidak. Sebab, cukup banyak tokoh berpengaruh di dunia lahir lebih awal.

Beberapa nama besar bisa disebut. Albert Einstein, pencetus teori relativitas, ahli Fisika kawakan bernama Isaac Newton, hingga penemu teori evolusi yang sosoknya sudah menghiasi buku-buku pelajaran. Siapa lagi kalau bukan Carles Darwin.

Tidak hanya mereka yang sudah menjadi masa lalu dan kini hanya bisa dikenang dan dikagumi kebesarannya. Benazir Shahnaz Alqori yang merupakan putri dari Desi Fatwa sudah memiliki segudang prestasi.

Siswa kelas IX itu sudah berprestasi di dunia balet hingga mengikuti National Science and Mathematics Olympic.

Tidak ada yang menyangka anak yang lahir dengan berat 529 gram di usia kelahiran 25 minggu itu akan mewakili sekolahnya untuk tampil di Manila Orchestra, Filipina pada 19 November 2022 nanti.

Tentu, untuk bisa sampai pada taraf itu ada ongkos yang harus dikeluarkan. Nama-nama besar di atas menjadi besar karena melewati berbagai perjuangan.

Demikian halnya kesaksian Desi. Putrinya bisa berprestasi seperti ini karena dukungan yang mereka berikan secara optimal sejak kecil.

“Kami sangat bersyukur Shahnaz dapat tumbuh sehat serta berprestasi seperti sekarang. Alhamdulillah Shahnaz anak yang mau berjuang, kami sebagai orangtua hanya berusa memberikan yang terbaik,” aku Desi.

Memang benar, bayi prematur perlu mendapat penanganan khusus. Sebagaimana ditegaskan pula oleh dr.Rinawati, bayi prematur harus mendapat perhatian khusus sebab masuk kategori risiko tinggi (high risk).

“Semua anak butuh dipantau, terlebih bayi prematur. Mereka punya risiko serta tantangan yang lebih kompleks dibandingkan anak-anak yang lahir cukup bulan di awal kelahirannya,” bebernya.

Ada sedikitnya empat aspek yang menjadi fokus perhatian. Mulai dari kesehatan fisik (physical health), kesehatan mental (mental health), learning and cognition, hingga quality of life.

Bayi prematur rentan mengalami gangguan fisik. Gangguan pernapasan, gangguan pendengaran, dan gangguan penglihatan. Mereka perlu mendapat asupan oksigen karena mengalami masalah pada paru-paru.

Pertumbuhan dan perkembangan mereka pun rentang mengalami stunting. Alhasil, perkembangan otak menjadi tidak optimal.

“Inilah mengapa pertumbuhan anak perlu dimonitor dengan pengisian grafik pertumbuhan serta pemantauan aspek perkembangan. Perhatikan kesinambungannya. Jangan pernah banding-bandingkan dengan anak lain, karena ini unik dan hanya milik si anak itu sendiri,” tandas dr.Rinawati memberi alasan.

Tangkapan layar slide presentasi dari YouTube Nutrisi Bangsa Pentingnya stimulus

Anak lahir prematur harus mendapat stimulus terutama untuk merangsang mereka agar bisa mencerna informasi dan berkomunikasi dengan orang lain.

Stimulus yang tepat akan membantu perkembangan kognitif anak. Selanjutnya, menjadi fondasi untuk kehidupan sosial dan akademis di masa depan.

Dokter Rinawati mengatakan pekerjaan orang tua dengan anak lahir prematur tidak berhenti saat usia anak dua tahun.

“Pemantauan anak-anak, termasuk anak risiko tinggi seperti anak yang lahir prematur harus dilakukan bahkan sampai dia memasuki usia dewasa agar berkembang menjadi SDM yang unggul.”

Mengapa pemantauan berkelanjutan penting? Sebab saat menjelang remaja, gejala pubertas bisa terlihat lebih awal karena gangguan hormon.

Anak lahir prematur perlu diperhatikan saat mereka memasuki jenjang sekolah. Tidak hanya oleh orang tua, tetapi juga perlu melibatkan berbagai dokter spesialis dari bidang ilmu berbeda.
Peran penting pengasuhan orang tua pada anak lahir prematur: tangkapan layar slide presentasi dari YouTube Nutrisi Bangsa

Pemantauan kontinyu akan memastikan anak tersebut mendapat intervensi yang tepat dan memadai, terutama dari sisi nutrisi. Anak prematur tentu lahir dengan berat badan tidak ideal. Untuk menjadi ideal, demikian dr.Rinawati, butuh kesabaran karena prosesnya tidak bisa instan.

Dokter Rinawati menganjurkan anak yang lahir prematur perlu diberikan asuan protein hewani seperti daging, telur, atau ikan. Hal ini akan sangat membantu meningkatkan berat badan mereka.

Enam Langkah

Irma Gustiana menegaskan anak prematur adalah anak istimewa. Mereka bisa tumbuh dan berkembang optimal dan berprestasi.

Ia membesarkan hati para orang tua dan keluarga dengan anak prematur. Melansir penelitian dari Journal of America Medical Associaton (JAMA) hampir tidak ada satu pun anak prematur di semua kategori (moderate to late preterm, very preterm dan extremely preterm) kehilangan kesempatan untuk sekolah tepat waktu sebagaimana anak normal lainnya.

Anak yang lahir prematur sesungguhnya istimewa: slide presentasi Tidak hanya bisa mengenyam pendidikan tepat waktu, mereka juga bisa menjalani kehidupan yang sehat dan mengambil tanggung jawab penuh. Terkadang perkembangan mereka pada aspek-aspek tertentu begitu memukau.

Tentu untuk sampai ke sana, butuh peran baik dari orang tua, dokter, juga lingkungan. Nutrisi, stimulasi, hingga dukungan psikologi dan moral dari orang-orang sekitar. Anak prematur harus terlibat dalam proses belajar aktif dan partisipatif.

“Artinya anak-anak harus diberikan peluang untuk mengeksplorasi agar dapat mencoba hal baru sehingga banyak neuron di otaknya tersambung secara kuat dan kompleks. Maka dari sinilah tumbuh kembang anak prematur secara kognitif terjadi.”

Irma mengatakan ada enam langkah stimulasi potensi anak prematur yang bisa dilakukan sejak dini.

Pertama, deteksi dini gangguan kesehatan. Orang tua perlu berkonsultasi dengan dokter secara aktif dan berkesinambungan sehingga berbagai hambatan bisa diatasi.

Kedua, meningkatkan imunitas untuk menekan berbagai gangguan kesehatan.

Ketiga, menemukan tanda awal potensi anak. Seperti anak yang lahir normal, begitu Irma, perlu mendapat perhatian dan pantauan dari orang tua terkait kebiasaan dan minat.

“Berikan peluang untuk eksplorasi dan mendorong kreativitas anak.”

Keempat, menumbuhkan kepercayaan diri anak, hal mana yang menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Sebab, anak yang lahir prematur rentan kehilangan kepercayaan diri.

“Dengan memberikan kasih sayang, jangan memberikan label tertentu padanya, memotivasi anak untuk mau mencoba, serta puji usahanya ketika melakukan sesuatu.”

Kelima, modifikasi kegiatan dan terapi. Orang tua harus berpikir kreatif untuk memberikan ruang kepada anak yang lahir prematur agar bisa mengespresikan diri dan mengekplorasi berbagai potensi.

“Misalnya terapi sensori integrasi untuk mengembangkan kemampuan belajar, konsentrasi dan emosinya.”

Keenam, menjaga kualitas emosi orang tua. Orang tua perlu memastikan mampu mengendalikan dan mengelola emosinya sebelum mendampingi sang anak.

Irma mengaku tantangan menjadi orang tua dengan anak lahir prematur tidak mudah. Ketidaksiapan mental, postpartum emotion, hambatan saat menyusui, kelelahan, masalah saat menyusui, kendala finansial, dukungan pasangan, problem keluarga, hingga stigma buruk tentang anak prematur.

“Itu mengapa orangtua harus lebih dulu mampu mengelola emosinya Agar anak tetap berada dalam hubungan yang aman dan nyaman maka bisa dimulai dari penerapan langkah pertama dan kedua,” tegas Irma.

Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing