Hendra Ahsan dan Praveen/Debby Keok, Indonesia Sisahkan 4 Wakil di Perempat Final

Hendra/Ahsan (badmintonindonesia.org)

Kekalahan ganda putra andalan, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan serta juara ganda campuran All England 2016, Praveen Jordan/Debby Susanto melengkapi rentetan hasil buruk Indonesia di babak dua Badminton Asia Championships 2016.

Dari 12 wakil, Merah Putih akhirnya hanya mengutus empat wakil ke babak delapan besar. Setiap sektor, kecuali tunggal putri, masing-masing mengutus satu wakil.

Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari menjadi satu-satunya wakil ganda putri. Walau demikian pasangan nomor dua dunia itu harus melewatkan pertarungan sengit menghadapi wakil Malaysia  Melawan Vivian Ka Mun Hoo/Wei Woon Khe. Bermain selama 78 menit, Greysia/Nitya baru bisa menutup kemenangan dengan skor 18-21, 22-20 dan 21-11.

Greysia/Nitya sempat kehilangan game pertama. Namun mereka berhasil bangkit di dua set berikutnya.

“Kami nggak bisa memungkiri, kondisi kebugaran cukup terkuras karena beberapa pertandingan beruntun untuk mengejar poin Olimpiade. Kami harus tetap fokus di lapangan. Mungkin untuk fisik, stamina dan pukulan masih bisa diakalin kalau capek. Tapi masalah fokus dan pikiran harus tetap dijaga,” ungkap Greysia dikutip dari badmintonindonesia.org.

Di perempat final, Greysia/Nitya akan ditantang wakil Korea Selatan Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan usai mereka menundukkan wakil Jepang Shizuka Matsuo/Mami Naito.

“Buat besok harus siap capek di lapangan. Apalagi dengan kondisi bola yang berat, kami harus jaga kondisi biar bisa kuat,” lanjut Nitya.

Dua ganda putri lainnya gagal mengikuti langkah Greysia/Nitya. Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi dibekuk wakil Tiongkok Tian Qing/Zhao Yunlei, 12-21 dan 15-21. Sementara Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari menyerah di tangan wakil Thailand Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai, 18-21 dan 16-21.

Di sektor ganda putra, Indonesia kini berharap pada Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon setelah dua ganda lainnya Hendra/Ahsan serta Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi.
Kevin/Marcus ke delapan besari usai menundukkan Ki Gi Jung/Kim Sa Rang asal Korea, 13-21, 21-19 dan 21-16.

Ini merupakan pertama kedua pasangan. Permainan yang rapi dan kuat dari pasangan Korea, sempat menyulitkan Kevin/Marcus.

“Kami pertama kali ketemu, jadi agak kaget juga, permainan mereka rapi banget. Mereka bagus no lobnya. Di game kedua baru nemu permainan, dan kami mulai maksa untuk melawan. Mereka juga kan jarang mati sendiri, jadi kami kuat-kuatan aja siapa yang tahan di lapangan,” ungkap Kevin.

Selanjutnya Takeshi Kamura/Keigo Sonoda asal Jepang akan menjadi lawan Kevin/Marcus di perempat final. Berdasarkan catatan pertemuan, Kevin/Marcus lebih diunggulan. Pada pertemuan sebelumnya dan satu-satunya  di Malaysia Masters 2016, mereka menang 21-7 dan 21-17.
Sementara Hendra/Ahsan kembali bertekuk lutut di hadapan wakil Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen. Sempat memberikan perlawanan ketat, pasangan nomor dua dunia itu akhirnya menyerah 21-15, 15-21 dan 13-21.

Kekalahan ini mengulangi pertemuan pecan lalu di Singapore Open 2016. Saat itu, Hendra/Ahsan keok di perempat final dengan skor 11-21 dan 11-21.

Ganda putra yang sedang mengejar peluang ke Olimpiade 2016, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi tak bisa berbuat banyak saat bertemu wakil Tiongkok lainnya Liu Xiaolong/Qiu Zhihan. Keduanya kalah, 17-21 dan 15-21.

“Game pertama kami banyak error di lapangan, terutama saya, banyak melakukan kesalahan sendiri. Di game kedua kami mencoba memperbaiki, tapi lawan sudah percaya diri duluan,” ungkap Angga.
Seperti tiga sektor lainnya, tunggal putra pun hanya mengirim tunggal terbaiknya Tommy Sugiarto. Putra mantan pebulutangkis nasional ini tanpa kesulitan meladeni perlawanan wakil Thailand Boonsak Ponsana. Tunggal nomor sembilan dunia itu menang dua game langsung 21-17 dan 21-9.
Tantangan berat menanti Tommy di perempat final. Andalan Indonesia ini akan menantang unggulan teratas asal Tiongkok, Chen Long.

Ini merupakan pertemuan ke-10 bagi keduanya. Sayangnya, rekor pertemuan tersebut sama sekali tak berpihak pada Tommy. Ia baru  menang sekali yakni pada tahun 2013, di Djarum Indonesia Open Super Series Premier. Saat itu Tommy menang 21-11 dan 21-18. Sementara pertemuan terakhir terjadi di Denmark Open 2015. Tommy kalah 12-21 dan 12-21.

Jonatan (badmintonindonesia.org)

Kemenangan Tommy gak bisa diikuti pemain muda Jonatan Christie. Pebulutangkis 18 tahun ini kalah untuk yang ke tiga kalinya dari Tzu Wei Wang asal Taiwan. Jo sempat menyamakan kedudukan dan memaksa rubber game, namun pada akhirnya menyerah 9-21, 21-15 dan 18-21.

Pada pertemuan sebelumnya di Kualifikasi Asia Piala Thomas 2016 di Hyderabad, India, Jo kalah dua game langsung 16-21 dan 18-21.

“Penampilan Jonatan lawan Tzu hari ini sudah cukup bagus. Cuma tadi ada salah sedikit aja di akhir. Dia mati di poin akhir. Pengaruhnya dari kepercayaan diri dia aja. Padahal mainnya sudah bagus. Walaupun kalah tapi ini mainnya sudah bagus. Sisanya dia hanya belum matang. Atau juga kalah pengalaman untuk memanfaatkan momen mencuri poin. Jonatan belum bisa mengatasi tekanan ini. Dia belum bisa melihat kondisi, untuk jangan kasih kebagusan lawan yang merugikan dia,” ungkap pelatih tunggal putra, Hendri Saputra.

Berikut hasil pertandingan wakil Indonesia di babak II (gambar @BadmintonINDO):
Jadwal wakil Indonesia di perempat final, Jumat (29/04) (gambar @BadmintonINDO):

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di Kompasiana, 28 April 2016.











Comments

Popular posts from this blog

Menjaga Rantai Juara Indonesia di Singapura Open SS 2016

Menulis Terus Sampai Jauh...

Millennial Marzukiana, Strategi “Proxy War” Ananda Sukarlan untuk Bang Maing