Belajar dari Inimasabi, Membangun Personal Branding di YouTube
Pemilik akun Inimasabi/dokpri |
Menulis bagi saya sudah menjadi makanan sehari-hari sejak
sekolah menengah tingkat atas, lebih dari satu dekade lalu. Berbeda dengan
menulis, memanfaatkan video dalam kerja kreatif masih menjadi hal yang baru. Sekalipun
media audio visual ini sudah sering dijumpai dan dinikmati, tidak demikian
dengan mengoptimalkannya untuk melengkapi tulisan, atau memproduksinya secara
terpisah.
Pertemuan dengan pemilik akun Inimasabi pada Sabtu, 15
Desember 2018 lalu memberikan keyakinan bahwa video memiliki banyak potensi. Perjumpaan
itu terjadi berkat Ketapels, salah satu komunitas Kompasiana yang berbasis di
Tangerang Selatan dan sekitarnya. Bekerja sama dengan Sinar Mas Land, acara
selama hampir tiga jam yang berlangsung di BSD City Marketing Office itu
terselenggara dengan baik.
Setahun terakhir, sosok yang bernama lengkap Ahmad Takbir
Riantoro itu cukup mencuri perhatian para konten kreator di tanah air terutama
di kalangan youtuber. Baru mengakrabi dunia sosial media umumnya dan youtube
khususnya sejak 2017, namanya sudah langsung melejit.
“Mulanya saya malu untuk berbicara di depan kamera. Saya
sadar saya bukan orang kota,” ungkap pria kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah, 24
tahun silam.
Ia tidak menyangka jalan hidupnya kini berbeda. Ia tidak
pernah berpikir akan bisa berkarier sebagai youtuber. Video pertama yang
dibagikan di situs milik Google itu tentang museum. Motivasinya sederhana yakni
ingin meninggalkan jejak positif kepada generasi yang akan datang.
Ia kemudian berekplorasi dengan tema-tema berbeda. Ia mengisi
channel YouTube dengan berbagai jenis
video yang memiliki interval waktu yang panjang. Tidak hanya itu. Video yang
ditampilkan tidak sebatas vlog singkat
dengan tingkat aktualitas yang rendah. Ia ingin agar videonya bisa terus aktual
dari waktu ke waktu.
Ada salah satu videonya yang sempat menjadi viral. Dari
pengalaman pertama naik pesawat terbang, ia pun mendokumentasikannya dalam
video bertajuk tutorial cara naik pesawat terbang. Tak berapa lama setelah
diunggah ke youtube reaksi yang diberikan sungguh jauh dari harapan.
“Semua komen yang masuk itu lebih banyak menghujat,” ungkap
pemuda 24 tahun itu.
Reaksi dari warganet itu sempat membuatnya sedih. Namun ia
tak patah arang. Ia menjadikan komentar negatif itu sebagai lecutan untuk
membuatnya lebih bersemangat. Ia berprinsip, masih banyak orang yang
membutuhkan informasi tentang hal-hal sederhana, yang mungkin biasa bagi sebagian
orang.
“Kini orang-orang yang sebelumnya menghujat saya justru
berterima kasih,” lanjutnya yang juga sempat membuat video tentang tips membeli
tiket KRL dan berbagai tips sederhana lainnya.
Membangun personal
branding
Dari sosok yang antisosialmedia, kini ia sudah bisa
membangun “personal branding” dengan memanfaatkan video dan situs web berbagi
video itu. Pengalamannya menjadi trainer
dan bekerja di bidang komunikasi, membuatnya lebih percaya diri untuk
menghadirkan diri di setiap video yang dibagikan di YouTube.
Kini salah satu peserta “CretorsForChange Fellow” 2018 itu
sudah memiliki 39 ribu lebih subscribers. Pria yang berkuliah di jurusan teknik
industri itu mantap meniti karier sebagai konten kreator, di samping tetap berbagi
pengalaman di berbagai forum pelatihan. Setelah enam tahun bekerja, ia pun mundur
dari salah satu perusahaan penyedia layanan internet terkemuka di tanah air.
Meski sudah masuk kategori profesional, ia tidak segan
berbagi dengan para pemula seperti kami.
Seturut tagline untuk akun YouTube
yakni tutorial, informatif dan menghibur, ia terus bergerak tidak hanya
menghadirkan konten-konten positif tetapi juga mengajak semakin banyak orang
untuk memproduksi hal serupa. Tak heran kepada kami ia memberikan banyak
informasi dan pengetahun, bahkan tidak segan membuka sejumlah “rahasia.”
Menurutnya, untuk mendapatkan penghasilan dari YouTube hari
ini ada sejumlah hal yang harus diperhatikan. Pertama, YouTube tidak lagi berfokus pada “views” tetapi “watch
time”. Hal yang disebutkan terakhir itu mengacu pada lamanya waktu menonton
suatu video.
“Semakin banyak waktu menonton maka penghasilan yang
diperoleh akan semakin banyak.”
Kedua, algoritma
YouTube sangat memperhatikan konsistensi. Seberapa sering dan teratur mengupload video. Singkatnya, yang konsisten
itulah yang menang.
Memang tidak mudah menguangkan vide-video di akun kita. Bagi
para pemula, untuk mendapatkan adsense harus memenuhi sejumlah syarat. Beberapa
di antaranya adalah mencapai minimal 1000 subscriber dan memiliki 4.000 “watch
time.”
“Monetisasi gajian setiap tanggal 21, dikirim langsung ke
rekening bank, sudah dikonversi ke rupiah. Namun memiliki payout minimal 100
USD atau Rp 1,3 juta.”
Nah, bagaimana untuk menarik banyak pelanggan? Inimasabi
memberikan sejumlah tips mulai dari membuat judul, hingga video yang baik. Pertama, memperhatikan kesesuaian judul
dan video. Judul harus dibuat secara tepat, tidak terjadi misleading (menyesatkan), tidak terlalu panjang, begitu juga tidak
terlalu pendek. Judul juga harus menarik.
“Tidak masalah judul itu clickbait
asalkan tetap sesuai dengan video.”
Kedua, memperhatikan
thumbail. Secara sederhana hal ini
bisa diartikan sebagai versi gambar atau video berukuran kecil yang digunakan
untuk membantu mengenali dan mengaturnya. Thumbnail
harus menjaga kesesuaian dengan isi video, bebas diedit tetapi harus tetap
sesuai. Tidak hanya itu, ia harus menggunakan gambar terbaik dan menambahkan
kalimat tambahan yang menarik.
Ketiga, deskripsi.
Inimasabi mengingatkan agar bagian ini jangan sampai dilupakan. Kita perlu
memberikan uraian singkat tentang video, memberikan penjelasan tentang isi
video, serta tak lupa memberikan deskripsi terkait channel kita. Hal lain yang tak kalah penting adalah selalu
menyisipkan ajakan untuk subscribe atau
follow.
Keempat, terkait
video, kualitas video harus diperhatikan. Minimal suaranya jelas, tidak goyang
dan orientasi landscape 16.9. Bisa menggunakan gimbal atau stabilizer atau
tripod untuk memastikan gambar diambil dengan baik.
Bagaimana bila tidak sedang menggunakan atau memiliki
alat-alat bantu itu? Posisi smarthone dibuat setinggi bahu, lutut sedikit
ditekuk, dan berjalan perlahan-lahan ala “Ninja walk.”
Berapa durasi video yang dianjurkan? Jawabannya tergantung
orientasi masing-masing pembuat. Bila untuk portofolia durasinya bebas, namun
sebaiknya rata-rata lima menit dan tidak sampai lebih dari 30 menit.
“Bila mau mendapatkan lebih banyak iklan, durasi sebaiknya
lebih dari 10 menit.”
Kelima, banyak
tema yang diangkat. Saat ini tema-tema seputar harta, takhta, wanita,
kontroversi, aneh, dan pionir cukup mendapat perhatian. Namun ada tema lain
yang potensial yakni hal-hal yang bersifat inspiratif, namun dibuat secara
konsisten.
Akhirnya, tidak peduli seberapa sempurna video yang
dihasilkan. Bagi para pemula, Inimasabi berpesan untuk berani memulai dan
berbagi video di YouTube sepanjang video tersebut bisa dipahami.
“Tidak masalah video itu belum sempurna, asalkan pesannya
jelas.”
Sudah dapat ilmunya nih ka, tinggal ngejalaninnya hehe.. semoga tahun 2019 aku bisa memaksimalkan channel youtube aku juga ka.. punya tapi ya gitu deh kurang dimaksimalkan hehe mending punya waktu hihi.. yang penting niat dulu ya ka
ReplyDeleteKa Elly udah punya modal dan kemampuan untuk tampil depan kamera tinggal dimaksimalkan aja semoga sukses ya di tahun baru
DeleteWah acara keren nih dapat ilmu banyak pula yak..senangnya..semoga bs diaplikasikan nih ilmunya..
ReplyDeleteAcaranya emang keren mba dan semoga harapan untuk diwujudnyatakan tercapai ya
DeleteWah, seru banget nih acaranya. Nambah ilmu baru yang berfaedah, plus bisa ngumpul sama teman. Maulah belajar branding dengan Youtube. :)
ReplyDeleteYuk mba belajar YouTube salah satu platform yang sebenarnya sangat potensial sih
DeleteAku belum maksimal nih main YT secara membangung branding bisa dari sini ya. Nice sharing bang.
ReplyDeleteSemoga bisa diseriusin ya mba..modal udah ada tinggal dioptimalkan saja..salam
DeletePengalaman adalah guru terbaik dan jadi bahan pembelajaran buat yang lain. Pengalaman buruk untungnya bukan sandungan melainoan lecutan untuk lebih baik. Keren
ReplyDeletebenar sekali pengalaman itu guru paling baik sih
DeleteWaah terima kasih tipsnya ya, saya pun baru mulai bikin channel youtube jadi masih butuh banyak input
ReplyDeletesemoga informasi dari Inimasabi bermanfaat ya mba
DeleteSaya sedang belajar tentang video, punya channel youtube tapi belum diisi juga, sayang channelnya jadi sepi.
ReplyDeleteBelajar dikit-dikit dapat materi bagus, terimakasih
Semoga terus dikembangkan ya mas sayang kalau gak dioptimalkan..
DeleteChannel Youtube saya isinya belum bagus huhuhu, sekarang baca ini alhamdulillah ada pencerahan nih
ReplyDeleteEmang gak mudah ya buat nyediain konten yang bagus di YoTube...menurut aku sih sama kayak menulis ya makin dilatih bakal makin baik..
DeleteSaya juga punya akun youtube tapi saya jarang bikin video yg ada saya, soalnya saya gak pede tampil di youtube..
ReplyDeleteEmang butuh waktu untuk bisa nyaman on cam mba semoga bisa tercapai d 2019 ya
DeleteCharles, adakah info apps atau edit video di komputer YG direkomendasikan?
ReplyDeleteBanyak Buncha beberapa di antaranya seperti AVS Video Editor, Virtual Dub, Adobe Premiere, Movie Maker, Camtasia dan masih banyak lagi
DeletePengen mainan yutub, tapi blm ada alat perangnya, cm punya hape smartphone yang udah full memory nih. Nabung dulu beli tambahan alat perangnya....
ReplyDeleteSebenarnya modal hp udah bisa kok mas
DeleteYoutuber kita menjanjikan yah, bahkan bisa menjadi sumber penghasilan yang mengiurkan. Ini penting banget loh.
ReplyDeletebener sekali mba kalau mau diseriusin pasti bisa mendapatkan hasilnya..
DeleteKalau aplikasi di handphone yang ramah memori dan kualitas videonya bagus apa ya mas?
ReplyDeletekalau aku pakai yang paling sederhana seperti vlogit mba
DeleteWah jadi dapat semangat lagi buat bentuk personal branding. Harus giat aktifini yutub nih. semangaaat
ReplyDeletesemangat mba semoga makin aktif dalam mengoptimalkan sosial media yang satu ini ya..salam
Delete