Sejuta Makna Aksi Solidaritas Merah Putih untuk Rio Haryanto
Ilustrasi: kemenpora.go.id
Demikianlah tajuk aksi yang digelar Menpora, Imam Nahrawi
dan jajarannya di Wisma Kemenpora, Senin (7/3) untuk membantu pebalap F1 Rio
Haryanto. Cak Imam, demikian sapaan manis Menpora, tampaknya tak sekadar
berbasa-basi untuk membantu pebalap 23 tahun itu.
Patut diakui janji bantuan
Rp100 miliar dari pemerintah menimbulkan perdebatan luas dan masih harus melewati
jalan terjal birokrasi dan regulasi. Namun demikian, Cak Imam memiliki cara
lain untuk tetap memberikan perhatian kepada Rio. Salah satunya melalui aksi
Solidaritas Merah Putih untuk Rio Haryanto itu.
Aksi tersebut sudah dimulai
dari lingkungan sekitar Menpora. Dalam semangat sukarela, Cak Imam dan para
pejabat eselon I, II, III, IV berikut jajaran Kemenpora memberikan donasi
kepada Rio. Cak Imam menegaskan bahwa sumbangan tersebut tak berasal dari
pemotongan gaji, seperti wacana yang sempat berhembus belakangan ini. Rumor
tersebut pun sempat membuat ibunda Rio, Indah Pennywati, dan sang manajer
Piers Hunnisett yang hadir saat itu was-was dan enggan menerimanya.
Namun,
Menpora secara tegas dan meyakinkan mengatakan sumbangan yang diberikan murni dari
pemberian ikhlas, tanpa ada unsur paksaan apalagi via "sunat" gaji.
Menpora menyumbang Rp20 juta dari total dana yang terkumpul sebesar
Rp.262.734.200,00 saat itu. Dana tersebut langsung disalurkan ke rekening
khusus Rio Haryanto yang diluncurkan pada saat itu juga.
"Ini rekening
yang langsung dimiliki oleh Rio, jadi terserah nanti akan digunakan oleh Rio.
Makanya namanya Solidaritas Merah Putih untuk Rio Haryanto. Jadi seikhlasnya
tak ada potong gaji," ungkap Menpora seperti dikutip dari INDOSPORT.com.
Sarat makna
Menpora telah mengambil langkah konkret untuk mendukung Rio yang
masih membutuhkan dana tak sedikit. Seperti kita ketahui melalui sejumlah
pemberitaan, Rio masih memiliki tunggakan pada Tim Manor Racing yang dibelanya
musim ini. Dari total 15 juta Euro (setara Rp225 miliar) yang diminta tim asal
Inggris itu, pihak Rio baru membayar 2,2 juta Euro.
Dalam rencana pihak
Pertamina sebagai sponsor utama Rio akan melengkapi 5,2 juta Euro sesuai
kesepakatan sebelum seri ketiga musim ini yang akan digelar di Tiongkok, 17
Maret nanti. Aksi yang diambil Menpora, hemat saya memiliki sejumlah makna
penting.
Pertama, sebagai aksi panggilan untuk membantu Rio yang baru saja
menjalani tes pramusim di Barcelona, Spanyol dan tengah bersiap menjalani debut
di GP Australia, 20 Maret 2016 nanti. Aksi tersebut merupakan bentuk ajakan
untuk memberikan dukungan finansial demi melengkapi kebutuhan Rio yang sangat
bantaj di ajang yang sangat menguras kantong. Tentu, angka kebutuhan tingkat
tinggi itu mustahil ditalangi Rio seorang diri.
Kedua, melecut rasa solidaritas
untuk membantu anak bangsa berbakat dan berprestasi. Pengalaman Rio Haryanto
menjadi cerminan bahwa tak mudah pemerintah menggelontorkan uang rakyat
untuk membantu atlet apalagi di cabang olahraga sarat bisnis seperti ini. Maka
cara lain yang bisa ditempuh ialah melalui aksi nyata seperti itu. Dengan
memberikan bantuan secara ikhlas, kita pun turut menjadi bagian dari perjalanan
sejarah Rio di ajang "wah" itu.
Ketiga, mengetuk pintu perhatian dari
para pihak yang berkecukupan dan memiliki kemampuan finansial memadai. Dari
sekitar 250 juta penduduk Indonesia jumlah kaum berpunya (The have) lebih dari
cukup untuk memberikan separuh dari kepunyaannya untuk membantu Rio.
Keempat,
sebagai ajakan agar aksi yang sudah dimulai pihak Kemenpora bisa memberikan
efek bola salju kepada instansi, lembaga-lembaga atau kementerian lain baik
yang terkait maupun tak terkait untuk mempromosikan Indonesia melalui Rio
Haryanto.
Menpora mengaku sudah ada tanda positif dari Kementerian Pariwisata
dan PT Garuda Indonesia. Diharapkan sinyal bagus itu bisa segera menyata
mengingat Rio pun bisa menjadi agen promosi yang andal. Bila selama ini
Kementerian Pariwisata memakai cara lain untuk memperkenalkan Indonesia,
demikian pun Garuda Indonesia yang pernah menggandeng Liverpool sebagai parter
bisnis dan promosi, mengapa tidak memanfaatkan aset bangsa yang satu ini?
Jangan jadi beban
Tentu tak bisa dipungkiri bahwa solidaritas yang diberikan
kepada Rio bukan tanpa risiko. Dukungan yang diberikan sudah pasti dibarengi
dengan ekspekstasi dan harapan tertentu. Bahkan bisa sedemikian tinggi yang
membuat Rio akhirnya merasa terbebani.
Pada titik ini kedewasaan Rio pun
dituntut. Sebagaimana kompetisi yang memiliki tingkat persaingan yang sangat
tinggi dan menguras mental, perlahan-lahan diharapkan mental Rio semakin
terasah, termasuk dalam menanggapi reaksi beragam dari masyarakat yang sudah
terlihat sejak angin polemik bantuan berhembus.
Sebagai bangsa, kita tentu
berharap agar Rio menjadikan dukungan itu lebih sebagai lecutan untuk mengasah
diri dan meraih prestasi. Dan bukan beban yang memangsa perhatian dan pikiran
yang bisa berakibat fatal. Sebaliknya, kedewasaan kita sebagai bangsa pun
dituntut. Sebagai pembalap muda sekaligus debutan di ajang prestisius itu, kita
tak bisa menaruh target terlampau tinggi kepada Rio. Harapan untuk tetap
bertahan di ajang F1 sudah lebih dari cukup bahkan sudah menjadi kebanggan
tersendiri bagi kita.
Biarlah Rio tetap fokus mempersiapkan diri jelang debut
di Australia pada pertengahan Maret ini, dan kita pun tak kenal lelah dan tanpa
pamrih mendukungnya, sebagai bagian dari 'kita' yang menjunjung tinggi dan
mencintai Merah Putih yang satu dan sama.
N.B:
Bagi yang ingin memberikan
donasi bisa disalurkan melalui rekening Solidaritas Merah Putih untuk Rio
Haryanto
122 0000 882 012
atas nama Rio Haryanto Bank Mandiri
KCP Jakarta gedung pusat Kehutanan.
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 7 Maret 2016
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/sejuta-makna-aksi-solidaritas-merah-putih-untuk-rio-haryanto_56dd4503c3afbd8f11b9dc6f
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/charlesemanueldm/sejuta-makna-aksi-solidaritas-merah-putih-untuk-rio-haryanto_56dd4503c3afbd8f11b9dc6f
Comments
Post a Comment